DICE dan Electronic Arts kini sedang berada di dalam masalah yang serius. Sukses tampil sebagai salah satu game terbaik di tahun 2011 silam dan menarik perhatian industri game, Battlefield 3 kini justru kian terpuruk. Mode multiplayer online yang selama ini menjadi pilar utama kini tergoncang keras karena kehadiran cheater yang merajalela. Menggunakan exploit tertentu, para cheater ini berhasil membuat pertempuran yang seharusnya berjalan fair & fun menjadi tidak menyenangkan sama sekali. DICE sudah menempuh beragam cara untuk mengatasi masalah ini, namun tidak ada progress signifikan yang terjadi.

Langkah terakhir DICE dengan memasang program Punkbuster justru berakhir pada bencana besar. Para hacker mampu memanfaatkan celah di dalamnya untuk mengirimkan “laporan palsu” yang justru berujung pada pemblokiran para pemain BF 3 yang “bersih”. Keluhan dan klaim pun bermunculan, bahkan tidak sedikit yang mengancam untuk berhenti memainkan game ini. DICE pun kelabakan. Untuk menyikapi permasalahan ini dengan cepat dan tepat, DICE akhirnya memutuskan untuk membuka sebuah lowongan pekerjaan unik. Mereka mencari seorang yang mampu menjadi “Anti-Cheat Administrator” yang akan berperan aktif untuk memerangi cheat di Battlefield 3. Tugasnya? Menjadi bagian aktif dari komunitas, mencari informasi tentang cheat yang beredar dan eksekusinya, serta menganalisa data tingkah laku gamer.

Dengan menempuh langkah yang satu ini, DICE tentu berharap agar permasalahan cheater di Battlefield 3 dapat berkurang drastis atau bahkan teratasi penuh. Namun dengan waktu yang dibutuhkan untuk mencari sang tenaga ahli, para gamer dituntut untuk sedikit lagi bersabar hingga rentan waktu yang masih belum jelas. Harus diakui, cheater merupakan salah satu masalah klasik industri game yang memang sulit untuk diatasi. Saya pribadi cukup memakluminya jika dilakukan untuk permainan di mode single player. Namun melakukannya di mode multiplayer online dan membuat hari gamer yang lain menjadi buruk? Kill all the cheaters!