SEGA Ingin Creative Assembly Fokus ke Game Strategi

Seringkali lupa bahwa ia adalah perusahaan global yang juga membawahi developer asal Eropa, SEGA sayangnya memang tidak bersandar penuh pada kekuatan asing yang satu ini. Sejauh ini, hampir semua franchise yang mereka andalkan sebagai “sumber uang” datang dari lokal, terutama dengan nama-nama sekelas Sonic, Like a Dragon, hingga Persona dari Atlus. Situasi ini semakin mengkhawatirkan ketika salah satu game racikan Creative Assembly yang terlihat ambisius di awal – Hyenas tiba-tiba berujung dibatalkan begitu saja sebelum sempat dirilis. Untuk kasus yang sat ini, SEGA akhirnya angkat bicara.
Dalam presentasi finansial teranyar mereka, President dan CEO SEGA Sammy – Haruki Satomi menyediakan waktu untuk membicarakan situasi terkait Hyenas dan Creative Assembly ini. Satomi menyebut di era pandemi dimana pertumbuhan industri game terjadi, ada usaha untuk mengembangkan dan memperluas bisnis mereka dengan mengizinkan studio untuk “terjun” ke hal-hal yang belum pernah mereka coba untuk mendorong pertumbuhan lebih lanjut. Beberapa dilihat SEGA berhasil dan yang lainnya tidak.

Di situasi ini, SEGA melihat bahwa Creative Assembly adalah developer yang mahir untuk meracik game-game bertipe offline, terutama di genre RTS. Hyenas yang notabene merupakan game multiplayer FPS tumbuh menjadi tantangan tersendiri. Di situasi ini, SEGA merasa bahwa kualitas akhir Hyenas tidak memenuhi apa yang mereka inginkan, terutama untuk sebuah game multiplayer yang direncanakan bertahan lama. Oleh karena itu, SEGA lebih menginginkan Creative Assembly berfokus di genre yang jadi kekuatan mereka, yakni Real-Time Strategy.
Seperti yang kita tahu, Creative Assembly merupakan otak di balik seri game Total War. Bagaimana menurut Anda? Setuju dengan keputusan SEGA ini?