Bagi gamer-gamer negara dunia ketiga sepert indonesia saat ini, standar harga game yang dipatok untuk generasi saat ini memang mulai memberatkan. Dengan standar harga USD 70 yang kemudian diterjemahkan menjadi game di atas 1 juta Rupiah, banyak gamer yang kini mulai harus memilah dan memilih dengan secermat mungkin kira-kira game apa yang pantas untuk membuat isi dompet mereka mengucur keluar. Namun siapa yang menyangka bahwa di situasi seperti ini, Capcom justru masih merasa bahwa harga game-game sekarang masih terlalu murah untuk standar mereka.

Hal tersebut diungkapkan oleh sang COO langsung – Haruhiro Tsujimoto dalam wawancaranya di ajang TGS 2023 kemarin, yang dilaporkan oleh Nikkei sebelum dilansir oleh VGC. Tsujimoto secara terbuka menyebut bahwa harga game-game saat ini masih terhitung terlalu murah. Alasannya? Biaya pengembangan game saat ini ia sebut sudah berada di harga 100x lipat dibandingkan dengan era Famicom (NES), tidak sebanding dengan kenaikan harga game.

Tidak hanya itu saja, Tsujimoto juga menyebut bahwa industri game butuh untuk terus merekrut orang-orang bertalenta. Salah satu cara paling efektif? Tentu saja menawarkan gaji tinggi dan bersaing. Oleh karena itu, menaikkan harga game akan menjamin bisnis terus bisa maju dan sehat di saat yang sama.

Namun Tsujimoto sendiri tidak mengkonfirmasikan atau mengumumkan kenaikan harga untuk game Capcom yang saat ini masih dijual di harga USD 60. Apakah pernyataan ini merupakan ancang-ancang untuk ikut terjun ke standar harga USD 70? Kita tunggu saja.

Source: VGC