Terlepas dari apakah Anda suka atau tidak, nama Destiny dari Bungie Studios dan Activision akan jadi sebuah proyek game FPS RPG yang akan terus Anda temukan hingga setidaknya 8-9 tahun ke depan. Sejak awal eksistensinya, ia sudah dikonfirmasikan akan menjadi sebuah proyek dengan usia 10 tahun yang berkesinambungan, dimana Bungie akan terus meliris expansion pack dan sebuah seri terbaru dengan garis merah cerita yang akan terus berlanjut. Mereka bahkan sempat menyebut bahwa gamer akan bisa mempertahankan karakter yang sudah susah payah mereka mainkan saat ini. Tahun 2016 sudah seharusnya jadi tahun untuk kehadiran Destiny 2 seperti yang sempat direncanakan sebelumnya. Namun tampaknya rencana tersebut tak akan terjadi seperti yang diharapkan.

Bungie memang sempat mengungkapkan roadmap pengembangan Destiny. Setiap dua tahun sekali, sebuah seri baru akan muncul dengan sebuah expansion pack besar di antaranya. Dengan rilisnya Destiny pertama (2014) dan The Taken King (2015), 2016 seharusnya jadi tahun untuk Destiny 2. Namun sayangnya, rencana tersebut tampaknya batal. Informasi ini meluncur dari situs gaming – Kotaku yang mengklaim mendapatkannya dari sumber orang dalam yang bisa dipercaya. Sumber informasi ini menyebut bahwa rencana untuk Destiny 2 di 2016 terus berubah dan terancam batal. Minggu lalu, salah satu petinggi Bungie hadir dengan keputusan besar – untuk tidak merilis Destiny 2 tahun ini.

Activision dan Bungie Studios sendiri masih belum angkat bicara soal rumor yang sudah beredar luas di dunia maya ini. Sementara di sisi lain, para fans setia yang bergabung di beragam komunitas besar juga mulai memperlihatkan sikap tidak puas dan terus “berteriak” karena putusnya jalur komunikasi dengan Bungie yang tampaknya tak lagi tertarik untuk menambahkan konten apapun ke game yang satu ini.

Apakah ini berarti kita akan mendapatkan lagi sebuah Expansion pack dengan harga sebuah game penuh lagi di tahun 2016 ini? Ataukah Activision akan mengejar dan memaksakan rilis Destiny 2 yang sampai kini belum kelihatan batang hidungnya? Kita tunggu saja.

Source: Kotaku