Review Metaphor – ReFantazio: Pelik Politik Dunia Fantasi!
Kesimpulan

Setelah penantian selama bertahun-tahun, Metaphor: ReFantazio hadir sebagai game JRPG dengan daya tarik memukau yang berisikan begitu banyak identitas ATLUS yang kuat di beragam sisi. Kita bicara dari sisi presentasi visual sesederhana user-interface hingga desain, dari pilihan musik OST yang siap untuk membangun atmosfer dengan efektif, hingga elemen gameplay dengan rasa familiar yang kuat jika Anda pernah mencicipi Persona atau Shin Megami Tensei sebelumnya. Semuanya dibalut dengan cerita pelik politik dunia fantasi yang dengan jelas memperlihatkan keseriusan dan cinta yang mendalam untuk lore yang dibangun. Semua kombinasi ini melahirkan JRPG puluhan jam yang siap untuk menarik perhatian dan emosi Anda.
Namun Metaphor: ReFantazio bukanlah game yang sempurna. Tentu saja ada beberapa hal yang jadi catatan besar kami, termasuk eksekusi eksplorasi dunia yang justru berujung membuat latar belakang Metaphor: ReFantazio terasa disia-siakan begitu saja. Bahwa dunia yang seharusnya indah dan penuh dengan sejarah ini tereduksi menjadi sekadar gambar statis dan narasi kata-kata belaka tanpa kesempatan eksplorasi yang sesungguhnya. Kami juga masih cukup kecewa dengan keputusan untuk mengandalkan sekadar eksposisi untuk menjelaskan salah satu plot twist terbesar di cerita game ini. Bayangkan saja, salah satu rahasia terbesar di dalam game yang sudah Anda nantikan jawabannya berujung dijelaskan ke Anda secara terang-benderang lewat eksposisi 2-3 menit, alih-alih “diceritakan” lewat penelusuran wilayah atau karakter untuk membukanya perlahan. Kami juga merasa beberapa aspek game ini butuh QOL terutama untuk inventory dan aksi skip narasi pergantian hari yang menjemukan.
Namun di luar kekurangan tersebut, Metaphor: ReFantazio tetap hadir sebagai game JRPG racikan ATLUS dan Studio Zero yang pantas untuk dirayakan. Mereka berhasil menawarkan sesuatu yang familiar namun juga benar-benar baru di banyak elemen dengan proyek yang sudah makan waktu bertahun-tahun ini. Cukup untuk membuat Anda penasaran dan ingin menyelami lebih banyak soal dunia fantasi dengan pelik politik ini.
Kelebihan

Presentasi visual yang tetap memukau, terutama dari desain UI
Cerita yang cukup mengundang rasa penasaran
Elemen pertarungan tetap butuh strategi untuk ditundukkan
Identitas unik lewat elemen action RPG untuk pertempuran instan
OST mendukung atmosfer dengan sangat baik
Sistem Archetype hadir unik dan berbeda dari sistem JRPG Atlus yang lain
Lore dunia yang sebenarnya kaya
Sistem kedekatan sosial dengan karakter companion kini nyaris tanpa beban
Film animasi pendukung tetap hadir ciamik
Sistem distribusi EXP para Archetype yang dikonversi ke item setelah mentok
Cerita companion yang punya bobot dan emosional
Kekurangan

Lore dunia yang kaya terasa disia-siakan lewat terbatasnya area eksplorasi
Plot twist besar di game dijelaskan lewat eksposisi 3 menit
Butuh penyempurnaan QOL di beberapa aspek, termasuk inventory
Narasi pergantian hari yang perlahan tapi pasti, mudah membuat jengkel
Banyak karakter kompetitor untuk tahta yang dianggap “angin lalu” tanpa didalami
Cocok untuk gamer: yang menikmati RPG racikan ATLUS termasuk Persona, mengingatkan RPG dengan cerita fantasi yang keren
Tidak cocok untuk gamer: yang merasa game RPG ATLUS sulit, yang butuh sensasi eksplorasi yang oke
Screenshot
4K dengan Playstation 5































