Review Transformers – Devastation: Bentuk Klasik dengan Rasa Baru!
Transformers-Netta!

Apa jadinya jika Platinum Games bertanggung jawab atas sebuah game Transformers? Apakah mereka akan mengubah identitas gameplay mereka agar menawarkan sebuah atmosfer Transformers yang penuh dengan tembakan laser di sana-sini ala versi seri kartunnya? Ataukah mereka cukup “gila” untuk bertahan dengan gaya khas mereka dan “memaksa” Transformers untuk masuk ke dalamnya? Jawabannya adalah yang kedua.



Transformers Devastation berakhir menjadi sebuah game action dimana serangan melee menjadi elemen gameplay utama, seperti proyek-proyek Platinum Games selama ini – Bayonetta dan Metal Gear Rising: Revengeance. Anda bahkan bisa menyederhanakan bahwa sistem gameplay-nya tak banyak berbeda dengan Bayonetta. Anda akan berfokus pada serangan combo untuk menang, sekaligus memantapkan timing ketika menghindari serangan untuk ekstra kemampuan melambatkan waktu. Bedanya? Jika di Bayonetta, Anda bisa memanggil monster raksasa dari neraka sebagai serangan penghabisan combo, di Transformers – Devastation, mereka akan berubah menjadi kendaraan sendiri. Kerennya lagi? Jika timing Anda tepat, kombo ini bisa terus berlanjut dengan karakter Anda yang berubah dari bentuk mobil – robot secara bergantian.


Sebuah gameplay se-intens dan sedalam Bayonetta, bukan berarti Transformers – Devastation adalah sebuah game yang sama dengan sekedar skin berbeda. Platinum Games menawarkan banyak elemen baru di sini, terutama dari sisi eksplorasi. Transformers – Devastation bisa disebut sebagai game semi open-world karena Anda tak hanya bergerak linear dari satu jalur ke jalur lainnya. Anda akan lebih sering dilempar di satu area dan diberikan kebebasan untuk mencari jalan menuju ke titik utama yang diperlihatkan sebagai titik kuning di peta. Dengan kebebasan seperti ini, Anda juga tak harus menghabisi setiap musuh yang Anda temui. Malas? Masuk saja ke mode kendaraan untuk gerak lebih cepat dan lewati mereka begitu saja.



Walaupun demikian, ada konsekuensi yang harus dipikul dari pilihan seperti ini. Mengapa? Karena Transformers – Devastation juga menyuntikkan elemen RPG di dalamnya. Semakin sedikit Anda bertarung, maka semakin sedikit pula kesempatan Anda untuk mendulang experience points untuk kenaikan level dan status. Ini juga akan mempersempit peluang Anda untuk mendapatkan equipment yang berkualitas mengingat sistem equipment yang juga disematkan di game ini. Benar sekali, Anda bisa memperkuat mereka dengan ragam senjata, dari dual-blade, tangan kosong, kapak, hingga palu raksasa yang tampaknya siap untuk meremukkan benda metal apapun. Equipment yang Anda dapatkan juga tak harus berakhir standar, karena Anda bisa menggabungkan satu senjata dengan senjata lainnya dan berujung mendapatkan varian yang lebih kuat atau mampu menelurkan variasi serangan berbeda. Tiap karakter juga diperkuat dengan Tech – sejenis equipment kecil yang mampu memberikan perk permanen tertentu.


Di sini pulalah, Transformers – Devastation tampil menarik. Walaupun cukup disayangkan bahwa Anda tidak bisa mencicipi cerita dari sudut pandang para Decepticons, namun Platinum memastikan bahwa kehadiran karakter Autobots yang lain bukanlah sekedar bumbu tanpa arti. Anda bisa memilih untuk menggunakan karakter Autobots manapun yang disediakan untuk menyelesaikan misi yang ada. Kerennya lagi? Mereka bukan sekedar berbeda bentuk. Sensasi menggunakan Sideswipe yang cepat, misalnya, akan terasa berbeda dengan Optimus atau Grimlock yang bongsor dan lambat. Tapi tak sesederhana sekedar soal kecepatan dan bentuk fisik mereka saja. Platinum juga memastikan bahwa Optimus dan Grimlock terasa berbeda terlepas dari status mereka sebagai karakter robot yang lebih besar. Masing-masing karakter ini akan punya skill unik mereka masing-masing, sekaligus keterbatasan untuk menggunakan varian senjata tertentu. Ada keunikan di sana.



Walaupun ia memiliki mekanisme gameplay yang seru, gamer yang mudah merasa bosan mungkin tak akan mampu bertahan lama dengan game ini. Apa pasal? Karena ia memosisikan dirinya sebagai sebuah game action murni. Tak sampai 2 menit cut-scene, dan Anda akan berhadapan dengan pertukaran tinju metal dari satu tempat ke tempat lainnya sembari berusaha mencapai progress cerita yang ada. Platinum sendiri sebenarnya terlihat berupaya keras untuk membuat kesan repetitif ini sedikit berkurang lewat variasi desain dan misi yang cukup unik di beberapa titik. Namun begitu ia berakhir, Anda akan kembali ke rutinitas yang sama.
Atmosfer yang Keren!

War for Cybertron dan Fall of Cybertron yang dikembangkan High Moon Studios di masa lalu memang menawarkan sedikit latar belakang cerita soal Cybertron, sesuatu yang sudah dirindukan oleh para fans untuk waktu yang cukup lama. Transformers – Devastation lebih mengarah pada daya tarik yang berbeda ketika berbicara soal cerita dan desain visual yang ada. Alih-alih terjebak dengan keseriusan tema yang hendak ditawarkan, ia lebih ditujukan sebagai game “bersenang-senang” yang sudah lama diimimpikan para fans Transformer klasik. Untuk urusan yang satu ini, mereka melakukan pekerjaan yang begitu fantastis.


Salah satunya adalah representasi Decepticons dan Insecticons yang begitu luar biasa di game yang satu ini. Walaupun tak banyak bertemu dengan karakter-karakter Autobots, namun varian musuh yang Anda hadapi dengan kekuatan dan karakteristik unik mereka masing-masing terasa begitu memukau.Yang lebih fantastisnya lagi? Kehadiran boss-boss dari Menasor, Devastator, Starscream, hingga Soundwave, semuanya tak lantas “sekedar” diselesaikan dengan QTE ala game-game action pada umumnya. Anda dituntut untuk mempelajari varian serangan, mencari celah, dan menyerang balik ketika memang dimungkinkan. Hal yang sama ketika Anda berhadapan dengan raksasa sekelas Menasor sekalipun yang tubuhnya berkali-kali lipat dari karakter yang Anda gunakan.
Elemen lain yang tak kalah kerennya? Musik. Ini adalah salah satu kekuatan “tersembunyi” Platinum Games yang bisa dibilang, selalu berakhir dieksekusi dengan manis. Mengikuti formula yang mereka unjuk di Metal Gear Rising, track yang menemani pertukaran tinju besi Anda di Transformers – Devastation juga tak kalah memukau. Raungan distorsi gitar dan dentuman keras musik rock yang mengalir kencang akan membuat adrenalin Anda terpompa. Walaupun demikian, pilihan musik yang jauh berbeda dari ekspektasi ini mungkin akan membuat gamer yang berharap mendapatkan cita rasa yang lebih “otentik” kebingungan dan justru berakhir tak suka.










