Review Dead Island 2: Akhirnya Datang Juga!
Jalan-Jalan

Menggunakan wilayah California sebagai setting utama, terutama Los Angeles sebagai lokasi utama, Anda untungnya tidak hanya akan “terkunci” pada satu wilayah saja di Dead Island 2. Bersama dengan cerita yang bergerak, Anda akan diperkenankan untuk mengunjungi beragam wilayah lain yang tentu saja punya vibe berbeda, dari sekadar perumahan mewah hingga pantai dengan sinar matahari terbenam di akhir. Setiap wilayah akan datang dengan ukuran cukup besar untuk dijelajahi dimana batas-batasnya akan memicu opsi bagi Anda untuk berpindah wilayah lewat aksi teleport alih-alih leluasa berjalan ala game open-world. Anda juga akan dibekali dengan opsi fast-travel di progress permainan spesifik yang sayangnya hanya bisa diakses dari lokasi tertentu alih-alih memiliki kebebasan untuk sekadar mengakses peta dan melakukanya dari wilayah manapun yang Anda inginkan.
Proses eksplorasi atas nama mendapatkan resource material ataupun loot senjata yang lebih kuat memang akan memainkan peran yang penting di Dead Island 2. Sayangnya, Anda juga akan menemukan bahwa proses eksplorasi ini juga akan dibanjiri dengan begitu banyak lokasi-lokasi yang terkunci di peta manapun. Ada pintu yang memang bisa dibuka dengan sedikit trik layaknya puzzle, namun sebagian besar pintu dan beragam brankas ini membutuhkan Anda untuk mencari kunci yang cocok dengannya. Ada kunci yang terikat pada zombie-zombie dengan nama yang biasa Anda temui secara tak sengaja, ada pula yang terikat pada cerita utama ataupun sampingan, dan ada pula yang butuh proses investigasi dimana Anda harus mencari clue-clue yang lain dulu. Ada begitu banyak pintu terkunci di game ini hingga di titik, kami tidak akan heran jika Anda merasa frustrasi di beberapa titik. Untungnya? Setidaknya game ini memungkinkan Anda untuk sekadar memecahkan jendela dan menerobos masuk jika memang sang ruangan terkunci, memungkinkan hal tersebut terjadi.


Rasa frustrasi juga muncul karena peta yang disediakan dan sistem navigasi yang ditawarkan Dead Island 2 bisa dibilang terhitung kuno dan absurd. Salah satu blunder paling fatal, setidaknya di build yang kami racik? Ia tidak akan memperhitungkan sudut pandang mata Anda sebagai pondasi untuk menentukan arah, sehingga tak jarang pada saat Anda membaca peta dan berusaha bergerak, Anda justru berakhir berujung ke lokasi sebaliknya. Indikator di dalam peta misalnya seperti brankas, juga tidak diisi dengan informasi seperti kunci apa yang ia butuhkan. Jadi tidak jarang ketika saat proses eksplorasi Anda menemukan kunci, Anda sudah lupa untuk brankas yang mana kunci tersebut dibutuhkan.
Nanun untungnya, ia hadir dengan indikator dan kualitas misi sampingan yang terhitung oke. Hampir sebagian besar misi sampingan yang Anda jalani akan datang dengan sisi cerita yang juga melibatkan karakter spesifik yang mungkin saja akan bergabung dengan Anda di hub aman terdekat. Walaupun tidak kesemuanya menyenangkan, terutama misi sampingan milik Amanda yang menuntut Anda melakukan aksi tertentu, ia biasanya berakhir dengan aksi basmi zombie beragam ukuran dan kuantitas yang memuaskan. Beberapa misi bahkan akan hadir berkesinambungan, dimana ia akan melibatkan dan menceritakan lebih jauh soal nasib karakter sampingan spesifik. Untuk urusan yang satu ini, selain reward yang juga sepadan seperti senjata spesial untuk digunakan, misi-misi sampingan ini pantas untuk diacungi jempol.

Salah satu kelebihan dari aksi jalan-jalan yang Anda bisa tempuh di Dead Island 2 juga didukung dengan perbedaan varian tiap wilayah yang membuatnya terasa unik. Bahkan tidak jarang Anda menemukan zombie spesifik yang bisa Anda habisi di satu wilayah tidak akan Anda temui di wilayah lain, yang kian memperkuat sisi imersif yang kami bicarakan sebelumnya.
Kesimpulan

Setelah penantian yang begitu lama, yang harus diakui diikuti dengan pemumpukan rasa pesimisme bahwa ia akan berujung jadi sebuah game yang berkualitas, Dead Island 2 ternyata berhasil membuktikan dirinya. Dambuster Studios dan Deep Silver harus diakui berhasil meracik sebuah game zombie yang tidak hanya seru dan menyenangkan saja, tetapi juga sedap dipandang mata karena implementasi sisi visual yang memang pantas disandingkan dengan game-game generasi terbaru bahkan, lebih baik di beberapa titik. Beragam senjata untuk digunakan, buff untuk dikombinasikan, dan ragam zombie spesial untuk ditundukkan, apa yang ia tawarkan memang bukan sesuatu yang mendalam atau emosional. Namun yang pasti, ia menawarkan kepuasan untuk memastikan beragam mayat hidup ini tidak akan lagi mampu bangun apalagi berdiri untuk mengejar Anda.
Walaupun demikian, harus diakui bahwa Dead Island 2 memang bukanlah game sempurna, yang harus diakui datang dari hal remeh-temeh yang sebenarnya bisa diperbaiki dengan beragam update di masa depan. Sisi navigasi yang membingungkan dan peta yang tidak banyak membantu bisa jadi dua komplain yang juga mungkin akan Anda keluhkan jika berujung memainkan build yang serupa di mata kami. Namun jika berbicara soal fitur yang kami dambakan, kami masih lebih berharap sistem fast travel yang ia usung bisa dilakukan dari lokasi manapun alih-alih harus dari tempat spesifik yang seringkali membuat Anda harus jalan bolak-balik hanya untuk menyelesaikan misi sampingan yang ada dan kembali.
Anda yang mengharapkan sebuah game zombie “sederhana” yang menawarkan kesempatan untuk bersenang-senang menghabisi para mayat hidup akan mendapatkannya di Dead Island 2, karena sesungguhnya memang ekspektasi tersebut yang perlu Anda bangun. Anda tentu saja tidak akan bisa mengharapkan sebuah cerita emosional super menyentuh yang akan membuat Anda trauma dan menangis terlepas dari fakta ia juga bercerita soal protagonis dengan kekebalan yang jadi tumpuan dunia. Tidurkan kembali semua mayat-mayat ini!
Kelebihan

Presentasi visual memanjakan mata
Cukup banyak karakter dengan spesialisasi berbeda untuk dipilih
Penulisan karakter cukup mengejutkan karena tidak mengikuti trope yang diprediksi
Ada banyak varian zombie untuk ditundukkan
Ragam senjata dan sistem kartu memugkinkan ragam gaya bermain berbeda
Misi sampingan dibangun niat
Ada cukup banyak wilayah bermain untuk menghindari kebosanan
Zombie datang dengan begitu banyak model untuk mendukung atmosfer
Efek kehadiran pada zombie terlihat keren dan memuaskan
Opsi untuk membuat senjata / loot favorit Anda terus relevan
Kekurangan

OST tidak bisa dibilang menggugah atau spesial
Sistem navigasi membingungkan
Peta tidak informatif
Sistem fast-travel terasa terbatas
Cocok untuk gamer: yang ingin game zombie untuk bersenang-senang, hanya ingin menghancurkan dan menghancurkan
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan cerita post-apocalyptic berat nan emosional, yang tidak senang dengan game FPS yang berfokus pada serangan melee