Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!
Desain Super Cantik

Terlepas dari ragam masalah teknis yang sepertinya masih terjadi versi mobile, keputusan Kuro Games untuk menjadikan Unreal Engine sebagai basis dan meraciknya sebagai pondasi untuk cita rasa visual bergaya anime yang kental terbukti terbayar manis di Wuthering Waves ini. Setiap karakter hadir dengan detail yang fantastis, yang di banyak cut-scene sinematik juga mampu memotret reaksi wajah dengan sangat baik. Sebagai game action, Wuthering Waves juga memuat begitu banyak animasi memanjakan mata untuk tiap karakter yang diusung, termasuk ragam serangan pemungkas super sinematik yang di beberapa karakter terlihat begitu “premium” dan destruktif di saat yang sama.
Namun pujian terbesar dan tertinggi untuk Wuthering Waves sepertinya pantas diarahkan pada desain karakter yang ia usung, terutama untuk ragam karakter wanita yang punya peran penting dalam cerita hingga berujung bisa Anda rekrut ke dalam tim ini. Hadir dengan desain kostum yang elegan namun tetap mempertahankan kesan sensualitas yang kuat, sulit rasanya untuk tidak jatuh hati pada setiap dari mereka. Kita bicara soal karakter seperti Baizhi yang sepertinya langsung otomatis masuk dalam desain karakter gacha terbaik yang pernah kami nikmati. Konsistensi kualitas tersebut juga tercermin dari karakter-karakter yang dirilis setelahnya seperti YinLin yang super seksi, Jinhsi yang terlihat agung, dan ChangLi dengan gradasi warna rambut dan proporsi tubuh yang menggoda. Di luar soal balancing performa karakter-karakter bintang lima ini yang akan kita bahas nanti, Kuro Games harus diakui sukses meracik karakter wanita dengan desain yang fantastis!


Desain dunia cukup besar yang bisa Anda eksplorasi di awal rilis Wuthering Waves ini memang tak bisa dibilang unik dan istimewa, namun cukup untuk mewakili kondisi katastropik yang hendak ia representasikan. Hal yang menarik justru datang dari fakta bahwa dunia yang Anda hadapi ini ternyata akan berubah mengikuti aksi yang sudah atau belum Anda lakukan. Sebagai contoh? Salah satu misi sampingan penting yang bisa Anda selesaikan akan membuat salah satu area yang terlihat mengancam karena atmosfer berwarna merah dengan efek damage konsisten yang mengitarinya berujung kembali normal dan sepenuhnya aman untuk dijelajahi jika Anda menyelesaikannya. Kami sangat mengapresiasi desain seperti ini. Sementara untuk urusan monster alias Tacet Discord yang ia usung? Ia hadir cukup beragam, dengan desain boss dan mini-boss yang tetap terlihat mematikan.

Sayangnya, presentasi sisi visual yang terlihat menarik tidak dibarengi dengan kualitas musik yang sama kerennya. Bukan berarti buruk, hanya saja jika dibandingkan dengan game kompetitor gacha sekelas HoYoVerse misalnya, musik yang disuntikkan Kuro Games di Wuthering Waves gagal menggugah emosi yang seharusnya. Ia terdengar “aman” dan santai, tanpa keberhasilan membuat adrenalin Anda terpacu di pertarungan boss yang seharusnya krusial di sisi cerita misalnya. Kualitas voice acting bahasa inggris untuk beberapa karakter juga mengundang tanda tanya besar, dengan inkonsistensi yang akan bisa Anda rasakan di beragam sudut yang ada. Itupun jika Anda tetap bersabar dan tertarik menikmati cerita yang ada alih-alih terus menggunakan tombol Skip Cerita yang untungnya, hadir sebagai opsi yang bisa Anda ambil di sini.
Aksi yang “Pasang”

Di luar dari presentasi visual memesona dan desain karakter super cantik untuk karakter wanita yang ia usung, Wuthering Waves juga boleh dibilang tampil fenomenal sebagai sebuah game action RPG. Bahkan boleh dibilang, gameplay ini menjadi salah satu highlight terbaik dari keseluruhan pengalaman yang ia usung. Seperti kebanyakan game action open-world bertipe sama, Anda akan membangun tim berisikan 3 karakter berbeda yang masing-masing akan punya peran dan jenis serangan yang berbeda. Ada karakter yang memang jelas memiliki peran sebagai Support dengan kemampuan healing yang kencang dan ada pula yang difokuskan sebagai DPS. Sementara jenis serangan, benar sekali, Anda akan berhadapan dengan tipe melee dan range juga di sini.
Lewat sistem tiga karakter yang ia usung, dimana pergantian di timing yang tepat juga bisa memicu intro skill yang bisa membawa efek tertentu ke pertarungan, Wuthering Waves tampil memesona karena cita rasa aksi yang sedikit mengingatkan Anda pada game-game action racikan Platinum Games. Ini berarti membuat sistem evade yang ia usung terikat pada kesempatan untuk menghindar semuia jenis serangan dengan ekstra buff waktu melambat yang tentu saja bisa Anda manfaatkan lebih jauh untuk ekstra serangan. Tantangan datang dari fakta bahwa setiap musuh yang Anda hadapi, terutama untuk pertarungan mini-boss dan boss, akan punya animasi berbeda-beda termasuk jarak, skala, hingga runtut yang diusung. Berkaca hanya pada kualitas sisi aksi yang ia usung, mudah sekali untuk melupakan bahwa Wuthering Waves adalah sebuah game free to play berbasis gacha.


Satu hal yang paling menarik dan keren dari sistem pertarungan ini juga datang dari fakta bahwa setiap karakter yang ditawarkan Kuro Games di Wuthering Waves berujung punya mekanik mereka sendiri-sendiri, bukan sekadar desain saja. Semuanya terikat pada sebuah bar energi di atas bar health dengan warna berbeda-beda yang mereka sebut sebagai Forte Gauge. Ada karakter yang memosisikan Forte Gauge mereka bar musik, dimana Anda harus menekan dan menahan tombol hingga di sesi tertentu agar dieksekusi dengan manis. Ada karakter yang butuh mengumpulkannya secara penuh sebelum bisa dipicu untuk serangan AOE masih. Ada yang membagi Forte Gauge ini ke dalam beberapa bagian, dimana setiap bagian ini akan otomatis memperkuat skill aktif yang digunakan. Perbedaan mekanik ini membuat setiap karakter terasa unik dan berbeda, di luar sekadar desain dan elemen yang mereka usung. Tentu saja, ada skill aktif dan serangan Ultimate yang bisa Anda picu setelah ragam bar penuh, yang uniknya juga bisa dikombinasikan dengan serangan biasa dan serangan kuat untuk dimaksimalkan di karakter-karakter spesifik.
Satu hal unik lain yang ditawarkan Wuthering Waves juga berangkat dari sistem bernama Echo. Seperti halnya aksesoris di game RPG atau Artifact di game gacha populer lainnya, Echo adalah sejenis equipment dengan kuota yang bisa Anda pasangkan di setiap karakter untuk membuat mereka lebih kuat. Yang membuatnya super unik? Bahwa alih-alih sekadar benda atau objek, para Echo ini adalah monster. Benar sekali, monster! Dengan status dan buff yang kembali acak, Echo bisa didapatkan dengan menyelesaikan zona misi khusus atau menundukkan musuh-musuh tersebut pada saat eksplorasi atau fungsi pertarungan mini-boss yang memang ditawarkan. Echo dalam satu varian monster yang sama bisa datang dengan level kelangkaan yang berbeda, dimana level kelangkaan lebih tinggi biasanya akan menawarkan jumlah buff lebih banyak. Kerennya lagi? Wuthering Waves juga menyematkan satu slot skill khusus untuk Echo, dimana berperan sebagai skill aktif, Anda bisa bertransformasi menjadi si Echo yang Anda pilih di pertarungan. Bergantung pada Echo yang Anda gunakan, skill aktif tersebut bisa berujung jadi serangan untuk lebih banyak damage atau support, seperti mekanisme pelindung misalnya.


Maka sisa pengalaman yang Anda dapatkan dari Wuthering Waves akan berkisar pada game gacha serupa yang lain dengan konsep open-world. Akan ada segudang peti yang bisa Anda buka, baik yang diposisikan di tempat yang sulit untuk dijangkau, yang terikat pada puzzle yang butuh diselesaikan, dan yang terikat pada rangkaian musuh yang butuh ditundukkan. Anda juga akan berhadapan dengan ragam misi sampingan dan juga mini-game dengan reward resource menggoda untuk diselesaikan, yang kebanyakan dari mereka juga bisa diakses dengan mudah via user-interface yang lumayan bersahabat. Pujian juga pantas diarahkan ke variasi mini-game Wuthering Waves yang di salah satu sesi-nya bahkan hadir dengan format side-scrolling yang unik. Format ini tidak membuat gameplay-nya memuaskan, namun keunikannya tetap dipuji.
Hal ekstra lainnya yang pantas diberikan apresiasi juga datang dari sistem parkour yang diusung Wuthering Waves pada saat Anda memanjat ragam terrain yang ada. Tidak seperti game kompetitor seperti Genshin Impact yang membatasi animasi sebagian besar karakter sebagai aksi memanjat yang pelan, semua karakter di Wuthering Waves mampu melakukan aksi berlari dan memanjat super cepat jika Anda ingin bergerak ke terrain yang lebih tinggi. Ini membuat banyak aksi pergerakan terasa efektif dan tidak memakan waktu. Walaupun harus diakui, untuk beberapa jenis terrain, aksi parkour ini tidak menyelesaikan masalah. Anda tidak akan jarang bertemu dengan situasi dimana karakter terjebak di titik panjat tertentu tanpa ada kemampuan untuk bergerak lebih jauh tanpa alasan jelas.


Secara keseluruhan, pengalaman yang ditawarkan Wuthering Waves dari sisi gameplay sebenarnya bisa dibilang memesona jika kita hanya bicara dari sisi aksi dan desain karakter waifu dan husbando yang bisa Anda gacha nantinya. Namun pada akhirnya harus diakui, ada banyak elemen yang berujung gagal istimewa jika Anda sudah sempat mencicipi game open-world sejenis seperti Genshin Impact misalnya. Rasa familiar yang bisa dirasakan gamer keduanya akan terlalu kentara untuk bisa diabaikan begitu saja.
Untungnya, untuk mereka yang terus mencicipinya, Wuthering Waves sudah datang dengan konten end-game yang menurut kami juga berujung seru dan berkualitas. Ia tetap diciptakan dengan fokus pada aksi pertarungan, yang kini dikombinasikan dengan beberapa elemen lain seperti kuota untuk tiap karakter sehingga ada keharusan untuk membangun lebih dari satu tim hingga sistem buff acak yang memungkinkan karakter Anda untuk punya performa fantastis pada saat bertarung sendiri. Mencicipi ragam pertarungan di tingkat kesulitan tinggi juga jadi highlight Wuthering Waves bagi kami, dimana terkadang kami bahkan merasa bahwa ekstra reward resource dan mata uang gacha yang ia tawarkan justru berujung “bonus tambahan” alih-alih sesuatu yang kami kejar ketika menyelesaikannya. Ini adalah sebuah pertanda yang baik untuk sebuah game gacha, ketika kami menikmati kontennya dan bukan fakta bahwa ia menjanjikan reward nantinya.