Review Alan Wake 2: Game Supernatural Super!
Supernatural Super

Sudah menjadi pondasi kekuatan mereka sebagai developer, Alan Wake 2 juga sangat mengandalkan cerita sebagai salah satu daya tarik utama. Bahwa rasa cinta Anda kepada game ini mungkin akan sangat bergantung pada aspek ini di luar sistem survival horror yang ia usung. Terlepas dari satu hal, ada satu hal yang selalu pantas diapresiasi – totalitas gaya bercerita yang ia usung.
Bahwa tidak hanya mengandalkan engine video game saja, Alan Wake 2 juga menyuntikkan cukup banyak porsi film live-action sebagai cut-scene di dalamnya. Dengan totalitas akting tinggi yang bahkan melibatkan sosok Sam Lake dengan peran mirip Max Payne di dalamnya, gaya penceritaan seperti ini cukup efektif untuk setidaknya dua fungsi: menyampaikan cerita yang lebih jelas dan tentu saja, mempertebal keanehan dunia dan misteri yang menyelubungi dunia Alan Wake 2 itu sendiri. Sebegitu gila dan supernya sisi live-action ini, Anda akan menemukan satu sesi khusus dimana kisah Alan Wake 2 ini diceritakan dalam bentuk musikal dan tari-tarian yang tentu saja memamerkan komitmen para cast yang ada di dalamnya.


Kualitas super kisah supernatural yang ia usung juga datang dari cepat dan lugasnya misteri ini langsung disampaikan kepada Anda, tanpa basa-basi, terutama dari kacamata Saga. Anda langsung disuguhi dengan NPC yang percaya bahwa anak Anda sudah tewas dan yang terjadi pada ingatan Anda hanyalah penyangkalan soal situasi tersebut, yang tentu saja memancing rasa penasaran dari sisi psikologis soal mana yang tepat.
Anda langsung dihadapkan pada aksi mayat yang tiba-tiba hidup, membunuh banyak orang dan berhasil menghilangkan salah satu anggota tim Anda ke alam gaib, yang kemudian disetujui oleh semua saksi mata tidak lagi bisa dirasionalisasi dengan logika. Anda juga akan terus menerka soal siapa Saga dan bagaimana di dalam Mind Place yang ia tempati, ia bisa mudah menebak motif para pelaku dengan hanya “memikirkannya” saja. Bak mata kail pancing, ia berhasil menangkap perhatian dan rasa penasaran kami sejak awal.
Namun sayangnya, ada beberapa hal yang juga menurut kami berujung mengecewakan. Anda yang sering membaca review kami tentu tahu betapa bencinya kami dengan jump scare yang kami lebih sering asosiasikan dengan rasa terkejut alih-alih takut. Di Alan Wake 2, Anda akan bertemu dengan seliangan cut-scene bersuara keras yang seringkali terjadi di beberapa titik untuk mewakili kehadiran Dark Presence di sana. Beberapa kali ini dilakukan? Oke, kami bisa menerimanya karena gambar yang dihadirkan juga cukup efektif. Namun terus dilakukan hingga akhir permainan? Reaksi “apaan sih..” pun tak sengaja keluar darimulut kami untuk menghardiknya. Kami juga merasa bahwa pergerakan ke arah konklusi ceritanya agak terasa bertele-tele di akhir.

Kami juga mengapresiasi keputusan Remedy untuk tidak lagi malu-malu menghubungkan kisah Alan Wake dengan semesta CONTROL untuk membangun sebuah potensi cerita yang lebih besar di masa depan. Terasa lebih rasional ketika melihat badan terkait dari CONTROL berujung memahami dan akhirnya mengawasi apa yang terjadi dengan sosok Alan Wake dan berusaha untuk membantu mencegah keluarnya entitas apapun dari Dark Place alih-alih hanya duduk diam dan tidak ambil banyak peduli dengannya.
Kesimpulan

Remedy kembali memperlihatkan tajinya sebagai developer yang memang handal meracik cerita sci-fi horror yang solid sekaligus survival horror yang memesona via Alan Wake 2. Ia langsung menarik Anda sejak awal dengan begitu banyak misteri, yang tentu saja efektif mengundang rasa penasaran untuk terus kembali mendorong cerita yang ada atas nama mencari jawaban. Sistem dua protagonis yang ia usung juga didesain untuk tidak hanya sekadar berbeda “kulit”, tetapi juga cerita, tantangan, hingga puzzle untuk membuat masing-masing mereka terasa unik sebagai karakter, yang notabene saling bekerjasama untuk memecahkan sebuah kisah supernatural yang tak lagi bisa dijelaskan dengan logika ini. Semua hal tersebut kemudian dipadukan dengan sisi presentasi yang keren, terutama di sisi visual versi PC untuk Anda yang kebetulan punya mesin cukup bertenaga.
Namun sayangnya, Alan Wake 2 sendiri tidak datang sempurna. Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, ada rasa mulai lelah ketika aksi eksplorasi Anda untuk mencari printilan resource atau upgrade ternyata tidak didukung dengan sistem fast-travel sama sekali. Dikombinasikan dengan aksi lari yang lambat, proses eksplorasi ini memakan lebih banyak waktu di perjalanan alih-alih menyelesainkan puzzle yang harusnya jadi tantangan utama. Cerita yang terasa bertele-tele mendekati konklusi dan jump scare murahan yang terlalu sering juga jadi catatan tambahan. Ekstra kelemahan lain? Ada beberapa puzzle sampingan atas nama resource yang hadir sebagai soal matematika. Murni matematika. Atas nama apa??!
Namun di luar kelemahan tersebut, Alan Wake 2 hadir sebagai game survival horror dengan tema supernatural yang super. Kemampuannya untuk menawarkan kecemasan dan ketakutan via atmosfer yang menegangkan serta kisah penuh misteri yang siap menarik Anda dari menit pertama akan jadi daya tarik yang sulit untuk ditolak. Sebuah game yang pantas untuk Anda jajal dengan ragam alasan, tanpa harus sekadar ingin mencari adrenalin dari rasa takut dan tegang.
Kelebihan

Kualitas sisi presentasi, terutama untuk versi PC mentok kanan
Misteri yang siap untuk menarik Anda sejak menit pertama
Totalitas akting di cut-scene live action yang ikut menambah “keanehan” dunianya
Sensasi survival horror yang solid
Sistem dua protagonis hadir dengan identitas kuat untuk masing-masing
Atmosfer yang mencekam
Kekurangan

Konklusi cerita terasa agak diseret lambat di akhir
Tanpa sistem fast travel
Jump scare murahan dipertahankan dari awal hingga akhir cerita
Puzzle murni soal matematika
Cocok untuk gamer: yang menyukai game survival horror solid, mencintai seri pertama Alan Wake
Tidak cocok untuk gamer: yang benci dengan plot kompleks, tidak suka dengan game horror