Review Call of Duty – Modern Warfare II (Multiplayer): Seru yang Serupa!
Seru yang Serupa

Terlepas dari apapun hal baru yang hendak ditawarkan Infinity Ward di mode multiplayer Call of Duty: Modern Warfare II sekalipun, sulit rasanya untuk tidak menyebutnya sebagai sebuah sensasi multiplayer Call of Duty yang familiar pada akhirnya. Tidak ada formula atau sebuah inovasi yang sebegitu signifikannya hingga ia akan terasa seperti sesuatu yang baru. Ini masih game multiplayer dengan sensasi serupa yang uniknya, siap untuk membuat Anda ketagihan kembali karena rasa seru yang tak sulit ia tawarkan.
Rasa seru ini tentu saja datang dari beragam sumber yang berbeda. Yang paling mendasar tentu pada sensasi guna setiap senjata yang Anda pilih dan modifikasi di setiap pertempuran yang ada, yang tentu saja kian optimal jika Anda mencicipinya menggunakan Adaptive Trigger dan Haptic Feedback milik DualSense di versi Playstation 5. Setiap senjata yang Anda pilih, dari Rifle, SMG, hingga shotgun akan menawarkan sensasi dan kepuasan yang unik bagi ketika ia ditembakkan ataupun mengenai sasaran. Dikombinasikan dengan ragam item lebih kuat sebagai reward dari Killstreak serta Perks yang bisa Anda sematkan ke karakter Anda, ini adalah pengalaman Call of Duty dalam kapasitas yang seharusnya.


Sumber kedua? Tentu saja beragam desain peta yang bisa Anda nikmati di beragam mode yang ada. Walaupun tak kesemuanya menjadi favorit kami, namun sebagian besar peta yang diusung Call of Duty: Modern Warfare II terasa keren dan seru tak hanya dari sisi estetika saja, tetapi juga layout. Peta selalu didesain dengan menyediakan begitu banyak ruang untuk bermanuver sehingga tak ada satupun player yang sepertinya punya banyak waktu untuk bertahan hanya di satu lokasi saja alias camping. Satu peta yang menarik dan jadi terfavorit kami adalah “Santa Sena Border Crossing”, dimana Anda bertempur di sebuah jalan panjang penuh mobil yang ditinggalkan. Terasa seperti sebuah scene ikonik dari Sicario, penuhnya tempat sembunyi di balik mobil-mobil ini menghasilkan kebutuhan strategi spesifik ketika mencicipinya. Peta seperti “Crown Raceway” atau “Breenbergh Hotel” juga selalu berujung seru.
Maka sisanya adalah menguasai sebaik mungkin Loadout senjata yang Anda gunakan. Seperti kebanyakan seri Call of Duty pula, sistem upgrade dan level senjata juga dibangun berbasis frekuensi penggunaannya. Semakin sering Anda menggunakan senjata-senjata ini, semakin tinggi level mereka, semakin banyak pula attachment yang bisa Anda sematkan untuk membuat mereka lebih mematikan. Kerennya lagi? Ketika Anda mencapai level setidaknya 20, Anda bahkan bisa melakukan “fine tuning” untuk mengatur sifat setiap attachment ini untuk kian berfokus pada status yang Anda inginkan. Level karakter juga akan menentukan varian senjata yang Anda buka nantinya.


Pada akhirnya, rasa adiksi mencicipi mode multiplayer ini di versi Playstation 5 juga mengakar pada fakta bahwa proses balancing cross-play antara gamer konsol dan PC terasa memuaskan seperti yang menjadi identitas dan alasan mengapa Call of Duty begitu populer di konsol. Dengan bantuan aim-assist yang terasa mumpuni, kami yang mencicipinya menggunakan DualSense masih bisa berkompetisi dengan cukup baik melawan gamer-gamer yang menikmatinya dengan Mouse + Keyboard. Hampir sebagian besar kematian Anda akan terjadi karena kelalaian untuk menembak lebih cepat atau berujung dihabisi dari arah lain. Jarang situasi Anda berujung tewas karena tembakan Anda dengan kontroler berujung tak akurat dan pada akhirnya, justru menimbulkan rasa frustrasi misalnya.
Namun tentu saja pengalaman ini tak sempurna. Infinity Ward masih butuh melakukan proses balancing untuk beberapa senjata yang didesain sedemikian rupa untuk mampu menghabisi Anda dengan satu peluru dari jarak yang cukup jauh dengan attachment yang tepat. Benar-benar pengalaman yang menyebalkan ketika bertemu dengan player yang menggunakan strategi seperti ini, apalagi ketika mencicipi peta besar di mode Invasion yang memberikan mereka ruang lebih besar untuk mencari tempat bersembunyi. Berlari dan tewas begitu saja karena Anda tidak tahu darimana arah datangnya satu peluru mematikan tersebut selalu berujung ingin membuat kami mengumpat.
Kesimpulan

Call of Duty: Modern Warfare II datang dengan sensasi multiplayer yang familiar namun tetap menawarkan keseruan yang sama hingga di titik, akan cukup untuk membuat Anda teradiksi. Sensasi guna setiap senjata yang memuaskan apalagi dipadukan dengan DualSense Playstation 5 jadi salah satu alasan utama, di luar rasa suka pada desain beberapa peta, dukungan aim-assist yang mumpuni untuk gamer konsol, serta progress penggunaan senjata yang selalu terasa bisa diandalkan. Ia tetap menawarkan sebuah pengalaman multiplayer yang menyenangkan terlepas dari minimnya inovasi yang disuntikkan.
Namun seperti kebanyakan game-game multiplayer yang ada, ia tidak sempurna. Ia masih terkadang menyisakan pengalaman penuh rasa frustrasi dan ingin mengumpat, apalagi ketika pertempuran yang seharusnya seru berujung diisi dengan senjata-senjata “meta” yang mampu menghabisi dengan Anda secara instan, baik di peta besar ataupun kecil. Jelas ia butuh balancing lebih jauh untuk senjata-senjata yang mustahil untuk bisa ditundukkan dalam jarak dekat ini, terlepas dari beberapa peluru awal muntahan rifle atau SMG Anda. Salah satu solusi yang kami pikirkan? Buat jarak efektifnya semakin pendek.
Namun terlepas dari kekurangan tersebut, dikombinasikan dengan mode campaign yang punya pendekatan baru dan unik, mode multiplayer Call of Duty: Modern Warfare II meninggalkan kontribusi positif yang membuat daya tariknya meninggi. Terlepas dari rasa familiar yang begitu kuat, ini tetap keseruan siap untuk membuat Anda kembali dan kembali.
Kelebihan

Kepuasan menggunakan ragam senjata yang berbeda
Aim-assist gamer dengan kontroler bisa melawan gamer M+K
Desain beberapa peta keren
Variasi mode untuk semua jenis gamer
Progress senjata yang terasa asyik
Third person terasa keren dan seru
Kekurangan

Meta senjata satu kali tembak yang menyebalkan dan jelas butuh balancing lebih jauh
Cocok untuk gamer: yang menikmati multiplayer COD selama ini, butuh game multiplayer yang bisa dimainkan di waktu luang tanpa beban
Tidak cocok untuk gamer: yang masih mendambakan perang skala besar Battlefield, tidak senang dengan sistem lari dan tembak