Mengkhawatirkan adalah kata yang tepat untuk menjelaskan situasi yang mengitari nama SEGA Sammy – induk perusahaan SEGA selama beberapa bulan terakhir. Lokasi arcade ikonik di Akihabara yang ditutup, bisnis SEGA Amusements yang kemudian porsi besarnya dijual, hingga finansial yang buruk membuat banyak gamer cemas akan nasib brand yang sudah terhitung ikonik di industri game ini. SEGA terkesan seperti satu dari sedikit perusahaan game yang justru harus menelan konsekuensi negatif dari situasi COVID-19, alih-alih yang menikmati pertumbuhan yang mengagumkan karena situasi karantina yang ada. Namun kenyataannya tidak seburuk yang dibayangkan. SEGA secara keseluruhan tidaklah berada di situasi super kritis seperti yang ditakuti gamer.

Hal inilah yang ditegaskan oleh COO sekaligus President SEGA Eropa – Gary Dale dan Chief Studios Officer – Tim Heaton dalam wawancaranya dengan GamesIndustry.biz. Keduanya menyebut bahwa masalah finansial yang terjadi memang eksklusif terjadi di Jepang saja, terutama karena bagaimana situasi COVID-19 mempengaruhi divisi pachinko dan resort di sana.

Di sisi lain, SEGA Eropa justru berada dalam kondisi yang “sangat sehat”, dimana bisnis mereka justru tumbuh positif. SEGA Eropa mencatatkan peningkatan penjualan, bahkan menundukkan rekor-rekor sebelumnya. Dan karenanya, SEGA Eropa saat ini disebut Dale, bisa memberikan kontribusi untuk membantu bisnis SEGA Sammy di Jepang.

Dale juga yakin bahwa bisnis resort dan arcade milik SEGA Sammy juga akan memulih begitu situasi COVID-19 mereda, yang notabene juga menjadi bukti bahwa secara pondasi, sebenarnya tidak ada masalah genting di struktur mereka. Fokus saat ini hanyalah berusaha “selamat” dari situasi pandemi seperti ini. SEGA Eropa sendiri saat ini membawahi beberapa developer besar dengan franchise uniknya masing-masing, dari Creative Assembly dengan Total War hingga Sports Interactive dengan Football Manager mereka.

Source: GamesIndustry.biz