Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!
Indah Tapi Bermasalah

Posisi RE Engine sebagai salah satu engine paling optimal dan memanjakan mata di industri game saat ini memang tidak bisa dibantah. Beberapa proyek terakhir Capcom dari Resident Evil hingga Street Fighter sepertinya sudah membuktikan seberapa fleksibel-nya RE Engine ini untuk dibentuk sesuai dengan apa yang dibutuhkan Capcom. Namun untuk pertama kalinya, engine yang satu ini sepertinya berhadapan dengan tantangan terberat sejauh ini via Dragon’s Dogma 2.
Di luar permasalahan teknis yang terjadi di versi PC yang kabarnya berujung menuntut spesifikasi lebih tinggi dari yang dibutuhkan, situasi yang nyaris sama juga terjadi di versi Playstation 5 yang kami jajal. Anda memang akan mendapatkan framerate yang stabil ketika Anda hanya sekadar berjalan-jalan saja mengelilingi dunia yang ia tawarkan, namun seketika akan menemukan penurunan yang drastis ketika bertarung. Seperti yang bisa diprediksi, semakin banyak efek yang muncul di layar terutama ketika serangan magis dari para Mage atau Sorcerer sudah mulai memenuhi layar, semakin jatuh pula framerate yang Anda dapatkan hingga di batas ia seringkali tidak lagi nyaman untuk dilihat dan dinikmati. Situasi ini tetap terjadi walaupun kami sudah memastikan opsi Ray-Tracing yang tersedia untuk konsol via update terbaru.


Kami sendiri curiga bahwa penurunan framerate ini terjadi karena pendekatan unik Dragon’s Dogma 2 yang menjadikan konsep ragdoll sebagai identitas gameplay uniknya. Benar sekali, tidak seperti game-game RE Engine yang lain, karakter-karakter di Dragon’s Dogma 2 dibalut dengan physics ragdoll yang seharusnya menuntut kalkulasi secara konsisten soal bagaimana tubuh karakter-karakter ini berinteraksi dengan situasi yang terjadi. Physics ini jelas menjadi pondasi dari ragam situasi yang tercipta di game ini, dari bagaimana Anda berusaha bertahan ketika memanjat tubuh monster hingga detail kecil seperti reaksi tubuh karakter di situasi tertentu. Physics ragdoll ini juga jelas diimplementasikan di ragam monster yang Anda temui, dimana akan melihat interaksi dengan lingkungan yang keren dari mereka, termasuk ketika mereka berusaha setengah mati untuk berusaha bertahan dari jatuh dan berujung jadi jembatan di situasi tertentu. Untuk Anda yang belum pernah mencicipi Dragon’s Dogma sebelumnya, sensasi ragdoll ini di banyak kesempatan, akan terasa seperti Shadow of the Colossus sebagai perbandingan yang paling dekat.
Tentu saja implementasi RE Engine dan fakta bahwa game ini hanya tersedia di konsol generasi saat ini menjamin setidaknya visualisasi Dragon’s Dogma 2 meningkat cukup jauh dari seri pertamanya, terutama dari caranya menangani model karakter yang kini hadir dengan tekstur lebih realistis dan tajam. Walaupun demikian, bukan berarti mereka lantas berfokus untuk mengejar realisme itu sendiri. Anda misalnya masih bisa menemukan efek-efek bergaya “kartun” seperti warna pipi yang memerah di wajah karakter ketika mereka jelas sekadar dekat atau memang menyukai Anda. Sementara untuk urusan desain? Walaupun terhitung sempit dan kecil untuk sebuah setting game RPG, namun setidaknya dari sisi desain kedua negara besar di Dragon’s Dogma 2 – Vermund dan Battahl terasa berbeda, baik dari ekosistem, arsitektur, hingga pakaian dan sistem kepercayaan yang mereka anut. Kombinasi dengan rangkaian senjata keren dan armor yang bisa Anda kenakan memperjelas setting fantasi yang ia jadikan pondasi.


Acungan dua jempol juga pantas diarahkan untuk ragam desain monster yang akan Anda hadapi di sepanjang Dragon’s Dogma 2, baik yang aktif memburu Anda sebagai mangsa atau mereka yang “bersembunyi” di ragam gua dan gunung untuk Anda temukan. Hadir dengan skala yang seharusnya, setiap monster ini benar-benar terlihat semenyeramkan dan semengancam yang seharusnya. Animasi serang mereka, teriakan yang mereka keluarkan untuk menakuti Anda, atau sekadar ekspresi yang mereka keluarkan untuk tipe yang cerdas dan mampu berbicara siap untuk membuat bulu kuduk Anda merinding. Walaupun varian mereka terhitung sedikit, namun monster-monster ini, terutama yang berukuran besar dengan lapisan HP yang lumayan tebal, selalu berhasil datang menawarkan pertarungan yang seru dan menantang. Mereka jelas unik, berbahaya, dan mematikan. Bahkan tidak sulit untuk memberikan tribute pada monster-monster ini sebagai highlight utama Anda ketika berpetualang di Dragon’s Dogma 2.
Sementara untuk urusan OST, seperti yang bisa Anda ekspektasi dari sebuah game JRPG terlepas dari setting medieval barat yang terasa lebih kental, Dragon’s Dogma 2 datang dengan segudang track fantastis yang siap untuk membuat adrenalin Anda terpacu, terutama ketika Anda terlibat dalam pertempuran-pertempuran melawan monster besar. VA Inggris yang kami pilih sebagai standar pun menjalankan tugasnya dengan baik walaupun ada sedikit kekecewaan berdasarkan preferensi karena mereka tidak datang dengan aksen British lebih kental yang menurut kami pribadi, akan terasa lebih cocok dengan setting seperti ini.
Pawn – Pion Setia Anda

Sebelum terjun lebih dalam ke sistem gameplay Dragon’s Dogma 2, ada baiknya jika kita berbicara soal satu pondasi sistem utama yang membuat game RPG racikan Capcom ini berbeda dengan game-game RPG lainnya. Sesuai dengan plot yang ia usung, perjalanan Anda sebagai seorang Arisen akan ditemani oleh seorang “pion” atau prajurit super setia yang hidup untuk mengikuti apa yang Anda minta dan butuhkan, yang disebut sebagai Pawn. Bersama dengan aksi racik karakter dengan kustomisasi mendalam di awal permainan, Anda juga akan diminta untuk meracik Pawn utama Anda dan kira-kira pekerjaan alias Vocation apa yang ia usung.
Alasan Capcom menciptakan Pawn tentu saja sederhana dan rasional jika berbicara soal sistem gameplay. Mengingat konsep RPG Dragon’s Dogma 2 didasarkan pada sistem job alias Vocation, kehadiran Pawn ini didesain untuk menutup kelemahan apapun yang akan dihadirkan dari vocation utama yang Anda pilih untuk karakter utama Anda. Jika Anda memilih Vocation serangan range seperti Mage atau Archer misalnya, maka rasionalnya, meminta Pawn Anda berperan sebagai karakter melee seperti Fighter atau Thief yang notabene akan mencuri perhatian dan agro dari musuh akan membuat petualangan Anda lebih mudah. Begitu pula sebaliknya. Sementara dari sisi lore? Pawn akan secara aktif terus mengeluarkan komentar di sana-sini pada saat Anda berpetualang, bahkan menyarankan mengambil aksi tertentu, yang akan membuat petualangan Anda yang banyak dihabiskan dengan aksi berjalan kaki lebih bisa ditoleransi.


Satu yang menarik, selain fakta bahwa ia juga akan menguat bersama dengan karakter utama yang Anda gunakan, Pawn akan sepenuhnya dikendalikan oleh AI. Anda memang akan dipersenjatai dengan setidaknya 4 buah jenis perintah dasar untuk mengatur perilaku Pawn ini, namun pada akhirnya, segala sesuatu aksi yang akan ia lakukan atau tidak lakukan akan bergantung pada seberapa adaptif AI yang ia usung dan ragam skill aktif dan pasif apa saja yang sudah Anda sematkan padanya. Berita baik dan berita buruknya? Kami berujung terpukau dan kecewa di saat yang sama dengan situasi terkait AI Pawn ini. Ada momen dimana kami berujung jatuh hati dan berdecak kagum. Akan tetapi ada pula situasi yang membuat kami ingin meludahi si Pawn yang sepertinya gagal untuk membaca situasi pertempuran yang tengah berjalan.
Sebagai contoh untuk momen selebrasi kami dengan AI Pawn yang ada? Ketika mereka mengeluarkan skill pasif seperti healing dari Mage ketika kami berada di situasi yang pelik misalnya. Kami sempat bertemu dengan situasi dimana kami terkapar sekarat dan terdiam karena physics ragdoll yang diusung game ini, diselamatkan oleh Pawn kami yang bekerja sebagai Mage. Ia langsung secepat mungkin melakukan healing setelah mengangkat tubuh kami di tengah serangan Griffon yang membabi buta, membuat karakter kami langsung aktif untuk bertarung kembali.


Momen paling menyebalkan yang ingin membuat kami meludahi AI kami? Ketika Pawn kami berperan sebagai Warrior – Vocation dengan pedang raksasa yang juga berfungsi sebagai tanker. Menjadi salah satu skill aktif yang bisa diakses oleh Warrior adalah kemampuan untuk melontarkan Anda tinggi ke udara. Logikanya skill ini akan memungkinkan si karakter utama untuk memanjat monster manapun secara instan. Ketika mengakses skill ini, si Pawn akan punya satu animasi spesifik yang akan membuatnya terdiam untuk waktu yang cukup lama sampai Anda merespon skill itu dengan mendekatinya sebelum ia mulai berpindah ke animasi yang lain. Bayangkan betapa kesalnya kami ketika: pertama, vocation kami adalah Magick Archer yang notabene tidak perlu aksi manjat-memanjat dengan serangan range sebagai fokus. Kedua? Ketika si Pawn memutuskan untuk mengeksekusi animasi ini di posisi musuh yang jauh dan ketika ia lebih dibutuhkan untuk aksi yang lebih produktif, seperti menarik agro musuh misalnya. Jika ada opsi untuk menampar Pawn ini tanpa konsekuensi, sepertinya kami akan sering melakukannya. Walaupun terhitung unik dan berbeda, sulit rasanya untuk tidak mendambakan sistem konfigurasi reaksi AI, sesederhana apapun, yang mirip dengan sistem Gambits dari Final Fantasy XII untuk mencegah hal seperti ini terjadi dan terjadi lagi.
Lantas, apa yang membuat sistem Pawn ini begitu unik? Karena tidak hanya Pawn utama Anda saja yang bisa Anda andalkan sesuai dengan lore yang ada, Anda juga bisa menyewa 2 orang Pawn lagi untuk membentuk party 4 orang. Ekstra dua Pawn ini bisa Anda rekrut dari dua sumber: karakter official yang memang ditawarkan Capcom dan player yang lain. Benar sekali, Dragon’s Dogma 2 akan sangat mendorong Anda untuk menyewa dan menggunakan Pawn racikan player lain untuk Anda bawa ke dunia Anda dan ajak berpetualang bersama. Berbeda dengan Pawn utama, dua Pawn pinjaman ini tidak akan menerima EXP sehingga level mereka akan bertahan sesuai dengan pertama kali Anda merekrut mereka. Sistem ini akan “memaksa” Anda untuk aktif mengganti Pawn sewaan ini begitu mencapai level tertentu agar memastikan peran mereka terus relevan. Anda juga tidak bisa mengganti vocation para Pawn sewaan dari player ini dan hanya bisa mengandalkan mereka, termasuk baris skill aktif dan pasif yang disediakan, sesuai dengan yang diatur oleh player utama dari dunia mereka.


Kerennya lagi, kontribusi Pawn sewaan ini juga tidak hanya akan berpusat pada aksi bertarung saja. Setiap Pawn sewaan ini juga bisa jadi datang dengan karakteristik dan fungsi eksplorasi spesifik yang sudah ditentukan oleh “tuan” mereka. Anda bisa jadi bertemu dengan Pawn yang ahli mengatur inventory sehingga Anda tidak perlu direpotkan untuk aksi atur-mengatur item dan equipment. Ada pula Pawn yang punya fungsi ahli crafting yang akan otomatis meracikkan Anda ragam potion begitu materials yang dibutuhkan sudah Anda dapatkan. Yang paling jadi favorit kami? Pawn yang sudah dibekali dengan kemampuan untuk menerjemahkan bahasa Elf sehingga Anda bisa memahami apa yang tengah dibicarakan oleh ras langka yang hidup di kedalaman hutan ini ketika mengunjungi desa mereka.
Belum cukup? Walaupun kami sendiri belum bisa membuktikan apakah sistem ini berjalan sesuai dengan apa yang terlihat atau sekadar “ilusi” saja, Pawn yang Anda sewa juga akan membawa pengetahuan yang ia dapatkan dari perjalanan di dunia utama mereka bersama dengan tuan mereka ke dunia Anda. Pawn yang di dunia utama mereka misalnya sudah sempat menemukan dan membuka peti di lokasi A akan berusaha menuntun Anda ke lokasi peti tersebut jika Anda sempat melewatkannya di dunia Anda. Informasi-informasi yang disajikan sebagai saran oleh Pawn sewaan ini juga bisa berkutat soal lokasi misi utama dan misi sampingan, dimana mereka bahkan di ragam situasi, selama Anda mengizinkan mereka, akan memimpin rombongan ke lokasi yang dimaksud. Tidak selalu dalam bentuk aksi saja, Pawn-Pawn sewaan yang sudah menyerap informasi dari dunia utama dan tuan utama mereka ini juga biasanya tidak ragu berbagi informasi lewat dialog-dialog singkat dengan Pawn utama Anda.


Menjadi sebuah sistem kolaborasi tidak langsung, kesempatan menyewa Pawn dari player lain ini juga membangun sebuah sistem reward dan ekonomi uniknya sendiri. Setiap kali Anda mengirim Pawn sewaan pulang ke tuan mereka (atau mereka tidak sengaja mati saat berpetualang) atau setiap kali player lain mengirim Pawn utama Anda pulang ke dunia Anda, ada kesempatan untuk menyematkan sesuatu sebagai “hadiah” di sana. Anda bisa mengirimkan materials, bahan masakan, hingga equipment sebagai tanda terima kasih jika Anda menginginkannya atau bahkan, tidak sama sekali jika Anda termasuk gamer yang pelit. Pawn yang sudah tersewakan dan pulang ini juga akan membawa pulang sebuah resource bernama “RC” yang bisa dibelanjakan di tempat spesifik untuk item-item yang berhubungan dengan Pawn itu sendiri. Serunya lagi? Anda juga bisa menetapkan sejenis Quest khusus Pawn yang bisa berusaha diselesaikan oleh player lain untuk distribusi reward berupa item ataupun equipment ekstra.
Sayangnya, Capcom juga “menyulap” sistem Pawn ini sebagai salah satu sumber malapetaka terbesar yang bisa terjadi di Dragon’s Dogma 2. Entah darimana titik nol-nya, namun ada kesempatan bahwa Pawn yang Anda sewa ini datang dengan sebuah penyakit mematikan bernama “Dragonsplague”. Datang tanpa peringatan dan hanya bisa diketahui jika Anda menaruh perhatian khusus untuk simtom spesifik seperti tingkah laku agresif dan dialog yang terkesan melawan permintaan Anda, Pawn sewaan yang terkena Dragonsplague akan berujung tewas di satu titik. Masalahnya? Ia tidak hanya membuat Pawn utama Anda terjangkit ketika digunakan player lain, kematian Pawn dengan penyakit ini juga akan membuat semua NPC di kota dimana ia tewas berujung ikut meninggal pula. Tidak pandang bulu, ia akan menewaskan semua NPC termasuk yang penting dalam cerita, sehingga Anda bisa jadi tidak lagi bisa melanjutkan cerita Dragon’s Dogma 2 itu sendiri. Namun tenang saja, Capcom tetap menawarkan solusi untuk membalikkan keadaan, namun butuh proses yang lebih kompleks.

Kehadiran Dragonsplague ini, walaupun super mengancam, harus diakui membuat sistem Pawn Dragon’s Dogma 2 jauh lebih menarik dibandingkan hanya berada di sisi “aman” saja. Anda menjadi rutin memerhatikan perilaku Pawn sewaan Anda dengan kewaspadaan super tinggi untuk sekadar mengusir hingga menghabisi mereka begitu ada perilaku mencurigakan mengemuka. Pawn yang mulai membangkang dan punya “kesadaran” bukanlah sesuatu yang ingin Anda lihat di game ini.