Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!
Presentasi Lebih Bisa Ditoleransi

Jika Anda termasuk gamer yang cukup rajin mengikuti JagatPlay, maka Anda sepertinya sudah tahu preferensi kami soal cara Activison menyajikan cerita di Call of Duty itu sendiri. Benar sekali, terlepas dari apakah ini didasarkan pada nostalgia atau tidak, kami termasuk gamer yang lebih mencintai dan sangat merindukan pendekatan dramatisasi dan sinematik in-game alih-alih menggunakan film CGI selama beberapa tahun terakhir ini. Menikmati semua kejadian dari kacamata orang pertama seperti era Call of Duty lama menurut kami justru menjadi kunci untuk pengalaman yang lebih imersif.
Berita baiknya? Walaupun Black Ops 6 masih mengandalkan pendekatan film CGI yang serupa, ia kini juga meningkatkan porsi dramatisasi dari kacamata orang pertama menggunakan in-game engine yang kami sukai dari Call of Duty lama. Ini tidak hanya membuat pengalaman bermain lebih imersif saja, tetapi juga membuat transisi cerita kini terasa lebih cocok dan memuaskan di saat yang sama. Pendekatan seperti ini menurut kami jauh lebih ditoleransi daripada menyerahkan semua porsi cerita ke film CGI dengan dramatisasi minim di gameplay, yang berujung membuat pengalaman bermain biasanya membosankan.


Untuk urusan detail visual sendiri, ia tetap tampil memesona. Walaupun kami sendiri memilih untuk memainkannya di PC dengan performa yang tidak terlalu istimewa, ia tetap terlihat seperti game FPS modern yang seharusnya. Detail karakter terlihat baik pada saat Anda melihat mereka dari jarak dekat, efek ledakan cukup memuaskan yang tidak terpisahkan dari perang skala besar, hingga ragam efek tata cahaya yang berhasil membuat beberapa scene penting kian dramatis. Semuanya juga dikolaborasikan dengan film CGI yang kualitasnya konsisten jika dibandingkan dengan seri-seri Call of Duty modern sebelumnya. Tetapi untuk urusan terakhir ini, Anda akan lebih banyak menikmati scene-scene dialog statis atau sekadar bagan atau gratis alih-alih sesuatu yang bombastis.

Sementara untuk urusan suara, Anda bisa mengantisipasi kualitas audio konsisten ala Call of Duty, baik dari voice acting ataupun suara senjata yang ditawarkan. Walaupun kami tidak paham banyak soal suara senjata api untuk menentukan seberapa akurat mereka jika dibandingkan dengan versi dunia nyatanya, namun setiap dari mereka setidaknya terdengar berbeda dan memuaskan. Mendengar bagaimana sniper dengan peredam Anda berhasil menembus tengkorak prajurit musuh di kejauhan tetap memuaskan.
Eksperimen Menyegarkan yang Berhasil

Apa yang bisa Anda hadirkan sebagai sesuatu yang “baru” di ranah game FPS militer fiksi seperti Call of Duty? Pertanyaan yang satu inilah yang terus menghantui rilis Call of Duty setiap tahunnya, terutama ketika kita bicara soal sisi campaign. Gamer tidak lagi bisa dipuaskan dengan hanya cerita baru saja sembari mempertahankan game FPS koridor yang meminta Anda untuk hanya bergerak dari satu titik ke titik yang lain sembari membasmi semua prajurit musuh yang Anda temui. Gamer jelas butuh penyegar. Bagi Activision dan sistem rotasi tiga developernya, solusinya mengarah pada dua hal: lebih banyak opsi, lebih banyak kebebasan.
Maka hal ini jugalah yang Anda temukan di rilis beberapa seri Call of Duty modern terakhir, dimana alih-alih “koridor”, ada beberapa misi yang kini menyediakan bagi Anda sebuah konsep level terbuka yang memberikan Anda opsi sekaligus kebebasan untuk menentukan sendiri cara Anda untuk menyelesaikan misi yang ada. Bahkan beberapa seri datang dengan peleburan kisah cerita dengan aksi lebih “santai” seperti misi infilitrasi misalnya, yang difokuskan pada usaha untuk menggali informasi dan berbicara dengan ragam NPC yang ada. Bahkan, banyak seri Call of Duty modern yang tidak lagi memaksa Anda untuk bermain stealth, dimana opsi untuk berperang terbuka selalu tersedia selama Anda siap untuk menghadapi konsekuensinya.
Jika pendekatan ini serupa, lantas apa yang membuat Call of Duty: Black Ops 6 berujung efektif dan keren? Satu kata, eksekusi. Bahwa kombinasi Treyarch dan Raven Software sebagai penanggung jawab untuk mode campaign ini berhasil membangun sebuah cerita yang tidak hanya terus memancing rasa penasaran Anda saja, tetapi juga merangkainya menjadi misi-misi menarik dengan dramatisasi yang juga tak kalah keren di atasnya. Tenang saja, tidak ada lagi aksi “malas” ala Modern Warfare III dimana beberapa misi terbuka yang ia tawarkan berujung sekadar salinan dari peta mode multiplayer yang dikerjakan setengah hati. Jelas, Call of Duty: Black Ops 6 dibangun dengan niat dan ambisi yang lebih kuat.


Kerennya lagi? Konsep untuk urusan memberikan opsi dan kebebasan bagi gamer yang kami bicarakan sebelumnya ini juga dihadirkan lebih kompleks dan luas dibandingkan seri-seri sebelumnya. Bahkan ada salah satu misi yang benar-benar menghadirkan sebuah peta luas dengan begitu banyak objektif di dalamnya, mengingatkan Anda pada game sekelas Far Cry, namun dalam skala lebih kecil. Dibagi ke dalam misi utama dan misi sampingan yang bisa memberikan Anda ekstra senjata dan equipment hingga bala bantuan tambahan, kami tidak pernah memprediksi konsep seperti ini ternyata bisa dieksekusi dengan baik di game sekelas Call of Duty. Kita bicara soal peta yang memungkinkan Anda memakai kendaraan, menggunakan aksi fast-travel, dan berkeliling dengan bebas jika Anda menginginkannya.
Tentu saja, ada juga misi-misi dengan ekstra kebebasan serupa yang dihadirkan dengan skala lebih kecil namun terangkai dengan sangat baik. Ada misi yang kini meminta Anda untuk menyelesaikan rangkaian objektif, namun masing-masing punya opsi uniknya sendiri. Bahkan ada salah satu misi yang bisa Anda selesaikan dengan hanya berbicara dengan NPC dan melakukan rangkaian manipulasi alih-alih sesuatu yang bombastis Kami menghargai ide kreatif dan pendekatan seperti ini.
Call of Duty: Black Ops 6 juga kini membuat fungsi hub punya fungsi dan alasan eksistensinya sendiri. Selain tempat untuk mendapatkan ekstra cerita dan interaksi antar para karakter tim Anda, yang tentu saja bisa Anda abaikan jika Anda tidak tertarik, ia juga kini punya sistem upgrade yang unik. Bahwa dengan mengumpulkan uang cash yang Anda temukan di sepanjang misi, Anda bisa membangun setidaknya tiga fasilitas di hub Anda. Dari fasilitas tersebut, Anda kemudian bisa meningkatkan atribut dan status karakter yang Anda gunakan,. yang tentu saja didesain untuk membuat perjalanan Anda melewati cerita Black Ops 6 lebih gampang. Dengan perk yang masing-masing akan menuntut jumlah uang tertentu, Anda misalnya bisa meningkatkan kecepatan regenerasi health karakter, seberapa efektif peluru mereka menembus musuh dengan armor, atau seberapa cepat Anda mengganti magazine. Kesemuanya akan dilakukan lewat fasilitas-fasilitas, yang sekali lagi, bisa Anda putuskan sendiri pantas dibangun atau tidak dengan uang yang Anda dapatkan.


Di luar misi terakhir yang menurut kami agak sedikit terlalu panjang, pacing juga menjadi hal fantastis lain dari mode campaign Call of Duty: Black Ops 6 ini. Dengan durasi yang cukup panjang untuk menikmati sang cerita dari awal hingga akhir, setiap misi hadir dengan durasi yang terasa pas, dengan kombinasi misi yang berfokus pada aksi stealth, “eksplorasi”, ataupun bertempur yang cukup berimbang. Satu hal lain yang membuat kami berujung sama takjubnya? Bahwa untuk kesekian kalinya, Black Ops juga berhasil mempertahankan identitasnya sebagai seri Call of Duty dengan jiwa sci-fi yang kental. Konsep ini juga memungkinkan Call of Duty menyuntikkan konsep-konsep pertempuran yang tidak mungkin dilakukan oleh seri lainnya, sembari mempertahankan rasionalitas dari sisi lore. Benar sekali, kita bicara soal pertempuran melawan para zombie dan monster.

Maka kombinasi-kombinasi dengan eksekusi yang manis dan niat inilah yang membuat pengalaman campaign Call of Duty: Black Ops 6 berujung seru, menegangkan, dan juga menyenangkan di akhir. Jelas bahwa Treyarch dan Raven Software yang juga memang punya keuntungan dari sisi waktu pengembangan dibandingkan dengan beberapa seri terakhir Call of Duty, memanfaatkan waktu dan kesempatan tersebut dengan sebaik mungkin.