Review Elden Ring – Shadow of the Erdtree: Tidak Bebas dari Kritik!

Reading time:
August 9, 2024

Sayangnya, Tidak Bebas dari Kritik

elden ring shadow of the erdtree jagatplay 61
Kami merasa banyak kelemahan Shadow of the Erdtree yang “ditoleransi” hanya karena semata-mata ia game From Software.

Sebagai salah satu reviewer yang menilai game ini jauh lebih lambat dari media lain, yang sepertinya tidak segan untuk melemparkan angka skor super sempurna 10 untuk Shadow of the Erdtree, mau tidak mau harus diakui berkontribusi pada hype dan antisipasi kami. Apalagi untuk situs seperti Metacritic misalnya, ia jadi DLC berbayar dengan skor tertinggi yang mengalahkan expansion The Witcher 3 sekalipun. Namun seiring dengan dalamnya kami menyelam, kami mulai menemukan celah besar di sana-sini dan mulai sedikit skeptis bahwa nilai sempurna ini terjadi semata-mata karena ini adalah game From Software.

Sebagai penikmat game-game From Software di masa lalu, dari Bloodborne hingga Elden Ring hingga versi dasar, expansion Shadow of the Erdtree mulai memicu satu highlight yang sempat terbutakan oleh mata kami sebelumnya. Bahwa mau tidak mau harus diakui, setelah menikmati begitu banyak game Souls-like ragam identitas dari developer lain yang siap untuk menawarkan sesuatu yang lebih modern, banyak desain From Software yang mulai terasa “usang” dan butuh perbaikan. Memainkan Shadow of the Erdtree di beberapa titik berujung meninggalkan satu pertanyaan besar: JIKA INI BUKAN GAME FROM SOFTWARE, APAKAH IA AKAN TETAP DINILAI SEMPURNA?

Salah satu contoh kasus pemicu pertanyaan ini di otak adalah saat bertarung dengan boss Midra – Lord of Frenzied Flame. Ya, kami harus mengakui bahwa Midra itu sendiri adalah salah satu boss yang kami favoritkan di sepanjang expansion bersama dengan Messmer, yang kami nobatkan sebagai salah satu pertarungan boss paling fun di sini. Penghargaan yang sama juga pantas datang dari sisi desain. Namun apakah From Software benar-benar perlu untuk memulai pertarungan ini dengan menghabisi versi non-boss-nya yang hanya bisa merangkak saja dan dibunuh dengan beberapa kali serang? Yang kemudian harus diikuti cut-scene lagi dengan bangkitnya Midra yang sesungguhnya? Apa sebenarnya tujuan dari keperluan untuk terus membunuh versi merangkak super lemahnya ini? Mengapa tidak dilewatkan langsung ke pertarungan utamanya saja? Mengingat ini game Souls yang bisa menuntut Anda menjajal pertarungan boss yang sama, puluhan hingga ratusan kali, desain seperti ini menguras mental. Tidak ada alasan logis yang bisa ditoleransi terlepas dari fakta bahwa Midra memang bos opsional.

elden ring shadow of the erdtree jagatplay 123
Atas nama apa kami harus membunuh entitas tanpa ancaman ini berkali-kali hanya untuk bisa bertemu kembali dengan Midra? Apa alasannya, Miyazaki? Kenapa? Kenapaa?
elden ring shadow of the erdtree jagatplay 156
Untungnya, beberapa pertarungan boss, seperti Messmer hadir seru dan tak banyak basa-basi.

Perbaikan QOL seperti inilah yang sebenarnya sudah seharusnya dikuasai oleh From Software dengan begitu banyaknya game Souls yang sudah mereka racik, termasuk dari Elden Ring itu. Ada beberapa hal yang kemudian didesain untuk “mempersulit” Anda dan meningkatkan tingkat kesulitan yang tidak bersumber dari gameplay itu sendiri. Sebagai contoh? Entah untuk alasan apa, setidaknya di dua pertarungan melawan boss di sini, ikon untuk memanggil bala bantuan NPC tidak lagi ditempatkan di luar ruangan boss melainkan di dalam. Ini berarti Anda harus masuk dulu, melihat dulu serangan acak dari boss (kecuali Messmer) apakah aman atau tidak, bergerak menyentuh si ikon, melewati pertanyaan Yes-No, melihat animasi si NPC bangun terlebih dahulu, baru melihatnya mulai berperan. Iya, kami tahu bahwa situasi yang sama juga terjadi di pertarungan Radahn untuk versi dasar, namun bahwa ia berujung sesuai tema dan diletakkan jauh dalam jumlah banyak, kami masih bisa menoleransi-nya. Untuk yang satu ini? Jujur, kami bingung. Ini seperti terdesak untuk mendorong tingkat kesulitan dengan cara lain yang menjengkelkan dan tidak terasa esensial.

Semuanya kemudian diperburuk dengan desain boss yang juga tidak kesemuanya terasa semenyenangkan game-game Souls racikan From Software yang lain, bahkan Elden Ring versi dasar sekalipun. Memang beberapa boss ini opsional dan tidak perlu Anda tundukkan, namun dengan track record From Software selama ini, sepertinya rasional bagi kami untuk menantikan sebuah aksi yang seru. Ada banyak contoh kasus ini, seperti jika Anda berniat menundukkan si monster api raksasa – Furnace Golems misalnya. Pertarungan akan berkisar soal menyerang kaki-nya sampai ia jatuh, melompati serangan area-nya beberapa kali, menunggu ia jatuh, dan kemudian menyerang kepala-nya. Ini seperti membuang-buang kesempatan untuk membuatnya lebih istimewa atau teknikal di tengah desain monster yang keren. Pertarungan melawan boss seperti Erdtree Avatar juga sama tidak seru dan menyenangkannya, sementara aksi melawan sang Commander Gaius yang menaiki babi hutan perang andalannya terkadang bisa terasa tak adil karena hitbox yang dipertanyakan dan tidak konsisten. Berusaha menghindari serangan charging Gaius tidak selalu berhasil karena sang kaki belakang, yang kadang datang “terlambat”, dihitung sebagai sumber serangan yang lain sehingga damage masuk. Ya tentu saja situasi ini bisa terjadi karena kami terlalu cupu juga, yang notabene bisa jadi indikator penting mengapa semua keluhan ini terjadi.

elden ring shadow of the erdtree jagatplay 3
Dimanakah bagian menyenangkan dari membunuh monster yang satu ini?
elden ring shadow of the erdtree jagatplay 164
Kenapa semua boss sekarang harus punya serangan AOE saat berganti fase?

Kehadiran expansion Shadow of the Erdtree ini juga memperkuat salah satu tendensi dari desain boss game From Software yang sejujurnya sangat kami harapkan berujung hilang dan dihindari alih-alih diperkuat seperti yang terjadi saat ini. Walaupun bukan sesuatu yang baru, namun Anda yang sempat menikmati era Bloodborne atau Sekiro tentu paham bahwa proses transisi pertarungan boss-boss dari satu fase ke fase lainnya biasanya sekadar diikuti dengan animasi pendek yang memamerkan signifikansi tersebut. Pertarungan kemudian seolah melewati proses “reset” dengan tingkat kesulitan boss yang meningkat.

Lantas, tendensi apa yang kami benci di Elden Ring: Shadow of the Erdtree ini? Bahwa hampir sebagian besar pertarungan boss yang muncul, opsional ataupun utama, kini punya serangan AOE super luas sebagai bagian dari proses transisi dari fase 1 ke fase 2. Untuk beberapa jenis build seperti kami, tipe Mage dengan vigor yang kecil, ini menjadi semacam test yang bisa berujung antara hidup ataupun mati, yang ditentukan oleh satu window timing yang sangat kecil atau tipis. Jika Anda gagal melakukan roll, gagal melompat, gagal lari di satu timing kecil tersebut, maka Anda harus mengulang pertarungan dari awal kembali. Walaupun pada akhirnya timing tersebut akan bisa Anda kuasai, kami tidak terlalu suka dengan desain seperti ini. Tendensi menggunakan trope ini di hampir semua boss Shadow of the Erdtree membuat kami merindukan desain boss lama From Software yang memperlakukan proses transisi fase ini tidak lebih dari “peringatan” belaka, bukan sejenis evade-check, parry-check, jump-check, dan sejenisnya.

Sejujurnya review ini kami tulis dengan masih belum bisa menundukkan sang boss terakhir itu sendiri dengan build Mage + Mimic Tear yang kami jadikan andalan dari awal hingga akhir. Walaupun ini adalah ideologi pribadi yang bisa saja keliru, kami selalu merasa bahwa salah satu “manisnya” desain game From Software adalah bagaimana ia memfasilitasi ragam build untuk tetap bisa menyelesaikan tantangan yang ia usung selama ini. Namun jika boss terakhir ini berujung tidak akan pernah diselesaikan dengan build kami, maka ada yang perlu dipikirkan ulang oleh From Software soal kebijakan desain boss mereka, di titik ini ataupun di masa depan.

Kesimpulan

elden ring shadow of the erdtree jagatplay 33 1
Shadow of the Erdtree hadir sebagai expansion yang kembali membuktikan taji From Software dan melanjutkan warisan fakta bahwa konten berbayar mereka selalu pantas untuk dinanti dan dimiliki, tanpa terkecuali. Akan tetap sekali lagi, kami juga bermimpi dan merasa bahwa saatnya mereka mulai menerapkan banyak hal yang dianggap esensial di game Souls-like modern yang lain.

Sebagai sebuah expansion untuk sebuah game yang sangat dicintai, Shadow of the Erdtree hadir sebagai konten berbayar yang pantas untuk dirayakan. Bahwa jelas, proses pengembangan panjang tanpa banyak informasi yang ditekuni oleh From Software terbayar manis oleh fakta bahwa ia menawarkan apa yang sebuah expansion seharusnya tawarkan. Sang dunia baru – Land of Shadow datang cukup luas dan kompleks dengan begitu banyak konten baru, cerita datang dengan lore yang padat, varian boss baru untuk ditundukkan, segudang senjata dan equipment untuk dimanfaatkan, sensasi eksplorasi yang dipertahankan, hingga tingkat kesulitan yang bahkan jauh lebih menantang lagi. Ia menawarkan sesuatu yang lebih untuk fans yang memang rindu untuk kembali.

Akan tetapi, di mata kami, ini bukanlah expansion yang sempurna. Bahwa ada begitu banyak situasi dimana kelemahan-kelemahan ini ditoleransi semata-mata karena ini adalah game “From Software” yang seharusnya tidak lagi terjadi. Di luar soal kuantitas cookbook sebagai item yang terlalu banyak ditemukan di Land of Shadow ini, kami juga menyayangkan beberapa desain boss yang ia hadirkan. Tidak kesemua boss ini, utama ataupun opsional terasa fun untuk dilawan dengan beberapa harus dibalut oleh QOL yang buruk untuk membuatnya lebih sulit daripada seharusnya. Kami juga ingin From Software menghindari tendensi desain boss dengan serangan AOE masif untuk setiap pergantian fase yang menurut kami agak terasa malas atas nama “meningkatkan tingkat kesulitan” yang ada. Fakta bahwa ia juga masih dibalut masalah kamera di beberapa varian pertarungan juga memicu kekecewaan tersendiri.

Akan tetapi di luar kekurangan tersebut, Shadow of the Erdtree hadir sebagai expansion yang kembali membuktikan taji From Software dan melanjutkan warisan fakta bahwa konten berbayar mereka selalu pantas untuk dinanti dan dimiliki, tanpa terkecuali. Akan tetap sekali lagi, kami juga bermimpi dan merasa bahwa saatnya mereka mulai menerapkan banyak hal yang dianggap esensial di game Souls-like modern yang lain.

Kelebihan

elden ring shadow of the erdtree jagatplay 126
So freaking cool..

Tambahan dunia dengan desain fantastis, luas, dan kompleks

Tingkat kesulitan yang super menantang

Pertarungan boss seperti Messmer dan Midra yang seru

OST baru yang tetap mampu membuat bulu kuduk merinding

Lore ikut menyempurnakan kisah dari versi dasar Elden Ring

Konten equipment, senjata, talisman, skill, hingga summon baru yang melimpah

Konsep Scadutree Fragment efektif untuk balancing

 

Kekurangan

elden ring shadow of the erdtree jagatplay 69
NPC untuk membantu Anda melawan boss segila ini diletakkan di dalam arena. Terima kasih, Miyazaki!

Tidak semua pertarungan boss dan mini-boss didesain menyenangkan atau seru

Ada beberapa hal yang membuat peningkatan tingkat kesulitan terasa “semu” dan “dipaksakan”, seperti serangan AOE besar di pergantian fase atau peletakan tanda panggil NPC di dalam arena itu sendiri

Terlalu banyak cookbook!

Sistem kamera masih berantakan di situasi pertarungan tertentu

 

Cocok untuk gamer: yang menyukai Elden Ring, yang rindu dengan konsep Elden Ring

Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan sesuatu yang revolusioner, termanjakan dengan QOL game Souls-like modern

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…