Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!
Action RPG yang Tetap Seru

Walaupun sisi penulisan cerita dan karakter yang ditawarkan Bioware di Dragon Age: The Veilguard ini cukup berujung membuat canggung, namun setidaknya sisi utama gameplay-nya, sang primadona tetap dieksekusi dengan manis.
Kini hadir dengan cita rasa action RPG yang bahkan lebih kental lagi daripada Inquisition yang notabene sudah “action”, Dragon Age: The Veilguard akan meminta Anda untuk memilih satu di antara tiga kelas utama yang bisa Anda aplikasikan ke si karakter utama – Rook. Anda bisa berperan sebagai Mage, Warrior, dan Rogue. Anda juga bisa memilih latar belakang karakter saat proses racik untuk memunculkan opsi, respon, atau gaya percakapan spesifik. Sebagai contoh misalnya? Jika Anda memilih ras Anda adalah Elf, maka besar kemungkinan Anda akan menyebut dua tokoh antagonis utama yang notabene merupakan Dewa Elven sebagai “dewa kita” alih-alih “dewa kalian” atau “dewa kamu”jika ras-nya berbeda. Detail seperti ini tetap dihadirkan Bioware di Dragon Age: The Veilguard ini.
Sistem tiga kelas karakter ini tentu saja juga akan menentukan gaya bermain Anda nantinya. Anda yang memilih Mage misalnya akan punya dua opsi serangan, proyektil menggunakan staff dari kejauhan atau serangan bak melee di jarak dekat menggunakan Orb dan pisau kecil magis Anda. Kedua gaya bermain ini akan bisa Anda ganti secara real-time sesuai dengan situasi pertempuran. Sementara ketika Anda bermain sebagai Rogue, selain Double Dagger sebagai ujung tombak utama, Anda juga bisa mengandalkan bow dan arrow jika Anda memang lebih nyaman dengannya.
Walaupun sistem tiga kelas ini terasa sedikit di atas permukaan, namun ia tidak sedangkal yang dibayangkan. Setiap kelas ini juga akan punya tiga opsi spesialisasi yang bisa dibuka di level 20, dimana Anda akan hanya akan boleh memilih satu spesialisasi saja. Setiap spesialisasi di setiap kelas ini akan difokuskan pada gaya bermain spesifik yang akan membuat aksi bertarung Anda kian fokus dan dititikberatkan pada gaya tertentu. Sebagai contoh? Rogue memiliki tiga spesialisasi: bertarung dengan dual-dagger, bertarung dengan busur dan panah, dan yang berfokus menggunakan peralatan ekstra. Berita baiknya? Anda selalu berkesempatan untuk melakukan reset skill points yang sudah Anda alokasikan, satu per satu atau sekaligus jika Anda butuhkan, tanpa harus mengorbankan resource tertentu.


Namun sayangnya tidak seperti kebanyakan game action RPG yang memungkinkan Anda berganti kelas di tengah permainan, Dragon Age: The Veilguard tidak mengizinkan hal tersebut. Kelas yang Anda pilih saat proses racik karakter adalah kelas yang akan Anda gunakan dari awal hingga akhir permainan. Mengapa demikian? Karena Bioware juga menyuntikkan sistem kunci varian equipment dan aksesoris yang Anda dapatkan di sepanjang perjalanan sesuai dengan kelas yang Anda pilih. Ini berarti Anda yang sudah memilih untuk menggunakan Mage di awal, hanya akan mendapatkan equipment dan aksesoris yang berkaitan dengan Mage saat eksplorasi, baik dari hadiah misi sampingan, peta harta karun, ataupun dari aksi bertarung. Anda tidak akan mendapatkan equipment dari kelas Rogue yang tidak berguna bagi Anda. Tentu saja, akan ada peti-peti spesifik yang isinya equipment dan senjata untuk karakter companion Veilguard Anda yang lain, yang juga tidak akan bisa Anda gunakan.
Sisterm equipment yang dihadirkan Dragon Age: The Veilguard juga terhitung unik. Bahwa alih-alih menjual kuantitas dengan keunikan tertentu ala Borderlands atau Diablo, jumlah equipment yang Anda dapatkan di sepanjang eksplorasi akan punya varian yang terbatas. Bedanya? Untuk satu varian equipment yang sama, Anda kemungkinan akan menemukan gandanya di sepanjang proses eksplorasi. Untuk setiap equipment sama yang Anda temukan, varian tersebut akan mengalami kenaikan atribut status yang diusung, kenaikan level kelangkaan, hingga lebih banyak efek skill aktif dan pasif yang bisa dinikmati. Sistem seperti ini kembali terkunci dengan sistem kelas yang kita bicarakan sebelumnya sembari memastikan kuantitas senjata dan equipment yang tak menggila untuk Anda perhatikan dan atur.
Tentu saja, ada sistem yang lainnya untuk memperkuat serangkaian senjata dan equipment ini. Di hub utama dimana Anda beristirahat dan berbicra dengan anggota Veilguard yang lain, Anda disuguhkan dengan kesempatan untuk menempa dan menyuntikkan enhancement berdasarkan level si fasilitas, yang bisa ditingkatkan dengan mencari item-item collectibles bernama Mementos di sepanjang permainan. Setiap area yang sudah Anda bebaskan juga akan punya sistem Merchant-nya sendiri, dimana Anda bisa meningkatan level mereka dengan menyelesaikan misi sampingan di area terkait atau sekadar menjual ragam materials yang Anda kumpulkan. Semakin tinggi level Merchant di setiap kota ini, semakin banyak pula senjata, armor, dan aksesoris keren yang mereka sediakan. Tenang saja, untuk Andayang senang bergaya, Dragon Age: The Veilguard juga menghadirkan cukup banyak jenis item kosmetik yang bisa Anda kenakan tanpa mempengaruhi status sama sekali.


Maka layaknya sebuah game action RPG, sebagian besar aksi bertarung Anda akan dihabiskan dengan mengeluarkan serangan biasa dan serangan kuat, menghindari serangan musuh via tombol roll yang tersedia, dan mengumpulkan Mana yang dibutuhkan untuk mengakses ragam skill aktif yang sudah Anda sematkan. Berita baiknya? Seperti di seri Dragon Age sebelumnya, waktu akan otomatis berhenti ketika Anda hendak menentukan skill aktif mana yang ingin Anda eksekusi. Situasi seperti ini akan membuat Anda bebas dari rasa panik apalagi ketika pertarungan berada di situasi yang lumayan kacau karena jumlah unit yang banyak. Dragon Age: The Veilguard juga membuat Anda mudah mengenali musuh mana saja yang hadir dengan ekstra lapisan Barrier atau Armor yang akan cepat dihabisi dengan serangan range.
Sayangnya, memainkan game ini dengan kelas Mage dan Rogue juga membuka mata kami bahwa Dragon Age: The Veilguard memang ingin Anda – Rook berperan sebagai bintang utama di sini. Anda akan lebih didorong secara aktif untuk berperan sebagai damager yang akan membuat pertarungan berjalan lebih cepat. Tidak banyak opsi untuk bermain sebagai support bagi kedua anggota NPC misalnya, yang berujung tidak seagresif dan seaktif yang Anda inginkan.
Rangkaian serangan skill aktif ini sendiri juga berpotensi untuk dibumbui dengan elemen-elemen dengan efek yang berbeda-beda, di luar sekadar serangan fisik. Bergantung pada spesialisasi Anda di kelas Mage misalnya, Anda bisa memilih beragam spell dengan efek elemen di atasnya dengan efek yang sepertinya sudah bisa Anda prediksi. Skill aktif dengan elemen es bisa membuat musuh membeku, sementara efek seperti Burn akan terus memangkas HP musuh hingga periode-nya selesai. Tentu saja, Anda juga akan bertemu dengan skill-skill aktif yang siap untuk menghasilkan efek debuff untuk membuat setiap musuh ini semakin rentan pada serangan biasa dan spesial Anda. Setiap kelas juga akan punya satu serangan ultimate yang menjanjikan damage besar di area luas begitu sebuah bar khusus terpenuhi.


Yang menarik? Alih-alih berdiri sendiri, Dragon Age: The Veilguard juga menyediakan sistem kombinasi skill yang benar-benar super kuat di sini. Dengan indikator jelas berbentuk bingkai yang akan bersinar emas untuk dua skill yang memang bisa dikombinasikan, mengeksekusinya dengan runtut benar akan memicu efek Detonate yang akan seringkali Anda jadikan sebagai kunci untuk memenangkan banyak pertempuran. Begitu ia terpicu, musuh akan terkunci dalam keadaan statis selama beberapa detik, menerima damage pembuka sang skill pemicu, dan kemudian menerima damage ledakan di akhir setelah skill kedua diaplikasikan dengan angka besar di lingkar AOE yang cukup luas. Mengingat seberapa pentingnya eksekusi kombinasi skill ini, tidak heran jika ia juga akan mempengaruhi keputusan Anda soal karakter NPC mana yang Anda bawa nantinya.
Dengan konsep seperti ini, apalagi dengan jumlah musuh dan kombinasi boss yang harus Anda hadapi (setidaknya di tingkat kesulitan normal), hampir sebagian besar pertempuran Anda di Dragon Age: The Veilguard akan terasa seru dan intens. Keseruan tersebut akan kian memuncak ketika Anda bertarung melawan para naga atau iblis khusus yang siap untuk menghabisi Anda secara instan jika Anda lalai, terutama jika Anda berniat untuk menantang mereka di beda level yang cukup tinggi. Walaupun sayangnya, harus diakui, ia tak banyak butuh lapisan strategi. Selama Anda bisa mengeluarkan damage output sebesar mungkin,maka sebagian besar pertarungan ini akan bisa diselesaikan dengan mudah. Apalagi setelah Anda mulai mempelajari ragam efek buff dari senjata dan equipment yang bisa Anda eksploitasi lebih lanjut untuk membuat serangan dan skill aktif Anda semakin mematikan.
Kesimpulan

Jika harus dibandingkan dengan apa yang sudah ditelurkan Bioware dengan Mass Effect Andromeda dan Anthem di masa lalu, eksistensi Dragon Age: The Veilguard tentu saja membangun gelombang optimisme tersendiri bahwa Bioware perlahan tapi pasti, mulai bergerak ke bentuk semulanya. Tidak kesemuanya sempurna dan hadir dengan kualitas yang pantas dirayakan di mata kami memang, namun untuk beberapa titik cerita dan elemen, ia berhasil membuat Anda merasa sedikit bernostalgia dengan “identitas” game-game Bioware lawas yang tersirat dari begitu banyak sisi. Dikombinasikan dengan kualitas visualisasi memesona terutama soal masalah physics rambut yang saat ini pantas dikategorikan sebagai yang terbaik di industri game dengan sisi action RPG yang seru, Dragon Age: The Veilguard siap menawarkan pengalaman yang membuat Anda terikat cepat sejak menit pertama.
Walaupun demikian, sulit rasanya untuk tidak membicarakan beragam kelemahan yang terasa cukup kentara. Kami memang menikmati sisi cerita utama dan ragam pilihan sulit yang harus Anda ambil di beberapa titik, namun ia juga berujung timpang dengan cerita dan konflik tiap karakter companion yang sayangnya berujung generik dan monoton karena pendekatan resolusi yang sama. Penulisan beberapa karakter, terutama Taash yang terlalu berpijak pada seksualitasnya alih-alih mengeksplorasi kisah fantasi Thedas yang potensial juga menjadi catatan tersendiri. Agak disayangkan bahwa Bioware yang notabene mampu menghadirkan banyak kisah emosional di masa lalu, justru gagal di area ini.
Akan tetapi, jika Anda termasuk gamer yang lebih mementingkan keseruan dan sensasi bertarung di game action RPG, Anda seharusnya tidak akan banyak memikirkan sisi yang satu ini. Ia akan memenuhi apa yang Anda butuhkan. Namun jika ingin sebuah paket lengkap action RPG, apalagi dengan nama Bioware yang “menempel”, saat ini Dragon Age: The Veilguard terasa seperti game seru yang tanggung karena canggung.
Kelebihan

Physics rambut terbaik di industri game
Spesialisasi kelas karakter benar-benar mengubah gaya bermain
Keputusan penting di cerita utama cukup untuk membuat Anda berpikir panjang
Sisi action RPG yang seru
Cerita utama, terutama yang berhubungan dengan Solas, hadir cukup menarik
Voice acting hadir solid
Pertarungan melawan naga yang tetap terasa epic
Manfred
Kekurangan

Konflik personal tiap karakter companion terasa monoton dan mirip satu sama lain
Penulisan karakter yang lemah, terutama Taash
Variasi musuh yang terhitung minim
Cocok untuk gamer: yang sudah mengikuti kisah Solas di beberap seri terakhir, mencintai game action RPG yang seru
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan cerita companion “setara” cerita utama, menginginkan RPG lebih taktikal ala Origins
Screenshot
4K dengan Playstation 5 – Fidelity Mode





















