Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!
Banyak Elemen yang “Surut”

Sayangnya, sebagai game gacha open-world yang mendapatkan hype super tinggi sejak awal pengenalannya sampai rilis, Wuthering Waves tidak bisa dibilang sempurna. Walaupun besar kemungkinan yang kami keluhkan di sini bersumber dari preferensi pribadi dan komparasi dengan game serupa di pasaran, Kuro Games masih punya pekerjaan super berat dan banyak untuk membuat Wuthering Waves jadi game gacha yang jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang mereka tawarkan saat ini bahkan di luar masalah teknis yang banyak dikeluhkan oleh gamernya di versi mobile ataupun PC.
Kita bicara dari banyak hal dasar, termasuk keputusan untuk menjadikan wilayah pertama yang Anda kunjungi adalah daerah dengan kebudayaan China yang kental. Bukan bermaksud untuk rasis, namun asosiasi daerah awal yang kental dengan kebudayaan China berarti juga mengadaptasi penggunaan nama karakter dan wilayah yang juga “sangat China”. Hasilnya? Bahkan untuk orang Tionghua seperti kami pun, sebagian besar nama karakter dan wilayah yang dimuat Wuthering Waves hingga versi 1.1 ini berujung sulit untuk diingat. Setidaknya di tiga minggu pertama sejak ia dirilis, kami bahkan gagal mengingat nama daerah utama yang kami kunjungi atau karakter-karakter gacha mana saja yang berhasil kami raih. Dua nama yang terus kami ingat hanya YangYang karena kemudahannya dan Baizhi karena kecantikan desain karakternya yang tiada tara.


Sulit rasanya untuk tidak membandingkannya dengan kebijakan dan kecerdasan HoYoVerse yang di sebagian besar game yang ia racik untuk pasar global, selalu memosisikan daerah pertama dan banyak karakter yang ia usung identik dengan budaya barat. Kita bicara soal Mondstat untuk Genshin dan Belobog untuk Honkai: Star Rail yang secara otomatis untuk kami, membuat segala sesuatunya mudah diingat. Kita semua masih ingat siapa Venti, siapa Diluc, siapa Gepard, siapa Serval, siapa March 7th, dan Jean misalnya. Anda memang akan menemukan nama-nama bergaya China di sana, namun tidak sebegitu dominannya hingga Anda akan kesulitan untuk mengingat segala sesuatunya.
Berita lebih buruknya lagi? Entah karena alasan apa, Kuro Games juga menyuntikkan beragam istilah super sulit dan kompleks untuk menjelaskan lore dan dunia Wuthering Waves itu sendiri, yang notabene didasarkan pada konsep suara dan frekuensi. Mereka misalnya memilih istilah dua kata – Tacet Discord hanya untuk menjelaskan monster mereka, yang juga berbeda dengan istilah Threnodian dan Fractsidus, atau Lament atau Reverberation. Ini juga menyentuh istilah-istilah dalam gameplay yang sama sekali tidak membantu proses penyederhaan yang dibutuhkan, dari Concerto Energy, Resonance Liberation, hingga Forte Circuit misalnya. Sebegitu banyaknya istilah yang disuntikkan, hingga kami sempat beberapa kali tak lagi paham apa yang sebenarnya dibicarakan oleh para karakter. Berita buruknya? Tanda-tanda penyederhanaan tidak terlihat di versi 1.1 yang justru menambahkan istilah baru lagi. Ini adalah blunder besar di mata kami, apalagi dengan kecepatan yang ia lemparkan. Jujur saja, kami bahkan harus melakukan google ekstra pada saat menulis review ini hanya untuk memastikan kami tidak menggunakan istilah yang salah.


Kami juga paham bahwa kami tidak terlalu menyukai pengalaman kami dengan Wuthering Waves sebagai game gacha ketika memainkannya justru membuat kami merindukan game yang lain – Honkai: Star Rail, khususnya untuk masalah daily. Kami yakin Anda yang terjun membaca review ini sudah paham soal game gacha dan memahami soal daya tarik untuk menyelesaikan misi harian yang notabene berkaitan dengan pengumpulan resource gacha sebagai reward. Setelah menikmati Honkai: Star Rail yang memungkinkan Anda menyelesaikan daily dalam waktu 5-10 menit dengan opsi otomatisasi, fakta bahwa Wuthering Waves terkadang butuh waktu lebih dari 15-25 menit per hari, apalagi jika Anda memilih opsi bertarung melawan monster yang ada berujung menjadi salah satu sumber kelelahan dan kemalasan kami untuk terus melanjutkannya. Situasi ini mungkin tidak terlalu relevan untuk Anda yang mungkin masih menempuh bangku sekolah pada saat review ini ditulis. Namun untuk gamer yang tengah bekerja dan punya energi terbatas, Wuthering Waves butuh banyak waktu untuk memikirkan hal ini.
Solusinya sebenarnya sederhana. Mengingat ia hadir dengan sistem point untuk setiap aktivitas yang Anda selesaikan sebagai bagian dari daily, dimana menyelesaikan Quest Harian saat ini masih yang tertinggi, Wuthering Waves butuh mendistribusikan point yang lebih besar untuk semua aktivitas yang ia tawarkan atau menawarkan lebih banyak aktivitas printilan yang bisa diselesaikan dalam hitungan menit agar bisa dieksekusi oleh gamer yang tidak punya banyak waktu. Di titik ini, sayangnya, Wuthering Waves tidak terasa seperti game yang menghargai waktu kami dengan seharusnya. Di situasi penuh “kegelapan” untuk masalah niat dan keinginan inilah, pemikiran rasional seperti “Lu yang butuh gua, bukan gua yang butuh lu” muncul dan membuat kami sejujurnya, tidak lagi melanjutkan Wuthering Waves. Kami berujung menyelesaikan cerita 1.1 atas nama review semata. Bahkan desain super ciamik ChangLi sekalipun di titik ini, tetap membuat kami bergeming.


Preferensi pribadi lainnya yang berujung membuat kami menjadi enggan melanjutkan Wuthering Waves juga diperkuat di update 1.1 dengan kehadiran “Abby” – sang monster kecil yang sepertinya aman untuk disimpulkan akan tumbuh dan berkembang menjadi maskot Wuthering Waves nantinya. Melihat seberapa pentingnya ia dalam cerita, besar kemungkinan kita akan terus berhadapan dengan mendengar cuapan monster ini di update masa depan. Sesungguhnya, sebagai gamer dan penikmat anime yang selalu membenci karakter maskot manapun yang terlalu terintegrasi dengan cerita, dari Paimon di Genshin Impact, Hawk di Seven Deadly Sins, Happy di Fairy Tail, hingga Emul di Shangri-La Frontier, kehadiran Abby adalah bencana. Sekali lagi, hanya Pom-Pom dari Honkai: Star Rail yang bisa kami toleransi karena pada dasarnya ia adalah maskot dengan gaya karakter sampingan yang tak banyak punya andil di cerita.
Maka kombinasi dari beragam hal kecil ini membuat kami di titik tidak lagi tertarik dan lelah untuk melanjutkan Wuthering Waves pada saat review ini ditulis. Walaupun beragam alasan ini kebanyakan datang dari preferensi pribadi, ia terakumulasi menjadi kontributor mengapa ada rasa yang berat untuk terus melanjutkan petualangan dan cerita yang ada. Apakah ada kemungkinan kami akan kembali? Tentu saja. Sesungguhnya ada rasa penasaran yang kuat juga soal bagaimana nantinya Kuro Games akan menangani desain karakter, kota, hingga kostum untuk karakter-karakter dari region lain yang secara rasional, seharusnya terinspirasi dari budaya yang lebih global dan tidak lagi terikat hanya pada China saja.
Kesimpulan

Wuthering Waves adalah sebuah game action yang fenomenal, terlepas dari statusnya sebagai game gacha ataupun tidak. Apa yang “dimasak” Kuro Games dengan sistem pertarungan yang ia usung, yang juga didukung dengan mekanisme pertarungan tiga karakter yang dipikirkan matang lengkap dengan keunikan animasi dan gaya bertarung tiap karakter menghasilkan sesuatu yang memesona. Dikombinasikan dengan desain karakter yang super memanjakan mata dan keunikan ragam mini-game yang ia usung di versi 1.1 ini, Kuro Games membuktikan tajinya. Apalagi atas nama bersaing dengan judul kompetitor yang sudah mendominasi, ia menawarkan cukup banyak resource di awal rilis hingga di titik 1.1, yang tentu saja bisa saja berubah di masa depan. Ini adalah bagian-bagian terbaik Wuthering Waves, lengkap dengan sistem Echo yang unik.
Walaupun demikian, di luar masalah teknis yang terjadi, ada begitu banyak hal lain yang berujung tidak kami sukai dari Wuthering Waves. Dari lemparan istilah super kompleks yang datang bertubi-tubi hingga sulit untuk menikmati sisi cerita yang ada, presentasi di sisi audio seperti musik dan voice act yang lemah, hingga sekadar masalah nama. Namun sesungguhnya ada beberapa hal lainnya yang pantas dikeluhkan. Kita bicara soal jenis puzzle yang beberapa didesain hanya bisa diselesaikan dengan karakter range, yang alih-alih terjadi otomatis, kini memaksa Anda harus menggonta-ganti karakter tersebut secara manual via menu Team yang tentu saja menyebalkan apalagi jika semua anggota inti tim adalah karakter melee. Kami juga benci dengan fakta bahwa beberapa lokasi penting di Wuthering Waves, khususnya untuk lokasi farming, yang ditempatkan jauh dari tempat teleport, yang beberapa di antaranya juga diposisikan “tersembunyI” tanpa ada opsi fast travel secara langsung.
Namun di luar kekurangan tersebut, Wuthering Waves tetap tampil sebagai game gacha action RPG yang memesona. Apakah Anda berujung mencintainya dan terus mengikuti apa yang ia tawarkan akan sangat bergantung pada apa Anda sukai serta komitmen dan waktu yang Anda miliki. Ini bisa saja jadi game gacha terbaik yang pernah Anda cicipi jika melihat kualitas gameplay yang ia usung. Namun di sisi lain, Anda bisa saja berujung menjadi kami yang sudah angkat tangan ketika usianya masih muda karena kombinasi-kombinasi ketidaknyamanan yang terpupuk terjadi. Untuk bisa tahu Anda berada di mana, mengingat ia adalah game free to play, Anda selalu bisa terjun menjajalnya kapan saja.
Kelebihan

Desain karakter wanita super memanjakan mata
Aksi Anda berujung bisa mempengaruhi dunia yang ia usung
Sistem echo yang unik
Sistem pertarugan solid dan ketat yang mengingatkan Anda pada game-game Platinum Games
Karakter punya sistem kombo dan gimmick serangan masing-masing
Mini-game hadir dengan keunikan tersendiri
Opsi tombol skip cerita untuk misi utama dan sampingan untuk Anda yang tidak banyak ambil pusing
Konten end-game super seru dan menegangkan
Kekurangan

Kualitas musik berujung tidak menggugah
Kualitas voice act terasa di bawah standar
Misi daily terlalu panjang untuk gamer yang tidak punya banyak waktu dan energi
Terlalu banyak istilah ribet
Nama agak sulit diingat karena keputusan mengikat peradaban di awal dengan budaya China
Butuh lebih banyak update QOL, seperti opsi fast travel ke banyak wilayah penting
Jenis puzzle yang butuh diselesaikan dengan karakter range menuntut Anda untuk menggantinya secara manual
Karakter maskot – Abby berpotensi menjengkelkan
Cocok untuk gamer: yang senang dengan action RPG open-world, mencintai desain karakter wanita cantik
Tidak cocok untuk gamer: yang tidak punya banyak waktu dan energi untuk daily, benci dengan lore berisikan istilah-istilah ribet