10 Peraturan Tidak Tertulis Gamer!
-
Easy? Cupu!

Jujur saja, sebagian besar video game yang tersebar di pasaran saat ini sebenarnya tidaklah sulit untuk ditaklukkan. Anda bisa saja menyelesaikannya dalam hitungan jam dan menikmati keseluruhan cerita yang ditawarkan oleh sang developer jika Anda memilih tingkat kesulitan terendah seperti “Easy” atau “Very Easy” di awal permainan. Anda akan bisa melenggang tanpa perlu merasakan rasa frustrasi sedikitpun sembari menyerap penglaman yang ada. Namun bagi seorang gamer, seperti Anda dan kami, tingkat kesulitan “Easy” hanyalah berarti satu hal – Anda adalah seorang cupu yang tidak pantas bermain game, dan tidak ada lagi argumen apapun! Terlepas dari fakta bahwa argumen ini mungkin tidak rasional, namun ia menjadi sesuatu yang dipegang oleh banyak gamer. Oleh karena itu, terlepas dari tingkat kesulitan yang mungkin akan dihadapi, tingkat kesulitan “Normal” adalah tingkat kesulitan terendah yang masih dalam tahap pantas. Di bawah itu? Ini sudah mulai soal harga diri!
-
Berhenti Komentar dari Belakang!

Salah satu fenomena paling menyebalkan yang bisa terjadi pada gamer, namun seringkali sulit diekspresikan secara terbuka. Parahnya lagi, ia tidak hanya dilakukan oleh mereka yang non-gamer tetapi juga gamer itu sendiri. Benar sekali, kita tengah membicarakan betapa menjengkelkannya para komentator yang terus bercuap-cuap soal aktivitas gaming Anda tanpa henti dengan tidak memberikan kontribusi positif apapun. Mereka tiba-tiba menjadi ahli, berusaha memberikan masukan apapun yang sebenarnya tidak Anda butuhkan dan sama sekali tidak menyediakan sumbangsih pada progress permainan Anda. Parahnya lagi? Ketika semua komentar ini mulai tidak rasional, bahkan memaksa Anda untuk menghancurkan core permainan dan melewati batas teknis game itu sendiri. “Kenapa gak dihancurin aja pintunya?”, “Nyerangnya kok giliran?”, “Karakternya kok jelek gitu sih..”, “Gak mungkin lah manusia lawan naga, gak rasional ini game..”, dll. Ada saatnya Anda ingin melemparkan gelas terdekat ke wajah mereka, namun dibatasi sedikit rasa manusiawi dan ketakutan akan tuntutan hukum di pengadilan.
-
Kalah = Ganti!

Anda kedatangan banyak teman di rumah? Ini juga sudah jadi salah satu peraturan yang tidak perlu lagi dibicarakan dan akan secara otomatis berlaku ketika Anda memilih sebuah game dengan atmosfer kompetitif untuk menghabiskan waktu. Peraturannya sederhana, Anda harus memberikan kontroler Anda kepada teman yang belum bermain ketika Anda kalah dan berhak mempertahankan kontroler Anda ketika menang. Tanpa peraturan juga, siklus permainan tiba-tiba tercipta dan siapapun yang berada di dalam ruangan langsung otomatis mempelajari dan mengetahui kapan giliran mereka. Anda juga akan selalu bertemu dengan beberapa jenis teman yang akan mengeluarkan jargon andalan, “Gua sekali lagi yak, penasaran ini” ketika kalah dan bisa ditoleransi sekali-kali. Namun jika terlalu sering? Anda akan menjadi orang yang paling tidak difavoritkan, itu yang pasti.
-
Jangan Mengotori Kontroler

Kode etik yang seringkali dilupakan oleh gamer tamu, biasanya. Bagi seorang gamer, tidak ada yang lebih berharga selain semua hal yang bersangkut langsung dengan hobi utamanya ini. Kita membicarakan disc game, konsol, hingga kontroler. Untuk urusan yang terakhir ini, mengingat ia berpotensi untuk berpindah tangan, ia selalu jadi sumber masalah tersendiri. Selalu diingat dan direkomendasikan untuk membersihkan tangan Anda sebelum menyentuh kontroler game milik teman yang lain dan begitu juga sebaliknya. Anda tentu tidak ingin melihat peripheral yang Anda jaga ini tiba-tiba penuh dengan bercak bekas keju atau minyak karena teman yang tidak cukup pintar untuk membaca situasi, merasa tindakan seperti ini baik-baik saja. Langkah selanjutnya sudah jelas, tidak mengundang lagi mereka bermain bersama, itu yang pasti.