Review The Last of Us Part II Remastered: Ekstra Ini dan Itu!
“Episode” yang Hilang
Proses pengembangan video game di belakang layar, bukanlah sebuah proses serapi dan sesederhana yang seringkaii dibayangkan gamer. Tidak sedikit konten-konten yang sebenarnya sudah nyaris rampung diracik oleh tim berujung dipotong dari versi final si game karena beragam alasan yang ada, yang kemudian tidak akan pernah punya ruang untuk muncul ke permukaan lagi. Diracik sebagai salah satu ekstra konten paling menarik di The Last of Us Part II Remastered ini, beberapa dari level ini bisa Anda jajal dan nikmati sendiri via mode “Lost Level” yang tersedia di rilis ulang Playstation 5 ini.
Kehadiran level-level ini tentu saja tidak didesain untuk menambah atau mengubah signifikan pengalaman Anda pada cerita utama yang ditawarkan oleh The Last of Us Part II itu sendiri, melainkan sekadar sebagai tambahan insight dan pengetahuan belakang layar soal bagaimana industri game dan proses pengembangan produk yang Anda cintai bekerja.
Setiap episode ini akan dimulai dengan narasa si director – Neil Druckmann yang akan menjelaskan mengapa level ini sempat muncul sebagai ide, diracik, dan akhirnya dibatalkan untuk versi level. Anda juga akan bisa memicu narasi komentar dari tim developer yang lain lewat ikon-ikon yang tersedia di dalam game. Menariknya lagi? Mengingat level-level ini tidak pernah diracik sampai rampung, beberapa di antaranya akan hadir dalam kualitas “setengah-jadi” dimana animasi hingga tekstur berujung belum selesai dikerjakan.
Selain episode soal Jackson yang terhitung damai, dua stage Lost Level sisanya akan membawa Anda pada sesi petualangan Ellie yang belum pernah Anda lihat sebelumnya. Level saluran pembuangan yang berujung dipotong dari versi final karena masalah pacing sempat membawa Ellie berpetualang di selokan raksasa dengan ragam puzzle yang didasarkan pada limitasi gerak karena arus air yang kencang. Sesi singkat ini juga diisi dengan jump-scare dan ekstra cut-scene yang memberikan highlight sedikit pada “trauma” Ellie atas kematian orang yang ia sayangi, yang belum bisa proses secara penuh. Sementara level lain akan meminta Ellie untuk memburu seekor babi hutan berukuran besar yang terdesak. Fitur komentar dari tim developer di dalam level ini benar-benar memberikan gambaran soal rencana-rencana yang sempat hendak mereka sertakan di sini, termasuk menjadikan perburuan melawan babi hutan ini sebagai pertarungan boss terpisah. Mereka berniat untuk membuat “babi hutan” ini sebagai representasi amarah tertanam Ellie pada sosok Abby yang berujung ia salurkan pada binatang yang tidak tahu apa-apa ini. Namun pada akhirnya, rencana ini dibuang begitu saja.
Kehadiran Lost Level ini memang tidak mengubah banyak hal soal apa yang Anda sukai ataupun tidak sukai dari The Last of Us Part II, namun setidaknya cukup efektif untuk memberikan gambaran soal kompleksitas dan luasnya konten yang sebenarnya sempat mereka racik namun berujung dipotong atau diracik ulang atas nama menjaga pacing cerita yang lebih memuaskan.
Kini dengan Rogue-Like
Datang sebagai nilai ekstra untuk mereka yang memutuskan untuk mengadopsi The Last of Us Part II Remastered ini walaupun mereka sudah menyelesaikannya di generasi sebelumnya adalah sebuah mode baru bernama “No Return”. Secara sederhana, Anda bisa menyebutnya sebagai sebuah mode rogue-like yang tetap menjadikan pondasi gameplay The Last of Us sebagai daya tarik, namun kini dengan sistem progress yang jauh berbeda.
No Return akan memberikan Anda kesempatan untuk bermain menjadi beberapa karakter berbeda dari kubu Ellie ataupun Abby. Tidak tersedia di awal memang, dimana lebih banyak karakter akan Anda buka seiring dengan progress yang sudah Anda capai di run sebelumnya. Maka seperti yang bisa diprediksi, setiap karakter akan punya spesialisasi dan kelebihan masing-masing yang tidak dimiliki oleh karakter lain, yang tentu saja akan membuat run Anda menjadi lebih unik dan menarik. Ada karakter yang langsung datang dengan resep ranjau misalnya, sementara ada pula karakter yang tidak bisa melakukan dodge namun punya resistensi terhadap serangan melee musuh yang lebih besar.
Setiap run di No Return akan dibagi ke dalam beberapa fase yang kesemuanya akan mengerucut pada satu hal – pertarungan boss di akhir. Dalam setiap fase yang ada, Anda akan berkesempatan untuk melewati satu di antara beberapa opsi mode yang mungkin terpicu, melawan rangkaian musuh khas The Last of Us Part II, dari faksi manusia hingga para Infected. Anda bisa jadi berhadapan dengan mode Assault dimana Anda harus membersihkan si musuh dalam bentuk gelombang, Hunted dimana musuh akan menyerang Anda secara aktif hingga waktu habis, atau Capture dimana Anda yang bermain secara stealth berkesempatan untuk membuka sebuah brankas besi yang berisikan banyak resource.
No Return akan menyediakan Anda sebuah hub untuk memperkuat diri, dimana Anda akan kembali di sini untuk setiap fase yang berhasil Anda selesaikan. Untuk keberhasilan ini, Anda akan mendapatkan reward berupa tiga resource: Parts, Supplements, dan juga Coins yang bisa Anda belanjakan di hub ini. Parts untuk memperkuat senjata, Supplements sebagai sistem upgrade untuk memperkuat diri yang tentu saja dihitung sebagai spesialisasi masing-masing karakter, dan juga Coins yang bisa Anda habiskan untuk berbelanja di “toko” hub yang akan menyediakan barang acak yang bisa Anda rotasi jika Anda inginkan.
Maka seperti game rogue-like pada umumnya juga, run Anda akan dihitung berakhir jika Anda berujung tewas di salah satu fase. Ini berarti Anda harus mengulang segala sesuatunya dari awal lagi, termasuk mengumpulkan ragam resource untuk memperkuat karakter Anda. Ini juga berarti akan berhadapan dengan jenis level acak di setiap fase, lengkap dengan isi resource crafting yang acak juga untuk membantu aksi Anda melawan dan bertahan hidup. Beberapa fase juga akan menyediakan lokasi bernama “Deposit Box” yang jika berhasil Anda isi dengan resource yang Anda tuntut, siap memberikan Anda ekstra senjata atau resep yang kuat di fase selanjutnya. Pada akhirnya, setiap fase ini harus Anda pikirkan dan rancang pula sebagai persiapan untuk melawan boss yang menunggu di akhir. Kerennya lagi? Alih-alih boss yang sama, No Return akan menghadirkan varian boss lain di ujung setiap kali boss lain dikalahkan.
Sebagai game survival horror dengan pendekatan gameplay yang menyenangkan dan menegangkan di saat yang sama, No Return hadir sebagai mode rogue-like yang berhasil memberikan highlight yang fantastis untuk hal tersebut. Tidak ada yang bisa menggambarkan ketegangan dan kengerian kami ketika fase yang kami tempuh ternyata merupakan mode HUNTED dengan musuh INFECTED di dalamnya, yang berarti monster-monster cordyceps ini akan terus menyerang kami hingga waktu selesai. Resource terbatas, darah yang rentan, dan otak yang terus berteriak mencari solusi mewarnai aksi bertahan hidup kami. Hal ini juga dibuat kompleks dengan fakta bahwa beberapa level di No Return juga dipersenjatai dengan modifier, yang bisa jadi menguntungkan atau merugikan Anda. Sebagai contoh? Ada modifier yang akan membuat setiap mayat yang Anda bunuh kini secara otomatis menjatuhkan peledak yang menyeramkan.
Tapi untungnya, setidaknya untuk mode Assault dimana Anda harus membunuh dalam gelombang, No Return hadir cukup adil dan berimbang. AI musuh yang Anda hadapi akan hanya bisa mengenali dan waspada terhadap mayat yang dibunuh di gelombang itu saja. Ini berarti, musuh yang datang dari gelombang 2 misalnya tidak akan tiba-tiba mawas dan memburu Anda semata-mata karena mereka muncul dan menemukan mayat korban Anda dari gelombang 1 berserakan. Untuk keputusan yang satu ini, kami sangat menghargainya.
Dengan semua kombinasi ini, No Return harus diakui berhasil membuat sisi gameplay dan survival The Last of Us Part II yang dicintai banyak gamer kian bersinar, apalagi dengan ragam mode acak yang bisa berujung ditawarkan tiap fase. Setiap karakter yang muncul baik dari kubu Ellie ataupun Abby juga berhasil tampil dengan karakteristik unik yang mungkin akan membuat Anda berujung memiliki karakter favorit di akhir karena apa yang bisa mereka tawarkan sejak menit pertama. Ini adalah tambahan yang memuaskan.