10 Kesalahan Terbesar Franchise Call of Duty!
2. MURICA!

Jika kita membicarkan intisari dari hampir semua game Call of Duty yang dirilis, satu kata cukup untuk mendeskprisikan hal tersebut: MURICA! Perang dunia, konflik antar negara, beragam konspirasi mematikan, semuanya diambil dari kacamata pasukan militer Amerika Serikat yang terlihat begitu luar biasa. Mereka bisa memerangi Russia, menginvasi negara lain tanpa ragu, dan merebut kembali teknologi perang canggih tanpa harus berkorban banyak. Amerika terlihat seperti raksasa yang hanya datang menembak, menduduki, menjadi raja, tanpa mengeksploitasi efek buruk perang itu sendiri. Jika Call of Duty bisa menyuntikkan tema cerita “seberat” Spec Ops: The Line misalnya, franchise ini akan menempuh sebuah era yang lebih menarik.
1. Rilis Tahunan

Dan kesalahan terbesar Call of Duty sebagai sebuah franchise? Kebijakan Activision untuk merilisnya sebagai sebuah seri game tahunan. Basis fans yang luar biasa besar dan pendapatan yang cukup masif memang seolah menjadi justifikasi kebijakan ini, namun faktanya, tidak semanis yang dibayangkan. Rilis tahunan membuat Call of Duty tidak lagi terasa seperti game yang spesial, sebuah game yang harus Anda antisipasi dengan sabar sembari mengikuti perkembangannya dari satu informasi ke informasi yang lain. Karena pada akhirnya, game ini pasti akan dirilis akhir tahun, terlepas dari situasi kondisi yang ada. Tidak ada lagi yang istimewa dengan kata “Call of Duty”. Dengan minimnya inovasi dan beragam kesalahan yang kami sebutkan di atas, bahkan siklus tiga developer tidak akan banyak memberikan jaminan. Fakta lain dari kesalahan ini adalah angka penjualan, yang walaupun fantastis, terus menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Bayangkan jika Call of Duty merupakan sebuah game yang dirilis 4 atau 5 tahun sekali, seperti yang dilakukan Rockstar dengan GTA, misalnya. Popularitasnya akan terus terjaga kuat, sekaligus terus menerus membuat gamer tertarik untuk sekedar mencicipi rumor yang muncul darinya. Call of Duty kini berada di titik jenuh.
Di atas merupakan 10 alasan menurut pandangan JagatPlay, mengapa Call of Duty yang begitu dicintai dan ditunggu-tunggu di masa lalu, mulai tumbuh menjadi sebuah franchise yang justru memancing kritik dan lelucon di industri game. Penjualannya memang masih fantastis, namun “nilai”nya sebagai sebuah franchise game yang berkualitas dan berarti di mata gamer perlahan namun pasti, tergerus di setiap seri teranyar yang dirilis. Memainkan mode single player dan menyelesaikannya kini menjadi sekedar sebuah rutinitas tahunan , tanpa ada lagi perasaan yang istimewa.
Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah Anda termasuk gamer yang masih menantikan kehadiran seri terbaru Call of Duty atau tidak? Jika tidak, apa yang mendorong Anda tidak lagi melirik franchise ini? Feel free to comment and expand the list..