10 Ramalan tentang Industri Game di 2014!
6. Indie Rules!

Sebagian besar game “raksasa” yang dirilis dalam beberapa tahun terakhir ini memang didesain untuk satu tujuan besar, memastikan diri secara masif. Karena aspek bisnis inilah, banyak publisher yang akhirnya lebih memilih untuk bermain aman – menawarkan game-game “tipikal” yang tidak mungkin salah dan menutup diri pada inovasi baru yang mungkin tidak akan cocok untuk basis fans mereka. Di saat krusial nan monoton seperti inilah, indie hadir sebagai penyelamat. Secara visual ia mungkin tidak terlihat istimewa, namun sebagian besar game indie hadir dengan inovasi gameplay penuh resiko yang siap untuk membawa atmosfer yang lebih menyegarkan. Game-game penuh “resiko” sekelas Gone Home, Paper’s Please, dan Risk of Rain membantu mendefinisikan inovasi industri game di tahun 2013. Sesuatu yang juga ingin kita lihat tahun ini, apalagi dengan dukungan Kickstarter yang kini terus melonjak.
5. Steam Machine

Jangan sebut mereka dengan kata Valve, jika developer ini tidak mampu menawarkan ide-ide “gila” yang mungkin terdengar absurd saat ini, namun terlihat menjanjikan di masa depan. Setelah sukses di dunia software dengan game-game kualitas terbaik dan tentu saja Steam, Valve memutuskan untuk menjajal peruntungan mereka di pasar hardware dengan memperkenalkan sebuah platform baru yang dibangun dari trilogi teknologi: SteamOS, Steam Controller, dan Steam Machine itu sendiri. Sifatnya yang terbuka untuk produsen third party membuat banyak pemain-pemain raksasa sekelas Alienware dan Gigabyte tertarik untuk bergabung dalam “kereta” Steam Machine. Valve memang baru memperkenalkan 14 brand pertama. Namun bisa dipastikan, ini tidak akan menjadi 14 yang terakhir. Membantu mendefinisikan ulang “PC” sebagai sebuah platform gaming, Steam Machine adalah fenomena yang pantas untuk diikuti di tahun 2014 ini.
4. Meleburnya Single Player + Multiplayer

Single Player dan Multiplayer memang menjadi satu paket sinergi yang ditawarkan developer untuk menghasilkan pengalaman gaming yang lebih optimal. Terlepas dari sifatnya yang saling melengkapi, tidak sedikit developer yang akhirnya harus memilih untuk berfokus pada salah satu mode dan “meninggalkan” mode yang lain. Namun tren ini tampaknya akan mulai berubah di platform gaming selanjutnya. Beberapa game yang akan hadir seperti Titanfall, Get Even, dan Deep Down mengintegrasikan single player dan multiplayer ini ke dalam satu mode yang sama. Tidak hanya didesain untuk menghadirkan pengalaman gameplay yang lebih masif, desain seperti ini juga efektif untuk “mematikan” gamer ilegal yang tentu saja tidak akan bisa mengakses server resmi masing-masing game.
3. Story-Driven

Berusaha menghadirkan sebuah game yang mampu menghadirkan gameplay inovatif yang belum pernah ditawarkan oleh game lainnya memang terhitung hampir mustahil. Walaupun demikian, setiap developer masih harus berjuang untuk memastikan game mereka tampil unik, berbeda, dan memukau di saat yang sama. Selain berjuang di kualitas visual, keberhasilan format yang ditawarkan oleh game-game seperti Spec Ops: The Line, Bioshock Infinite, dan The Last of Us membuka sebuah ruang baru bagi para developer untuk memastikan produk mereka berhasil. Benar sekali, gamer tampaknya lebih condong ke game-game yang story-driven, dimana plot kini memainkan peran yang lebih krusial dibandingkan elemen yang lain. Kesuksesan ketiga nama di atas akan mendorong lebih banyak developer untuk menempuh hal yang sama.