Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?
Ini Cerita Anda!
Salah satu bagian terbaik dari game RPG racikan Larian Studios selama ini, termasuk Baldur’s Gate 3, adalah caranya menerjemahkan konsep “role-playing” yang memang begitu fleksibel dan kuat di sebuah game DnD ke dalam sebuah sebuah video game virtual yang tentu saja lebih punya struktur, mau tidak mau harus tertutup, dan punya skenario imajinatif yang terbatas. Terlepas dari beragam “kekakuan” yang mau tidak mau harus terjadi, Baldur’s Gate 3 tetap datang dengan satu pesona yang tak tergantikan: memastikan bahwa ini adalah cerita Anda.
Hampir keseluruhan elemen dibangun untuk mendukung aksi permainan peran ini, dimana Anda berhak dan berkesempatan membangun tidak hanya karakter Anda sendiri, tetapi juga cerita seperti apa yang Anda jalani. Anda bahkan sudah disuguhkan dengan kesempatan tersebut sejak menit pertama Anda mencicipinya, saat Anda berada di menu Character Creation. Anda akan diberi kesempatan untuk memilih sendiri ras karakter Anda, kelas karakter Anda, latar belakang kisah, hingga beberapa atribut dan keahlian yang mereka miliki. Kesemua hal ini bukanlah sekadar sisi kosmetik saja, karena perlahan atau pasti, Anda akan menemukan bagaimana setiap darinya akan punya peran dan pengaruh tersendiri.
Salah satunya ada di sisi dialog. Bahwa bergantung pada kelas karakter atau ras karakter yang Anda pilih, biasanya Anda akan menemukan opsi dialog baru yang spesifik muncul karena pilihan-pilihan ini. Memilihnya bisa saja membuat Anda mendapatkan lebih banyak informasi terkait apa yang sebenarnya tengah terjadi atau bahkan hingga yang lebih signifikan – menyelesaikan apapun konflik yang Anda hadapi tanpa pertempuran darah atau langsung mendapatkan item atau senjata yang Anda butuhkan misalnya. Pilihan tersebut hanya ada dan tersedia karena pilihan karakter Anda, yang seperti bisa diprediksi, bisa saja tidak terjadi di user lain.
Setiap karakter yang Anda racik juga akan memiliki kelebihan dan kelemahan di karakteristik tertentu, yang sekali lagi juga akan berpengaruh pada petualangan Anda, dari sekadar aksi hingga opsi dialog yang seperti kami bicarakan sebelumnya. Karakteristik-karakteristik seperti Karisma, Persepsi, Kemampuan Berbohong, sampai Kemampuan Tampil (Performance) misalnya akan hadir dalam bentuk opsi dialog yang biasanya juga diikuti dengan aksi “Check” berbasis putaran dadu. Dialog-dialog ini akan menyajikan target jumlah dadu yang harus dilampaui, yang kemudian bersama dengan penambahan atribut yang sudah Anda sertakan ke karakter, akan sangat bergantung pada dadu acak yang Anda lempar. Jika lolos, maka pilihan tersebut akan dihitung “berhasil”. Jika gagal? Pilihan tersebut tetap ditempuh namun gagal, dengan biasanya memuat ekstra konsekuensi tertentu.
Lemparan-lemparan dadu ketika memicu dialog ini menghasilkan keunikan dan ketegangan tersendiri, apalagi jika dialog yang tengah Anda jalani memang berada di situasi yang benar-benar super genting. Ia bisa membuka begitu banyak cabang solusi yang tidak pernah Anda kira bisa Anda dapatkan. Tentu saja Anda juga akan memiliki skill, buff, hingga equipment yang akan membantu lemparan dadu Anda semakin efektif. Melihat apakah dadu Anda berujung “tembus” atau tidak akan selalu jadi momen yang menyenangkan, menegangkan, dan seringkali menyebalkan di saat yang sama. Ini juga membuat pengalaman bermain Anda selalu unik, bahkan ketika Anda melakukan playthrough kedua atau ketiga, atau sekadar membandingkannya dengan pengalaman bermain gamer yang lain.
Beragam karakteristik yang kami bangun untuk karakter Ranger Elf kami yang punya tendensi pencuri dan kriminal misalnya, ternyata punya “Kemampuan Tampil” alias Performance yang berada di bawah rata-rata. Ini berarti ia sama sekali tidak mampu menarik perhatian orang lain dengan kemampuan artistik-nya, bahkan dengan kemampuan memainkan alat musik di level sampah dengan suara nyanyian yang sumbang pula. Bayangkan ketika kami menemukan bahwa salah satu boss tersulit di ACT 2 dengan gimmick anti serangan fisiknya ternyata bisa Anda musnahkan dan tundukkan tanpa harus bertarung sama sekali. Karakter yang memiliki kemampuan “Performance” tinggi misalnya bisa menantang boss ini untuk duel minum, yang diikuti bersama dengan keberuntungan lemparan dadu, bisa berujung membuatnya kembung, meledak, dan tewas di saat itu juga. Kami yang tak punya karakteristik ini, yang sudah pasti kalah di lemparan dadu, harus berujung bertarung melawannya secara terbuka. Kami harus mengakui, ini berakhir jadi layar game over belasan kali sampai kami menemukan strategi terbaik untuk menundukkannya.
Mengingat ini adalah cerita Anda pula, Anda juga harus memahami bahwa konten yang ditawarkan Larian Studios memang sebegitu banyaknya, dari yang kecil hingga yang besar, hingga bisa jadi Anda tidak akan mendapatkan kesemuanya di playthrough pertama. Kami sempat ngobrol dengan teman lain yang juga tengah memainkan Baldur’s Gate 3 yang sama dan menemukan bahwa ia sudah bergerak masuk ke area ACT 2 dan melewatkan satu area petualangan penuh dari ACT 1 tanpa konsekuensi berarti. Kami juga menemukan ketika melihat playthrough streamer yang lain bagaimana ada karakter-karakter yang ternyata bisa Anda tiduri dan rekrut sebagai Allies yang bahkan setia menunggu di camp, yang berujung juga kami lewatkan. Lantas apa yang bisa dipetik dari Baldur’s Gate 3 ini? Sekali lagi, ini cerita Anda, nikmati petualangan, opsi yang Anda pilih, dan konsekuensi yang Anda petik.
Emang Boleh ya Se-RPG Ini?
Dengan semua hal yang ia tawarkan di atas, Anda mungkin merasa bahwa apa yang ditawarkan Larian Studios untuk Baldur’s Gate 3 terhitung sebagai standar game RPG barat yang tak terasa dan terdengar istimewa. Tentu saja, daya tarik utamanya tidak terletak hanya pada putaran dadu atau sekadar rangkaian pertarungan super menantang yang siap menguji strategi dan otak Anda. Masih melekat dengan sesi sebelumnya, daya tarik utama Baldur’s Gate 3 tetap terletak pada kesempatan Anda untuk menjalani cerita Anda sendiri. Untuk mencapai hal ini, salah satu yang berhasil ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3, sedekat mungkin dengan apa yang bisa dicapai oleh DnD yang seharusnya, adalah satu kata – Fleksibilitas.
Fleksibilitas yang ia tawarkan tentu saja berfokus pada satu hal – “Role Playing” alias bermain peran, yang notabene merupakan 2 huruf dari tiga huruf singkatan RPG. Banyak game RPG di luar sana yang menyederhanakan konsep role-playing alias permainan peran ini dengan opsi dialog berbasis A,B,C,D yang terkadang juga punya nilai moral yang jelas berbeda. Ia memang menawarkan cabang cerita dan konsekuensi dari pilihan tersebut, namun pada akhirnya, eksosistem cerita yang terbangun tetap “terbatas” dan terkunci pada spektrum narasi yang sudah dibangun oleh developer sebelumnya. Yang ditawarkan oleh Larian Studios adalah kesempatan untuk “Role Playing” alias “Bermain Peran” seharusnya, dimana Anda punya kebebasan untuk bertindak dan memilih. Yang menjadi tanggung jawab oleh Larian Studios adalah sebisa mungkin memikirkan hal tersebut terjadi, memastikan ia akan punya konsekuensi yang harus dipikul, dan kemudian membangun narasi yang bisa saja berbeda dari sana. Lantas, seberapa RPG-nya sebenarnya Baldur’s Gate 3?
Kami akan menjabarkan beberapa skenario dimana Anda mustahil bisa melakukannya di game RPG yang lain, hingga meme lokal “Emang Boleh ya Game RPG se-RPG Ini?” berlaku untuknya. Dari hal yang paling pertama dan sederhana, Anda tidak pernah punya kewajiban untuk merekrut siapapun di party Anda. Jika Anda merasa bahwa Anda cukup percaya diri untuk menjalani petualangan Anda sendiri, Anda bisa melakukannya. Anda bisa berpetualang sendiri, menolak untuk menjalin persahabatan dengan siapapun, dan berusaha menyelesaikan game ini sendiri. Cerita akan tetap bergerak dan tersedia untuk Anda seperti seharusnya, tanpa masalah. Ini menjadi sebuah cabang skenario yang sudah dipikirkan oleh Larian Studios sendiri.
Kedua? Karakter bisa berujung mati permanen, bahkan untuk karakter utama Anda sendiri. Kerennya? Alih-alih dipaksa “tamat” dan berhadapan dengan layar Game Over misalnya, Baldur’s Gate 3 akan menghitung situasi tersebut sebagai sebuah opsi atau pilihan dan kemudian menyediakan Anda beragam konsekuensi yang bisa muncul darinya. Cerita akan tetap bergerak ke arah yang seharusnya, walaupun besar kemungkinan Anda akan kehilangan potongan besar cerita atau informasi yang mengitari karakter yang tewas permanen tersebut, apalagi jika yang tewas adalah karakter utama original yang Anda racik, namun Baldur’s Gate 3 akan tetap “bergerak maju” seperti seharusnya. Ini adalah sebuah desain yang pantas dihitung gila.
Ketiga? Ini mungkin salah satu hal yang seringkali kami lupakan, bahwa dunia yang ditawarkan Baldur’s Gate 3, selain melibatkan begitu banyak ras dan monster, juga memuat begitu banyak binatang dan juga arwah-arwah gentayangan. Lantas, apa pengaruhnya? Bahwa mereka bukan sekadar kosmetik, melainkan “karakter” dimana masing-masing mereka memuat percakapan spesifik dan spesial dengan voice acting mereka sendiri. Masalahnya? Anda hanya bisa berbicara dengan mereka jika Anda mengaktifkan sihir spesifik seperti “Speak with Animal” dan “Speak with Dead” untuk memicunya. Bayangkan betapa terkejutnya kami ketika kami sampai di Baldur’s Gate, menyelesaikan misi soal hilangnya burung merpati pos di sana, menggunakan spell “Speak with Animal” dan menemukan bahwa karakter-karakter merpati yang tengah nongkrong di sana ternyata punya karakter yang kompleks. Mereka bersikap, bertingkah laku, dan berbicara seperti tengah berada di militer dengan pangkat mereka sendiri. Bayangkan betapa banyaknya binatang dan mayat-mayat yang kami lewatkan, yang bisa saja berujung memberikan misi sampingan hingga beragam informasi baru atau mungkin, solusi untuk sebuah quest spesifik.
Keempat? Anda tidak pernah “terkunci” pada faksi apapun, karena sejak awal permainan dengan sebuah skema kontrol yang sederhana, Anda bisa menyerang dan membunuh siapapun yang Anda inginkan. Di game RPG lain, ketika konflik antara para Druid dan para Goblin mengemuka di ACT 1 misalnya, Anda mungkin akan diminta untuk memilih satu di antara kedua faksi tersebut. Hal yang sama juga bisa Anda lakukan di Baldur’s Gate 3, dimana setiap pihak akan menawarkan misi yang harus Anda selesaikan. Namun jika Anda ingin berperan sebagai seorang yang “netral” dan kejam di saat yang sama, sekaligus tak berkeberatan dengan genosida, Anda selalu punya opsi untuk membunuh dan “membersihkan” para Goblin dan sekaligus, para Druid yang tadi. Semuanya bergantung pada cerita seperti apa yang ingin Anda racik untuk karakter Anda.
Bahkan beragam situasi dilematis seperti ini akan menjadi pondasi untuk kekuatan cerita Baldur’s Gate 3 yang secara konsisten akan menawarkan ke Anda beragam opsi yang bisa Anda pilih atau abaikan sepenuhnya. Bahkan ketika Anda sudah mencapai ACT terakhir yang notabene seharusnya mulai meruncing untuk mencari kesimpulan, opsi ini akan terus ada. Bahkan salah satu tokoh antagonis utama yang ada tidak ragu menawarkan kepada Anda sebuah opsi kerjasama untuk membasmi tokoh antagonis utama yang lain.
Kelima? Fleksibilitas ini juga akan diimplementasikan di beragam sistem “keamanan” di dalam Baldur’s Gate 3. Jika sebagian besar game RPG memperlakukan pintu yang tertutup sebagai penghalang progress permanen, Baldur’s Gate 3 memperlakukan sebagian besar dari mereka sebagai “tantangan” yang bisa Anda lewati. Jika Anda membawa karakter yang memiliki Dex tinggi seperti Ranger atau Thief, dengan menggunakan item tookit spesifik, Anda selalu bisa memicu opsi Lockpick berbasis lemparan dadu untuk membuka setiap dari mereka. Hal yang sama juga terjadi pada peti-peti harta karun yang ada, membuat Anda tidak perlu harus ambil pusing mencari kunci yang sesuai jika Anda membawa karakter seperti ini. Masih tidak cukup? Opsi untuk mendobrak dan menghancurkan pintu dengan menggunakan karakter berbasis Strength dan senjata dua tangan juga bisa Anda tempuh jika solusi Lockpick tidak lagi berhasil. Tentu saja ada pintu-pintu spesifik yang nyaris mustahil untuk dibobol, terutama yang dikunci dengan kekuatan magis atau sekadar pintu besi di sebuah bank misalnya.
Bahkan fleksibilitas ini juga akan melekat pada konflik yang notabene menjadi pondasi cerita utama di Baldur’s Gate 3 itu sendiri, dimana sang karakter utama dan karakter companion Anda berlomba-lomba mencari cara untuk membuang kecebong pengendali pikiran di dalam otak mereka. Seiring dengan cerita berjalan, Anda akan memahami bahwa opsi untuk menyimpan kecebong ini alih-alih membuang dan memusnahkan mereka adalah opsi. Kerennya lagi? Tak cuma di sisi cerita saja, pilihan Anda untuk “menyambut” makhluk ini bahkan akan membuka kekuatan dan kesempatan strategis yang tidak akan bisa Anda capai dengan hanya mengandalkan kemampuan biasa Anda saja. Di skenario playthrough kami? Kami bahkan kehilangan seorang karakter companion penting yang tiba-tiba meninggalkan kami begitu saja ketika kami memutuskan untuk menyelesaikan sebuah misi tanpa melibatkan dirinya sendiri. Betapa terkejutnya kami ketika menemukan bahwa “ngambeknya” si karakter tersebut berakhir permanen hingga akhir cerita, dimana ia tak lagi bisa ditemukan atau direkrut kembali.
Di atas adalah contoh kecil soal fleksibilitas yang ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3 untuk memastikan tujuan “role-playing” di kata RPG yang ia usung sebagai genre memang terfasilitasi dengan baik. Walaupun demikian, menariknya, Larian Studios tetap bisa meracik sebuah jalinan cerita kohesif dengan kesimpulan yang tetap menawarkan opsi dan berujung memuaskan di saat yang sama. Ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa.
More Articles
