Review Star Ocean – The Divine Force: Bukan Melesat, Malah Meleset!

Reading time:
December 8, 2022

Boneka

Star Ocean The Divine Force jagatplay 42
Bukan Star Ocean modern namanya jika visualnya, terutama di sisi karakter, tak telihat seperti boneka.

Jika Anda mengikuti sepak terjang Star Ocean, terutama setelah seri keempat, maka Anda sepertinya tidak akan sulit untuk membedakannya dengan game JRPG lain, terutama dari sisi model karakter. Benar sekali, untuk seri The Divine Force ini, mereka kembali dengan cita rasa visual “boneka” yang sama terlepas dari ekstra detail yang dibagi. Semua karakter tampil super mulus dan pastinya, tak punya ekspresi wajah sama sekali saat berbicara. Mereka benar-benar seperti boneka yang hadir cantik, manis, dan datar di saat yang sama.

Namun setidaknya, terlepas dari minimnya ekspresi yang mereka tawarkan, masing-masing hadir dengan identitas unik berkat desain kostum yang keren. Anda akan mudah membedakan misalnya, karakter-karakter mana saja yang datang dari Aster IV yang lebih kuno dan mana yang berasal dari peradaban lebih futuristik setara dengan Raymond. Beberapa tampil elegan dan cantik dengannya, namun harus diakui pula bahwa tak sedikit pula yang terlihat terlalu “heboh” dan “sibuk” dengan pakaian mereka. Namun setidaknya ia mendukung konsep fantasi yang hendak diusung Star Ocean: The Divine Force.

Proses eksplorasi tetap jadi bagian penting dari Star Ocean: The Divine Force. Berita baiknya? Anda tidak akan hanya mengeksplorasi satu peradaban saja, tetapi juga peradaban yang lain. Berita buruknya? Hampir sebagian besar dunia yang dibangun kompleks dan lengkap itu adalah Aster IV, alias peradaban kuno dimana Anda jatuh pertama kalinya. Anda akan menemukan banyak kota yang dibangun besar, indah, dan cukup detail di dalamnya, lengkap dengan ragam padang dan hutan dengan pemandangan dramatis yang terletak di antaranya. Kota-kota ini memuat NPC yang bisa diajak bicara, toko equipment dan tentu saja tempat peristirahatan. Tapi sayangnya, tak banyak rumah atau bangunan yang bisa dimasuki terlepas dari besarnya dan luasnya kota tersebut.

Star Ocean The Divine Force jagatplay 77
Desain kota, khusus di Aster IV, terlihat besar dan megah. Walaupun untuk urusan konten, ia sedikit sepi dan terbatas.
Star Ocean The Divine Force jagatplay 67
Ia juga diisi dengan wilayah antar kota yang besar, yang di awal permainan akan membuat aksi backtrack Anda menyebalkan.

Hal yang sama juga terjadi di lokasi-lokasi yang mengisi antar kota, yang tentu saja harus Anda lewati beberapa kali mengingat aksi backtrack yang sering, terutama di awal permainan. Lokasi-lokasi ini juga didesain besar dan dramatis, namun sayangnya, juga tidak bisa dibilang padat dan kaya. Anda akan bertemu beberapa monster untuk ditundukkan dan resource untuk dikumpulkan, namun aksi lari akan lebih banyak dilakukan hanya untuk mencapai tujuan saja. Lantas bagaimana dengan peradaban lebih modern? Anda akan mengunjunginya sesuai titik cerita, namun sayangnya, ia tidak didesain selengkap Aster IV. Sebagian dari mereka hanya berisikan satu atau dua kota yang sayangnya, punya layout desain yang terlihat serupa satu sama lain. Pada akhirnya, untuk urusan lingkungan, Aster IV alias sang peradaban kuno adalah “si bintang” di seri ini.

Sementara untuk urusan audio, terlepas dari VA Inggris yang menjalankan tugasnya dengan cukup baik namun tak istimewa, setidaknya musik-musik yang dibawa Star Ocean: The Divine Force masih menyisakan pesona musik JRPG yang Anda sukai. Ada musik berkecepatan tinggi untuk memacu adrenalin yang diisi dengan strings di setiap sudut, namun ada pula musik lembut pada saat mengeksplorasi Nihlbeth yang juga diisi dengan choir anak-anak yang cukup mengejutkan. Setidaknya untuk urusan yang satu ini, telinga Anda akan termanjakan selama proses menyelesaikan Star Ocean:The Divine Force terlepas dari momen apapun yang tengah terjadi.

Star Ocean The Divine Force jagatplay 100
Dialog ala cut-scene yang tidak bisa dipercepat dan hanya memiliki opsi skip secara keseluruhan adalah pilihan yang buruk untuk seri ini, apalagi dengan kecepatan VA yang lambat.

Jika ada satu hal yang harus diakui dari sisi audio, yang walaupun bukan masalah utama namun ikut berkontribusi pada sisi desain yang membuat kami cukup berang, adalah fakta bahwa kecepatan berbicara setiap karakter bisa dibilang terlalu lambat. Ditambah dengan fakta bahwa 95% dialog diperlakukan sebagai cut-scene dimana Anda harus mendengar semua dialog yang ada atau melewatkannya secara total tanpa ada opsi mempercepat atau melewati per kalimat saja, membuat banyak situasi ini berujung membosankan. Melihat dua atau lebih karakter berdiri diam saling berbicara, dengan dialog yang lambat, tanpa banyak aksi sinematik berhasil membuat kami yang tak sabar beberapa kali melewatkan keseluruhan dialog Star Ocean: The Divine Force ini. Kami merasa ini adalah salah satu desain yang harus dihindari oleh developer game RPG manapun, dimana dialog harus dinikmati secara keseluruhan atau dilewatkansecara total, tanpa ada opsi untuk sekedar mempercepat kalimat yang ada.

Ku Ingin Terbang…

Star Ocean The Divine Force jagatplay 50
Pondasi sistem bertarung dengan skill berbasis AP dipertahanakan di sini.

Dari sisi RPG, Star Ocean: The Divine Force tetap mempertahankan cita rasa berlebur aksi yang selama ini melekat dengan serinya. Dengan kebebasan untuk berganti karakter kapanpun Anda inginkan, baik saat eksplorasi ataupun bertarung, dengan beberapa karakter yang memang punya role spesifik seperti Mage atau Healer, aksi Anda akan bergantung pada resource bernama AP. Setiap skill yang Anda eksekusi, yang juga bisa Anda kombinasikan dalam sebuah sekuens sebebas yang Anda inginkan, akan membutuhkan sejumlah AP spesifik untuk dieksekusi. Begitu habis atau terkuras, Anda hanya perlu menunggu beberapa detik sebelum ia terisi kembali dan Anda akan kembali bisa memanfaatkannya.

Namun yang paling unik dan yang paling membuat sistem Star Ocean: The Divine Force berbeda tentu saja adalah kehadiran sosok D.U.M.A yang ternyata juga akan diimplementasikan dalam sistem eksplorasi dan bertarung di seri ini. Apa yang ia lakukan? Percaya atau tidak, ia bisa membuat karakter Anda terbang! Benar sekali, terbang! Tentu saja tidak sebebas yang Anda bayangkan, tetapi dalam limitasi tertentu. Anda hanya perlu menekan satu tombol untuk melayang, menentukan arah kemana Anda ingin terbang, melepas tombol tersebut, dan kemudian melihat karakter Anda mengudara. Di sisi eksplorasi, ini berarti kesempatan untuk mnecapai tempat-tempat tinggi kapanpun Anda inginkan, yang terkadang memuat resource yang penting untuk dikejar.

Star Ocean The Divine Force jagatplay 27
Kemampuan terbang adalah bagian terunik dari Star Ocean: The Divine Force.
Star Ocean The Divine Force jagatplay 52
Berhasil menggocek arah pandang musuh akan membuat mereka jatuh ke status Blindsided yang menguntungkan Anda.

Tentu saja, Anda akan bisa menggunakannya saat bertarung. Menggunakan resource terpisah bernama VA yang berada di bawah bar AP, Anda bisa menggunakan aksi terbang ini untuk melakukan dua hal – melakukan surprise attack di awal atau memicu efek bernama Blindsided. Surprise Attack tentu saja datang dengan konsep sederhana. Jika Anda berhasil menargetkan musuh yang tak sadar akan kehadiran Anda dengan aksi terbang Anda, Anda akan bisa mendapatkan buff tertentu. Musuh dalam area tersebut akan mengalami stun lock dalam periode tertentu, menerima damage lebih besar, dan tentu saja menjanjikan reward dan EXP lebih besar. Ini membuat sedikit kewaspadaan untuk memerhatikan musuh sekitar akan berbuah manis.

Efek kedua yang terpenting adalah Blindsided. Efek ini bisa Anda picu dengan memicu aksi terbang ke musuh yang sudah tahu keberadaan Anda dan melihat karakter Anda, yang kemudian bisa Anda gocek ke kiri dan kanan sebelum menyentuh mereka, sehingga mereka “kelabakan”. Musuh yang berada dalam status Blindsided akan menerima damage hingga 2x lipat, yang membuat pertarungan berjalan lebih cepat dan minim resiko. Anda tentu saja akan mengejar buff ini sesering mungkin, apalagi melawan boss yang seringkali datang dengan HP yang tebal. Kehadiran sistem terbang dan “Blindsided” ini adalah salah satu bagian terkeren sistem pertarungan Star Ocean: The Divine Force sekaligus menjadi bagian yang paling tidak konsisten juga.

Apa pasal? Karena ketika kita bicara soal “mengetahui keberadaan Anda”, ia akan didasarkan pada arah sudut pandang karakter musuh. Jika Anda berusaha “menggocek” musuh yang ternyata tidak tengah memandang Anda? Blindsided tidak akan terjadi. Jika Anda berusaha “menggocek” musuh seperti ulat bawah tanah yang ternyata tidak memiliki mata? Mustahil Blindsided akan terpicu. Ketika timing Anda “menggocek” juga terlewatkan sepersekian detik sebelum karakter musuh melihat ke arah lain? Terbang Anda juga akan berujung cuma-cuma. Satu hal yang bisa Anda lakukan hanyalah sesering mungkin melakukan aksi terbang dan gocek ini sembari berharap bahwa efek Blindsided yang Anda butuhkan akan terjadi. Berita baiknya? Setidaknya Anda selalu bisa mengandalkan efek yang akan terasa jauh lebih konsisten ini jika Anda melawan musuh-musuh humanoid nantinya.

Star Ocean The Divine Force jagatplay 39
Musuh tanpa mata seperti ulat raksasa ini tak akan bisa Anda eksploitasi dengan Blindsided. Ia menuntut strategi berbeda.
Star Ocean The Divine Force jagatplay 109
Musuh humanoid biasanya lebih mudah terpicu status ini.

Maka sebagian besar aksi pertarungan Anda akan dihiasi dengan aksi terbang kesana-kemari sembari berusaha memicu efek Blindsided ini. Namun perlu diingat, bukan berarti musuh yang Anda temui akan diam saja. Selain efek yang tidak selalu konsisten karena arah pandang mereka, musuh-musuh lebih spesifik seperti yang berada dalam status terbang misalnya, akan bergerak super cepat hingga status ini semakin sulit untuk dikejar. Berita baiknya? Setidaknya Anda juga akan diperkuat dengan sebuah serangan spesial dengan sistem bar yang menjanjikan damage besar di situasi seperti ini, yang kembali bergantung pada karakter mana ia dipicu.

Maka sisa waktu Anda, seperti halnya kebanyakan game JRPG, akan dihabiskan dengan upaya untuk memperkuat karakter Anda. Selain menyimpan uang atas nama kebutuhan membeli lebih banyak persenjataan dan armor yang lebih kuat, Anda juga akan dibekali dengan Skill Points setiap kali Anda menikmati kenaikan level. Skill Points ini uniknya bisa didistribusikan ke dalam dua hal. Pertama tentu saja Skill Tree, yang akan memperkuat ragam atribut karakter, membuka skill aktif dan pasif untuk dipasangkan ke karakter, atau sekadar menutupi kelemahan mereka. Kedua? Skill Points yang sama juga Anda distribusikan untuk memperkuat skill aktif dan pasif yang sudah Anda buka sebelumnya. Ini akan membuat setiap skill ini lebih efektif dan mematikan, yang biasanya diwakili dengan persentase buff atau damage yang lebih besar.

Star Ocean The Divine Force jagatplay 101
Anda bisa menggunakan Skill Points untuk membuka lebih banyak skill aktif / pasif, meningkatkan atribut, atau memperkuat skill Anda.
Star Ocean The Divine Force jagatplay 55
Mengumpulkan kristal ungu di sepanjang perjalanan akan membantu Anda memperkuat efek yang bisa dihasilkan D.U.M.A.

Selain karakter, Anda juga akan menemukan resource kristal berwarna ungu di sepanjang proses eksplorasi yang terkadang tersimpan di wilayah-wilayah sulit untuk dijangkau. Bahwa bisa dibilang bahwa sebagian besar dari mereka ada di tempat tinggi, yang menuntut Anda untuk bermanuver dengan kekuatan terbang yang Anda miliki. Kristal warna ungu ini secara spesifik didesain sebagai resource untuk memperkuat ragam efek yang bisa dihasilkan oleh D.U.M.A saat bertarung. Di awal, ia hanya mempengaruhi durasi stun atau wilayah scanning untuk harta karun di sekitar.Seiring dengan progress, begitu efek D.U.M.A kian penting dan meluas saat bertarung, ia bisa digunakan untuk meningkatkan buff %Attack atau %Defense saat efeknya hidup. Untuk urusan terakhir ini, ia bahkan cukup untuk menentukan apakah Anda akan hidup atau tidak melawan para boss di end-game.

Star Ocean The Divine Force jagatplay 127
Walaupun bisa berganti karakter secara instan kapanpun Anda inginkan, karakter yang dikendalikan oleh AI seringkali tak berfungsi optimal.

Karena harus diakui, Star Ocean: The Divine Force memuat beberapa difficulty spike yang mengejutkan, apalagi jika Anda hanya ingin mengejar cerita utama saja dan melewatkan ragam konten sampingan, termasuk cerita-cerita personal antar karakter yang bisa Anda cari dan picu. Ada beberapa situasi dimana kami merasa tidak cukup kuat untuk menundukkan boss spesifik yang dengan mudah menundukkan Anda dengan cepat. Fakta bahwa AI karakter yang tak tengah Anda kendalikan, terutama si Healer, yang tak bisa diandalkan juga jadi masalah besar. Mengapa? Mengingat Anda tak bisa mengatur perilaku-nya, karakter healer  – Nina Deforges ini tetap lebih sering mengeluarkan skill-skill buff alih-alih healing terlepas dari fakta bahwa anggota tim Anda butuh healing secara konsisten dan mudah kritis. Solusinya hanya satu, Anda harus mengendalikan Nina secara manual di pertarungan seperti ini. Berita buruknya? Ini berarti menyerahkan kendali  karakter penghasil damage utama kepada AI, yang kembali, tak bisa diandalkan untuk menyelesaikan pertarungan secepat mungkin.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…