NostalGame: Tenchu – Stealth Assassins
Apa yang Saya Benci dari Tenchu: Stealh Assassins?
Kemana…Kemana…Kemana..

Oke, saya tidak bertanggung jawab jika Anda menyanyikan sub judul di atas dengan sedikit nada lagu dangdut, karena bukan itu yang saya maksud. “Kemana?” adalah pertanyaan yang paling saya lontarkan ketika memainkan Tenchu: Stealth Assassins. Kita memang memiliki objektif yang jelas untuk setiap level yang ada. Masalah muncul ketika Anda mulai kehilangan arah dan tidak tahu dengan jelas dimana sebenarnya letak misi utama ini. Rikimaru dan Ayame memang dibekali dengan map di atas perkamen untuk memperlihatkan keseluruhan lingkungan misi. Sayangnya, peta ini sama sekali tidak memberikan informasi tambahan apapun selain posisi dimana Anda berdiri sekarang ini. Akibatnya? Untuk mencari lokasi utama, Anda harus mengeksplorasi setiap sudut peta hanya untuk mencari kemana seharusnya Anda melangkah. Cara terbaik lain untuk menemukannya? Keberuntungan.
Jarak Pandang yang Terbatas

Salah satu hal yang cukup mengganggu ketika bermain Tenchu ada pada jarak pandangnya yang sangat terbatas. Secara logika, seorang ninja yang terlatih sebagai pembunuh seharusnya memiliki ketajaman indera yang melebihi manusia biasa. Namun Rikimaru dan Ayame ternyata sama sekali tidak memiliki kelebihan tersebut. Bagaimana Anda bisa menjadi seorang pembunuh yang hebat jika melihat di dalam kegelapan saja butuh usaha ekstra dan menyulitkan? Itulah yang terjadi pada Tenchu: Stealth Assassins. Sebagian besar misi memang meminta Anda untuk bergerak di kegelapan untuk menghidupkan sensasi Stealh Assassin yang lebih mumpuni. Namun, sayangnya kegelapan malam justru akan sangat menyulitkan Anda. Jarak pandang yang terbatas akan membuat Anda tidak mampu mengobservasi lingkungan secara sempurna, sehingga hampir tidak mungkin untuk membangun rencana penyusupan dan stealth kills dengan efektif.
Sixth Sense yang Tumpul

Jika peta tidak berfungsi sempurna dan jarak pandang sangat terbatas, bagaimana cara Rikimaru dan Ayame mendeteksi musuh yang berada di sekitar mereka? Tentu saja dengan “insting” Ninja mereka yang diadaptasikan dalam sebuah bentuk radar pasif di sudut kiri bawah layar. Jika muncul tanda tanya biru, maka ini berarti ada musuh dalam jarak angka yang dituliskan dekat simbol tersebut, pink berarti musuh berada dalam kewaspadaan, dan merah adalah tanda menyerang. Jika saja “radar” ini berfungsi sempurna, misi tentu akan berjalan dengan mudah. Sayangnya, insting Rikimaru dan Ayame ternyata juga tidak setajam jarak pandang dan deskripsi peta mereka. Tidak jarang radar ini justru menangkap kehadiran musuh yang berada di kejauhan dan melewatkan musuh yang berada di jarak yang lebih dekat. Akibatnya? Ketika Anda hendak maju menyerang secara sembunyi-sembunyi, tidak jarang Anda justru tiba-tiba disergap oleh musuh yang tidak diketahui keberadaannya. Why, oh why??!
Orang-orang Sipil yang Menyebalkan

Tidak cukup musuh yang menjadi ancaman, orang-orang sipil yang bergerak di dalam lingkungan misi terkadang juga menjadi “ancaman” yang harus diperhatikan. Mereka akan berteriak dengan kencang meminta bantuan pada penjaga dan membuat lokasi Anda terekspos begitu saja. Cara terbaik memang menghindari mereka sebisa mungkin. Bagi saya? Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada membungkam mulut mereka dengan pedang setiap kali kesempatan itu datang.
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali

Memainkan kembali Tenchu: Stealth Assassins memang menghadirkan sebuah perasaan kompleks tersendiri. Di satu sisi perasaan nostalgia muncul begitu kencang dari atmosfer yang dihasilkan, namun di sisi lain ada kerinduan untuk merasakan game ini kembali di konsol masa kini. Sebagai game stealth action yang berangkat dari tema ninja, Tenchu seolah mengingatkan gamer kembali esensi dari menjadi ninja yang sesungguhnya, mereka yang bergerak di dalam kegelapan dan membunuh dengan tanpa ampun. Sebuah konsep yang hampir tergerus oleh kehadiran “ninja” berbaju orange, berambut kuning yang bahkan tidak pernah berpikir untuk melakukan sedikit kamuflase. I miss the old days.
Akan ada sedikit rasa frustrasi untuk memulai game ini kembali. Tidak ada masalah dari segi grafik, Anda masih bisa menikmati game lawas ini dengan maksimal walaupun dengan visualisasi super-kotak. Masalah justru ada beragam kelemahan seperti jarak pandang terbatas dan radar yang tidak mampu berfungsi efektif. Anda yang ingin memastikan pergerakan stealth sempurna selama satu level penuh akan cukup kesulitan untuk menjaga hal tersebut. Anda akan mudah sekali bertemu dengan musuh yang tidak pernah Anda kira dan terpaksa terlibat dalam perang terbuka yang mengecewakan. Apalagi And yang memainkan game ini di televisi LCD dengan black level yang tinggi, Anda sudah pasti akan kesulitan untuk melihat apapun sepanjang permainan.
Namun terlepas dari rasa frustrasi yang mungkin ia hasilkan, tidak ada salahnya untuk mengenang game epik yang satu ini kembali. Kelangkaan dan kualitas Tenchu sebagai sebuah game ninja yang mengusung tema stealth action memang membuatnya begitu berbeda. Seandainya saja ia dirilis kembali dalam seri baru..