Review Final Fantasy X/X-2 HD Remaster (PS4): Pesona 14 Tahun itu Kian Sempurna!
Saatnya Menyombongkan Diri!

Terlepas dari kualitas terbaik untuk sebuah game fenomenal berusia 14 tahun, tidak ada yang membuat Final Fantasy X ini istimewa di Playstation 4. Selain kesempatan untuk memilih OST versi Remaster atau Original, Square Enix tidak mengimplementasikan fitur baru sama sekali untuk mendukung fakta bahwa ia kini hadir tidak hanya di platform lebih kuat, tetapi juga dengan beberapa fitur baru di kontroler DualShock 4. Sejauh ini yang kami temui, touchpad di tengah kontroler ini hanya digunakan untuk keluar dari menu, tanpa ada fungsi ekstra menggoda sama sekali. Fungsi speaker di tengah kontroler juga tidak dimaksimalkan untuk menghadirkan efek yang lebih imersif.


Satu-satunya point terkuat memainkan Final Fantasy X/X-2 HD Remaster di Playstation 4, selain peningkatan kualitas yang kita bicarakan sebelumnya, adalah kesempatan untuk pamer. Benar sekali, pamer.
Bagi kami sendiri, justru tombol Share milik Playstation 4 lah yang memainkan peranan paling penting dan menjadi fitur yang sangat menggoda. Anda ingat bagaimana banyak hal sulit yang Anda lakukan di masa lalu di Final Fantasy X, versi Playstation 2 dan Playstation 3, sekedar menjadi kenangan tanpa ada bukti valid bahwa Anda memang berhasil melakukannya? Semua masalah itu tidak lagi terjadi di Playstation 4.


Akhirnya berhasil melompati 200 petir di Thunder Plains yang menghabiskan energi mental dan fisik tersebut? Screenshot! Yojimbo ternyata cukup baik untuk melemparkan Zanmato ketika Anda melawan salah satu boss sulit? Rekam jadi video dan bagi momen tersebut ke dunia via Facebook ataupun Youtube. Atau Anda senang dengan FMV dimana Yuna melompat dari Bevelle dan diselamatkan oleh Valefor? Anda juga bisa melakukan hal tersebut. Sayangnya, ada beberapa momen yang dikunci oleh Square Enix sehingga Anda tidak menangkapnya langsung dari Playstation 4 Anda, seperti ciuman Tidus – Yuna yang ikonik di Macalania Lake. Sejauh kami bermain, hanya momen tersebut dan mungkin, momen berpotensi spoiler lainnya yang dikunci.
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali

Setelah memainkan Final Fantasy X/X-2 HD Remaster versi Playstation 3 yang lalu sekedar untuk kepentingan review, kami sendiri akhirnya memutuskan untuk menjadikan seri Final Fantasy X/X-2 HD Remaster versi Playstation 4 ini sebagai ajang nostalgia, namun dengan kesempatan, untuk mencicipi seri yang begitu meninggalkan banyak memori indah ini dalam kualitas terbaik. Mencicipi Expert Sphere Grid yang tidak pernah kami jajal sebelumnya karena absen memainkan versi International di masa lalu, Final Fantasy X tetap mampu menangkap perhatian kami, baik dari sisi cerita maupun gameplay. Rasa rindu untuk mencicipi kembali sebuah game RPG klasik turn-based dengan sedikit elemen strategi di dalamnya terpenuhi. Bahkan hal-hal yang terasa begitu buruk di masa lalu namun terus dipertahankan hingga saat ini – seperti suara tawa Tidus dan Yuna yang terasa canggung – terasa begitu menyenangkan.


Namun bagi kami pribadi, ini bukan lagi soal untuk menyelesaikan Final Fantasy X untuk kesekian kalinya. Ini adalah momen terbaik untuk menyelesaikan serangkaian side quest, membuka banyak rahasia, dan membangun karakter yang sebelumnya, tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Menyelesaikan turnamen Blitzball untuk membuka kunci senjata terkuat Wakka? Atau sekedar berusaha membangun karakter demi damage 99.999 yang merupakan angka tertinggi di game? Atau mulai berambisi untuk mengalahkan setiap makhluk yang dilemparkan Monster Arena di Calm Lands? Atau bahkan bertemu dan menundukkan superboss lain seperti Penance dan Omega Weapon yang terasa mustahil? Banyak hal-hal yang tidak sempat kami lakukan di masa lalu kini menjadi prioritas, dan tidak ada momen yang lebih tepat untuk melakukannya selain di versi Playstation 4 ini. Versi terbaik, yang seharusnya juga, menjadi versi terakhir.
Hasilnya? Anda mungkin akan berakhir menginvestasikan lebih banyak waktu di Final Fantasy X/X-2 HD Remaster ini daripada ketika Anda memainkannya 14 tahun yang lalu. Itu yang pasti.