15 Game Terbaik Konami!
Tidak ada yang lebih menyedihkan bagi seorang gamer selain melihat pahlawan yang mereka puja, developer dan publisher yang di masa lalu begitu disanjung karena kualitas game mereka, justru berakhir menjadi mimpi buruk dan “musuh” di akhir pertempuran. Pelan namun pasti, uang seolah mulai memakan jiwa idealis mereka untuk lebih berfokus pada kuantitas dan bukannya kualitas. Kompleksitas dilihat sebagai masalah, franchise game raksasa tidak lagi dihidupkan karena dianggap merugikan, talenta besar ditendang keluar, dan masukan gamer tidak pernah lagi didengar. Publisher-publisher seperti ini terlihat seperti tengah mencari jalan keluar tercepat untuk membunuh diri mereka sendiri, setidaknya dari industri game. Dan tidak ada contoh yang lebih tepat untuk membicarakan hal ini selain melihat apa yang tengah terjadi dengan Konami.
Dipuja-puja karena franchise game raksasa yang begitu dicintai gamer di masa lalu, Konami kini justru kian menjelma seperti tokoh antagonis yang berusaha “ditundukkan” oleh gamer. Membakar konflik panas dengan Hideo Kojima tanpa alasan yang jelas, membunuh beberapa franchise raksasa yang tampaknya kian kecil kemungkinan untuk hidup kembali, hingga membatalkan sebuah proyek yang begitu diantisipasi banyak gamer – Silent Hills. Banyak rumor beredar, menyakini bahwa pergeseran kepemimpian di level atas Konami akan membuat perusahaan ini lebih berfokus untuk menjual mesin judi mereka yang memang laku di Jepang. Sementara divisi game yang rugi akan perlahan namun pasti, dimatikan. Sebuah bendera hitam seolah mulai terangkat, pelan tapi pasti dari negeri matahari terbit tersebut. Membuka luka lama dan trauma yang tidak pernah ingin kita lewati lagi, sebagai seorang gamer.
Padahal, di masa lalu, Konami adalah surga game-game keren. Lusinan franchise yang jika dibangun kembali dengan penuh niat tulus, sudah bisa dipastikan akan sukses secara kualitas maupun penjualan, cukup untuk membawa nama mereka sebagai salah satu publisher yang disegani. Sebuah harapan yang mungkin tidak akan terwujud dan berakhir manis, namun tetap pantas dipertahankan untuk memastikan kita tetap bisa menikmati industri game yang selama ini kita cintai. Konami memiliki kiprah yang besar di sana, dan sudah seharusnya, ia tetap bertahan di sana, dengan identitas yang selama ini membuat kita jatuh hati. Konami yang sama ketika mereka melahirkan ke-15 game keren di list ini:
15. Dance Dance Revolution
Gamer mana yang belum pernah mendenger nama Dance Dance Revolution sebelumnya? Walaupun mesin arcade dengan nama sama mulai menjadi barang langka di pusat arcade kota besar di Indonesia, namun kiprahnya lah yang membawa genre ini begitu populer di kalangan anak muda. Tidak lagi sekedar menikmati musik, menghadapi tantangan game ritme yang sulit dengan kontroler, Anda kini dimungkinkan untuk berdansa bersamanya. Tidak hanya di versi Arcade, sebuah matras tambahan untuk versi konsol juga dijual terpisah. Kami sendiri termasuk salah satu gamer yang mencintai seri DDR di masa lalu. Menari, membuang keringat untuk mendapatkan skor sempurna di BOOM BOOM DOLLAR, dan terus menyalahkan penempatan matras yang sepertinya terlalu mudah bergeser adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Jika saja Konami bisa bertahan dengannya.
14. Teenage Mutant Ninja Turtle
Di masa arcade dan awal kelahiran NES, tidak ada game arcade yang mampu menandingi betapa epiknya petualangan empat sekawan kura-kura ninja di Teenage Mutant Ninja Turtle. Terpisah dalam beragam level dengan tantangan, Anda berkesempatan menggunakan Leonardo, Donatello, Raphael, dan Michaelangelo dengan senjata khas dan gerakan mereka masing-masing. Berpetualang bersama dengan mode kooperatif split screen, berhadapan dengan varian musuh dan jebakan level yang tak mudah ditundukkan, gamer yang sempat mencicipi TMNT di masa lalu tidak akan mudah melupakannya.
13. Gradius
Nama Gradius yang sudah meluncur dalam beragam seri mungkin tidak sepopuler dengan game yang mengusung genre yang sama. Namun eksistensinya yang berdiri di bawah bendera Konami memberikan kontribusi yang tidak kalah signifikan untuk menjadikan genre ini begitu heboh di masa lalu. “Game pesawat” dengan tingkat kesulitan yang tidak bisa dipandang sebelah mata, Gradius mungkin mulai dilupakan saat ini. Namun mereka yang sempat merasakan musik, tingkat kesulitan, dan ledakan adrenalin yang muncul dari padatnya peluru yang harus mereka hindari di layar mengerti, mengapa Gradius merupakan salah satu formula yang ingin kita lihat, kembali lagi di industri game, suatu saat nanti.
12. Tokimeki Memorial
Seperti Anda, kami juga tidak banyak mengerti soal Tokimeki Memorial. Kita hanya tahu bahwa ia merupakan salah satu generasi game dating sim pertama yang muncul ke permukaan, terutama ketika Playstation mulai menjadi konsol rumahan yang populer. Keputusan Konami untuk tidak pernah memberikan proses translasi yang memadai untuk seri ini memang sangat disayangkan. Namun kami masih ingat betapa beberapa media gaming lawas seperti Fantasi dan HotGame di kala itu, terus membicarakan game ini, membangun hype, bahkan menciptakan walkthrough untuk mencapai romansa yang maksimal dengan beberapa pilihan karakter wanita yang ada. Konami mungkin melahirkan lebih banyak game dating sim yang kini lebih populer seperti Love Plus, namun nama Tokimeki Memorial akan terus membekas.