Review Metaphor – ReFantazio: Pelik Politik Dunia Fantasi!

Apa yang Anda ingat setiap kali membicarakan ATLUS? Maka sebagian besar gamer sepertinya akan langsung mengasosiasikannya sebagai kreator setidaknya satu dari dua nama franchise JRPG raksasa: Shin Megami Tensei atau Persona. Walaupun sendiri juga menangani aksi publishing untuk banyak game keren, seperti beberapa produk dari Vanillaware misalnya, status inilah yang harus diakui terus mereka sandang. Tidak mengherankan jika setiap tahunnya, gamer pencinta JRPG terus menantikan apa yang tengah “dimasak” oleh ATLUS. Tak heran jika hype yang mengitari Metaphor: ReFantazio begitu kuat. Tidak hanya ia lahir dari Studio Zero di bawah ATLUS yang berisikan begitu banyak veteran Persona saja, tetapi juga fakta bahwa ia hadir sebagai judul game baru.
Dikenalkan untuk waktu yang sudah lama, sempat tenggelam tanpa berita yang mempertebal atmosfer misteri-nya, dan kemudian kembali mengemuka dengan nama absurd yang punya pondasi cerita fantasi yang indah dan gameplay yang terasa familiar, Metaphor: ReFantazio langsung otomatis menjadi game yang paling diantisipasi di tahun 2024 ini. Apalagi Studio Zero dan ATLUS juga menjanjikan waktu gameplay hingga puluhan jam layaknya game fenomenal mereka yang lain – Persona 5. Kombinasinya dengan track record yang selama ini berhasil dipertahankan di ranah positif pun membuat antisipasi menguat.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Metaphor: ReFantazio ini? Mengapa kami menyebutnya soal game yang bercerita soal pelik politik dunia fantasi? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Metaphor: ReFantazio sendiri mengambil setting sebuah kerajaan bernama Euchronia yang dipimpin oleh seorang raja tua yang cukup dicintai. Namun sayangnya, kepemimpinannya harus berakhir di ranjang dengan kematian. Ia tewas dihabisi oleh salah satu orang kepercayaannya – Louis.
Dengan absennya tahta raja, maka konflik antara pihak-pihak berkuasa yang berusaha untuk menduduki kursi terpenting di Euchronia pun dimulai. Namun semua pihak ini tidak pernah tahu dan mengira bahwa satu-satunya putra kerajaan yang dimiliki oleh Euchronia ternyata masih hidup di bawah kutukan terlepas dari kepercayaan bahwa ia sudah tewas setelah mendapatkan serangan dari pihak misterius yang identitasnya belum diketahui sampai saat ini. Anda akan berperan sebagai karakter protagonis tanpa nama yang akan didampingi seorang peri bernama Gallica. Tugas Anda? Mencari cara untuk membebaskan kutukan dari sang pangeran tertidur, yang tentu saja tidak bisa dicapai tanpa mengabarkan dan mengumpulkan mereka yang setia dengan kepemimpinan raja yang lama.


Ternyata oh ternyata, raja lama yang tewas ditikam ternyata tidak “pergi” begitu saja. Lewat kekuatan magis super besar yang ia miliki, ia ternyata sudah mengatur sebuah sistem pergantian kepemimpinan yang kemudian terwujud lewat sebuah wajah raksasa dari batu yang melayang di angkasa. Peraturan dari sang raja sederhana, bahwa kandidat yang berhasil mendapatkan dukungan terbesar dari rakyat dalam periode yang ditentukan akan terpilih menjadi raja selanjutnya. Hasil dari pertempuran popularitas ini akan mengemuka secara real-time lewat mata kanan sang wajah, dimana besar wajah kandidat akan mewakili popularitasnya saat ini. Kerennya lagi? Sang raja juga menempatkan sebuah sihir khusus bagi para kandidat terbesar dengan sistem perlindungan yang membuat mereka tak bisa diserang ataupun dibunuh, demi menjamin persaingan yang sehat.
Lantas, siapa yang akan berujung menjadi raja baru di Euchronia? Siapa yang sebenarnya bertanggung jawab untuk semua kekacauan ini? Bagaimana peran karakter protagonis utama Anda di pelik politik satu ini? Anda tentu saja harus memainkan Metaphor: ReFantazio untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini.