Review Elden Ring – Shadow of the Erdtree: Tidak Bebas dari Kritik!
Istimewa, itu mungkin kata yang tepat untuk menjelaskan posisi game-game From Software di industri game. Ketika game lain, di luar genre fighting tentu saja, dicaci maki karena berusaha menawarkan konten DLC ataupun expansion yang seringkali dituduh sebagai kesempatan untuk mencari uang dengan cepat, hal yang serupa justru begitu dinanti dari game-game From Software. Lihat saja rasa dahaga yang terus diperlihatkan komunitas ketika teaser Shadow of the Erdtree pertama kali diperlihatkan ke publik, yang kemudian diikuti dengan gameplay perdana mengikuti rilis yang kian dekat. Rasa dahaga yang akhirnya terpuaskan dengan rilis yang tiba dengan kualitas yang sepertinya memuaskan banyak pihak.
Maka From Software menyuntikkan expansion dengan kualitas yang sepertinya sudah kita kenal di produk mereka sebelumnya, seperti Bloodborne misalnya. Bahwa tidak hanya memperluas dan juga ikut menjelaskan “lubang” lore yang sempat terbangun di versi dasar sebelumnya, expansion ini juga menawarkan area baru, musuh yang lebih menantang, pertarungan boss super epik yang siap membuat rasa frustrasi meningkat, musik membahana yang siap untuk membuat bulu kuduk Anda merinding, hingga ragam senjata dan sihir baru untuk digunakan. Semuanya kemudian dipermak ke dalam konsep open-world yang jadi “nyawa” Elden Ring dengan kepadatan dan luas yang juga pantas untuk dirayakan.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Elden Ring – Shadow of the Erdtree ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai expansion yang tetap tidak bebas kritik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Seperti apa yang sudah menjadi identitas dari game From Software dan semua expansionnya, termasuk Elden Ring dan Shadow of the Erdtree ini, cerita yang disampaikan tetap hadir dalam format yang implisit. Ini berarti untuk sekali lagi, Anda harus membaca deskripsi ragam item, equipment, hingga Remembrance yang Anda dapatkan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Elden Ring – Shadow of the Erdtree memang membawa Anda ke sebuah wilayah baru bernama Land of Shadow yang diposisikan bak “dunia alternatif” untuk The Lands Between di versi dasar sebelumnya. Land of Shadow dipercaya memfasilitasi hidup mereka yang tidak lagi eksis di The Lands Betweeen, dimana sebuah perang abadi berkecamuk di sini antara Marika – tokoh sentral untuk semua cerita Elden Ring dan sebuah etnis bernama Hornsent. Di Land of Shadow pulalah kita menemukan fakta bahwa salah satu anak Marika bernama Messmer the Impaler tinggal dan ditinggalkan untuk mencapai misi suci ibunya sebelum ia berpindah ke The Lands Between.
Namun menariknya, dari sisi cerita yang diangkat dan fakta bahwa ini adalah area yang penting untuk mitologi seorang Marika, cerita Shadow of the Erdtree justru berfokus pada sosok yang lain – Miquella yang misterius sejak versi dasarnya. Di Land of Shadow-lah, Miquella berkomplot dan berupaya untuk menggelar perang suci-nya sendiri atas nama membawa kedamaian yang abadi bagi para penduduknya. Dengan kemampuannya untuk mencuri hati dan loyalitas dari siapapun yang ia inginkan, misi suci Miquella ini mau tidak mau berseberangan dengan eksistensi Anda sebagai seorang Tarnished.
Lantas, apa yang sebenarnya berusaha dicapai oleh Miquella? Siapa saja yang berujung ia pengaruhi? Seperti apa ancaman yang ditawarkan oleh The Land of Shadow itu sendiri? Semua jawaban dari pertanyaan ini, secara implisit, bisa Anda dapatkan dengan membaca begitu banyak deskripsi di Elden Ring – Shadow of the Erdtree. Atau seperti biasa, selalu ada opsi untuk menonton rangkuman plot dari VaatiVidya untuk cerita yang lebih koheren.