Bungie Lakukan PHK, Marathon Ditunda ke 2025

Ketika Bungie berujung berada di bawah bendera Sony tahun lalu dengan dana sekitar USD 3,6 miliar, banyak yang melihatnya sebagai sebuah bukti komitmen Sony untuk melahirkan lebih banyak game bertipe live-service ke pasaran, sektor yang memang bukan jadi kekuatan utama mereka saat ini. Bungie sendiri terus mendorong Destiny 2 ke garda depan dengan expansion berbayar yang dijadikan sebagai pondasi monetisasi, yang harus diakui juga berujung memicu kritik tertentu. Tidak main-main, Bungie bahkan sudah mengumumkan proyek mereka selanjutnya yang bertajuk Marathon untuk jendela rilis yang masih dirahasiakan. Namun sayangnya, alih-alih berita baik, ia justru diterpa berita buruk.
Bungie berujung menjadi salah satu studio first-party Sony yang harus melalui proses pemangkasan jumlah tenaga kerja setelah Media Molecule dan Visual Arts tempo hari. Tidak ada penjelasan berapa banyak tenaga kerja terdampak, namun sang CEO – Parsons menyebut hari ini sebagai hari yang menyedihkan sembari mengucapkan selamat tinggal ke rekan kerja yang ia anggap sudah berkontribusi besar. Berdasarkan laporan Bloomberg, Bungie juga akan menunda rilis untuk dua proyek mereka – expansion Destiny 2 bertajuk “The FInal Shape” ke 2024 dan game teranyar mereka – Marathon ke 2025.
Today is a sad day at Bungie as we say goodbye to colleagues who have all made a significant impact on our studio. What these exceptional individuals have contributed to our games and Bungie culture has been enormous and will continue to be a part of Bungie long into the future.
— pete parsons (@pparsons) October 30, 2023
Tidak jelas apakah Bungie akan menjadi studio first-party terakhir Sony yang harus menelan pil pahit ini ataukah ini akan jadi awal untuk lebih banyak PHK di masa depan. Bagaimana menurut Anda situasi yang satu ini?