Review Heroes of the Storm (Alpha): Ini Baru MOBA Beda!
Bukan MOBA yang Anda Kenal!

Heroes of the Storm bukanlah game MOBA yang selama ini Anda kenal! Ini tampaknya menjadi hal pertama yang perlu diketahui oleh banyak gamer veteran MOBA yang sudah terbiasa menjadikan DOTA 2 dan League of Legends sebagai bagian hidup mereka yang tidak terpisahkan. Sekilas pandang, Anda mungkin akan menganggap mekanisme pertempuran yang akan “bongkar” ini sebagai sesuatu yang aneh, sesuatu yang tidak lazim, sesuatu yang terdengar sangat tidak menarik untuk dijajal. Heroes of the Storm mengubah semua pakem yang Anda kenal dari sebuah game MOBA. Karena di luar semua keunikan sistem tersebut, ia menawarkan pengalaman yang berbeda.
Seperti halnya game MOBA yang meluncur ke pasaran di masa lalu, basis game Heroes of the Storm tetaplah sama. Dua tim yang masing-masing beranggotakan 5 karakter yang dikendalikan oleh user yang berbeda, harus bertempur satu sama lain, untuk menghancurkan markas besar milik musuh. Setiap markas akan melemparkan sejumlah creep yang akan bertemu di bagian tengah jika tidak diotak-atik, dengan ekstra lapisan tower penyerang sebagai basis pertahanan utama. Sebelum mampu menyerang sang misi utama, tiap tim tentu saja diwajibkan untuk menghancurkan barisan tower ini terlebih dahulu. Menariknya? Hanya sistem sama inilah yang diusung Heroes of the Storm. Selebihnya, sebuah mekanisme yang mungkin terdengar mustahil untuk diterapkan di sebuah game MOBA.
Sebagai awal, tidak ada sistem uang dan item sama sekali di game yang satu ini. Oleh karena itu, karakter yang Anda akan berkembang sesuai dengan peran utamanya, tanpa ada kesempatan untuk berubah peran lewat item. User didorong untuk bermain sesuai dengan peran si karakter, yang harus Anda pilih bahkan sebelum proses matchmaking berjalan. Dengan demikian, Anda tidak akan lagi bertemu dengan anggota tim yang tiba-tiba ingin berubah peran secara egois dan membangun item yang justru tidak mendukung aksi peran utamanya. Heroes of the Storm menihilkan kesempatan tersebut.


Anda akan mendapatkan semua skill sejak level pertama. Jika game MOBA biasanya menyuntikkan sistem experience points dan memungkinkan Anda memilih atau memperkuat satu skilll dari setiap kenaikan tersebut, Heroes of the Storm menawarkan Anda semua skill (kecuali Ultimate) sejak awal permainan. Implikasinya? Anda sudah bertarung full frontal dengan tingkat keseruan yang mungkin baru bisa dinikmati di menit-menit terakhir pertandingan MOBA yang lain, sejak menit pertama. Intense sejak awal? Pengalaman seperti inilah yang Anda dapatkan.
Sebagai gantinya, setiap experience points yang berhasil Anda dapatkan dari creep atau Hero lawan yang Anda akan bunuh akan masuk ke dalam pool bersama, dan bukan individu. Benar sekali, semua hero dalam satu tim akan berbagi experience dan level yang sama. Jadi, walaupun Anda berperan sebagai support, Anda tetap akan tumbuh bersama dengan karakter yang lain. Setiap karakter memiliki dua jenis ultimate berbeda, dan baru bisa diakses ketika level 10.


Tanpa item dan uang, plus sistem experience points yang dibagi bersama, lantas untuk apa proses “farming”? Berbeda dengan game MOBA kebanyakan, Heroes of the Storm memang didesain untuk mendorong Anda bertarung 5 vs 5 sejak awal permainan dan bukannya menghabiskan waktu untuk farming item dan experience points. Farming bukanlah inti MOBA yang satu ini. Walaupun demikian, hal ini tidak lantas menihilkan pentingnya proses farming, namun hanya akan berlaku untuk hero-hero tertentu. Sebagai contoh – si badass dari Starcraft – Raynor. Ia akan mendapatkan 1 damage permanen dari setiap 6 creep yang berhasil ia bunuh. Membiarkan ia farming creep dengan cepat akan membuat perannya sebagai seorang damager akan lebih efektif di akhir pertempuran.
Lantas, apa yang membuat pengalaman setiap pertempuran akan berbeda? Selain kombinasi karakter untuk tim Anda dan lawan Anda, setiap hero juga dapat dimainkan dengan gaya yang berbeda berkat mekanik unik bernama “Talent”. Ia bisa dilihat sebagai perk permanen yang bisa Anda dapatkan setelah mencapai level tertentu. Namun kerennya, satu Talent Point biasanya bisa digunakan untuk memilih satu di antara empat alternatif yang ada. Heroes of the Storm menyediakan tujuh alternatif Talent points untuk setiap hero, yang berarti memuat sekitar 28 alternatif Talent yang bisa Anda pilih. Setiap talent bisa berhubungan dengan talent lain selanjutnya, atau benar-benar terpisah. Satu yang pasti, ia akan sangat menentukan seperti apa karakter yang ingin Anda bangun. Sebagai contoh? Si Stitches dari Warcraft.

Bertemu dengan Stiches dari tim lain di medan pertempuran tidak lantas membuat keduanya tumbuh akan menjadi Stiches yang sama di akhir permainan. Mereka mungkin berbagi skill set dan atribut yang sama, namun hadir dengan perk yang berbeda. Anda bisa saja membangun Stitches yang lebih difokuskan pada peran Tanker. Talent pertama memungkinkan Anda meningkatkan jumlah regenerasi HP dari orb yang Anda temukan dari creep. Kemudian, dikombinasikan dengan Talent yang memungkinkan Anda melakukan blocking damage dalam presentase tertentu dan Talent yang juga memberikan ekstra regenerasi permanen setiap kali Anda melakukan ulti, Stitches Anda akan sulit untuk dibunuh dengan cepat. Sementara di sisi lain, Stitches yang dikendalikan oleh tim lain, dengan alternatif Talent yang ada misalnya, bisa membangun karakter yang lebih berguna sebagai inisiator dalam pertempuran. Mengkombinasikan Talent untuk memperpanjang Hook, memperluas area Slam dan menambahkan efek Stun ke dalamnya, akan membuat Stitches dari tim lawan terasa lebih mematikan ketika Anda terlibat pertempuran frontal. Perbedaan seperti inilah yang bisa Anda dapatkan, dan ia berlaku di setiap hero.
Mengalahkan neutral creep di dalam hutan tidak akan memberikan experience points, melainkan perekrutan. Benar sekali, creep yang Anda tundukkan akan “lahir kembali” sebagai ekstra creep dari tim Anda yang ikut berperang di dalam lane – dengan status dan efek serangan yang sama. Ia akan menjadi komponen paling efektif untuk melakukan push ke dalam sistem pertahanan musuh. Di hutan juga terdapat mekanisme ala Capture the Flag untuk dijadikan sebagai ward untuk mematai area hutan tersebut, hingga direbut kembali oleh tim musuh.


Tower pertahanan juga tidak bisa bertahan secara terus-menerus. Mereka memiliki sistem peluru terbatas yang akan terlihat jelas lewat ikon di bawah bar health mereka. Begitu jumlah peluru mereka habis, Tower akan butuh waktu untuk melakukan isi ulang, tidak bisa menyerang, yang secara otomatis menjadikannya sebagai target yang tidak beresiko sama sekali. Berapa skill karakter juga bisa membuat peluru Tower ini lebih cepat habis, membuat peningkatan kemampuan push yang lebih signifikan.
Anda memiliki tunggangan yang bisa dipanggil kapan saja untuk bergerak lebih cepat. Tunggangan ini akan secara otomatis lenyap ketika Anda aktif menyerang. Tidak ada batasan berapa sering Anda menggunakannya.


Sistem kenaikan level yang dihadirkan juga terhitung sangat unik. Ada tiga macam kenaikan level yang bisa Anda temukan di sini: level bersama ketika bertempur, level karakter yang Anda gunakan sebagai individu di luar pertempuran, dan level Anda sendiri sebagi seorang user. Level bersama ketika bertempur sudah kami jelaskan di point sebelumnya. Level karakter yang Anda gunakan mengusung sistem seperti halnya sebuah game RPG. Semakin sering Anda menggunakan Illidan, semakin tinggi pula level yang ia miliki, semakin besar pula hal yang bisa Anda lakukan dengannya – dengan akses skill ultimate kedua hingga alternatif Talents yang lebih baik. Sementara di lapis ketiga, Anda akan dihadapkan pada level Anda sendiri sebagai seorang user – yang untuk setiap kenaikan levelnya – akan memberikan reward tertentu dan akses fitur lebih dalam.
Anda termasuk gamer MOBA yang sudah cukup terkejut dengan semua perbedaan sistem yang kami utarakan di atas? Tunggu dulu, Anda masih belum menemukan titik utama mengapa Heroes of the Storm begitu keren!
Beda Map – Beda Pengalaman!

Usaha untuk memberikan alternatif peta dalam pertempuran MOBA memang sudah dilakukan sejak dulu. Namun konsep peta tiga lane yang memuat jumlah tower, creep, dan area untuk bersembunyi yang sama dilihat sebagai bentuk map terbaik karena keseimbangan yang ada. Ada beberapa game MOBA seperti Infinite Crisis dari EA yang berusaha menjajal konsep berbeda – dua lane, dengan ekstra misi di dalamnya, namun tidak memberikan pengalaman signifikan yang lebih baik. Namun apa yang diterapkan oleh Blizzard di Heroes of the Storm adalah sesuatu yang belum pernah Anda rasakan sebelumnya. Benar sekali, ia menjadi game MOBA pertama dengan segudang map yang berbeda.
Kerennya lagi? Beda map juga merepresentasikan beda pengalaman bermain yang Anda dapatkan. Bukan hanya karena perbedaan kosmetik tekstur, tetapi juga karena map-map ini menghadirkan identitas uniknya sendiri dan kebutuhan strategi khusus untuk dimanfaatkan secara optimal. Map bukan lagi sekedar medan pertempuran yang hanya memuat terrain dan tempat bersembunyi, melainkan representasi mekanik pertarungan yang berbeda dan harus dikuasai secara spesifik. Sebagai contoh? Map bernama Haunted Mines.



Jika di game MOBA lain, Haunted Mines mungkin akan diposisikan sebagai map sama dengan beda tekstur, dengan ekstra efek kosmetik di sana-sini. Namun di Heroes of the Storm, Haunted Mines menuntut gaya bermain dan strategi pertempuran yang unik dan berbeda dibandingkan dengan map yang lain. Misinya masih sama – menghancurkan markas musuh, namun kini dengan alternatif yang berbeda. Untuk setiap beberapa menit sekali, pintu Mines akan terbuka dan gamer dari kedua belah pihak bisa masuk ke dalamnya, terlontar ke dalam sebuah format map yang jauh berbeda. Seperti halnya konsep dungeon crawler di Diablo, Anda harus bertempur untuk mengambil sebanyak-banyak skull dari musuh yang ada. Untuk apa? Skull ini akan merepresentasikan jumlah health monster raksasa – Golem yang akan muncul dari kedua belah pihak. Semakin banyak jumlah Skull yang Anda dapatkan, semakin tinggi jumlah HP Golem Anda, semakin sulit ia dibunuh tim musuh, semakin besar pula chance ia untuk menerjang masuk dan menghancurkan tower yang berada di depan matanya. Menariknya lagi? Anda yang cukup optimis bisa menghancurkan Golem musuh bisa saja menempuh strategi yang berbeda. Ketika tim lain tengah sibuk masuk ke dalam Mines dan meninggalkan medan pertempuran yang kosong, Anda bisa saja sendirian melakukan push tanpa perlawanan. Atau lebih kerennya? Anda bisa menugaskan satu orang untuk berjaga di pintu Mines dan membunuh karakter musuh manapun yang keluar.



Contoh kedua, adalah map tiga lane – Blackheart’s Bay dengan bajak laut sebagai setting utama. Di tengah map dengan bagian tengah cukup luas ini tinggal seorang bajak laut dengan kapal raksasanya bernama Blackheart. Dengan menundukkan para neutral creep dan membuka peti harta karun yang muncul acak setiap beberapa menit sekali, Anda bisa mengumpulkan gold sebagai “seserahan” kepada Blackheart. Berhasil memenuhi kuota Gold tertentu dan berhasil menyerahkannya, ia akan melemparkan belasan peluru artileri dari kapalnya ke Tower lawan terdekat untuk menghasilkan damage super masif. Menariknya lagi? Gold ini akan jatuh dari kantong hero jika mereka tewas. Jadi? Anda bisa mengumpulkan semua gold yang dibutuhkan dengan hunting creep dan harta karun, atau Anda bisa menunggu tim musuh di depan Blackheart, bertarung secara frontal, dan berharap mereka tewas dan menjatuhkan koin yang sudah mereka kumpulkan. Namun ingat juga, bahwa map ini tetap bisa ditundukkan dengan gaya bermain “biasa”. Terlalu berfokus menjaga Blackheart, musuh bisa lebih leluasa mendorong lane lain tanpa perlawanan berarti.

Setiap map yang ditawarkan oleh Heroes of the Storm ini menuntut Anda untuk beradaptasi dan mengembangkan strategi yang berbeda. Kini ada satu ekstra elemen yang akan membuat pengalaman bermain di setiap pertandingan unik – kombinasi karakter, talents, dan map-nya sendiri. Luar biasa!










