Review That Dragon, Cancer: Meremukkan Hati!
Penuh Metafora

Sulit sebenarnya untuk menilai That Dragon, Cancer dengan kacamata seperti ketika kita membicarakan game pada umumnya, dimana Anda punya kesempatan untuk berperan sebagai seorang pahlawan penyelamat dunia atau superhero yang punya kemampuan untuk menahan peluru tanpa merasa kesakitan sekalipun. Karena harus diakui, ia tidak dibangun dengan gameplay sebagai fokus utama. That Dragon, Cancer adalah sebuah media cerita, sebuah jembatan untuk membuat Anda merasa terhubung secara emosional dengan apa yang terjadi dengan keluarga Green, dan mulai melihat konflik soal kehilangan dari kacamata seseorang yang berjuang setengah mati untuk meringankan beban yang tak ringan tersebut. Namun tentu saja, game ini tetap menawarkan sedikit level interaktivitas di dalamnya.


Secara garis besar, level interaktivitas That Dragon, Cancer memang terhitung minim. Pondasinya adalah sebuah game point & click dengan ragam ikon untuk memperlihatkan apa saja yang bisa diakses di satu area tertentu dengan event yang harus dipicu sebelum Anda bisa bergerak ke level selanjutnya. Di beberapa titik Anda akan menemukan mini-game yang didesain dengan serius, menawarkan cita rasa berbeda, namun di sisi lain, tetap mempertahankan level makna yang ingin dicapai oleh sang developer. Ada mini-game layaknya sebuah game Mario Kart dimana Anda harus mengumpulkan beragam “permen” bersama dengan Joel sebelum garis finish, di lain kesempatan Anda harus membuat sosok Joel naik beragam binatang keren yang diwakili dengan visual sejenis gugusan bintang, dan di salah satu titik berpiknik bersama anjing tercinta di sebuah hutan dengan pohon raksasa.
Namun kunci untuk memahami That Dragon, Cancer akan bergantung pada seberapa Anda bisa menangkap metafora yang menjadi visualisasi untuk setiap kejadian signifikan yang harus dilalui Ryan, Amy, dan Joel Green. Karena tak seperti game yang selama ini Anda kenal, yang mungkin secara eksplisit menjelaskan kepada Anda apa yang sebenarnya terjadi dan reaksi yang muncul, semua hal yang terjadi di That Dragon, Cancer merupakan sebuah representasi kondisi psikologis yang tengah terjadi dengan keluarga ini. Jika Anda tak mampu mengembangkan sensitivitas dan usaha ekstra untuk mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi, game ini tak akan punya efek apapun dengan Anda. Karena begitu Anda kehilangan arti simbol apa yang harus dilalui keluarga ini, That Dragon, Cancer terlihat seperti sebuah proyek main-main yang tak rampung. Namun sebaliknya, jika Anda bisa menangkap dan memikirkan setiap simbol yang berusaha mereka suntikkan, Anda akan berhadapan dengan narasi emosional yang cukup untuk membuat air mata Anda mengalir begitu saja.



Metafora seperti apa? Seperti kasus mini-game yang kami bicarakan di atas misalnya. Ketika Amy dan Joel terlibat dalam aksi balap ala Mario Kart dan mengumpulkan “permen” yang ada, ia mungkin terlihat menyenangkan. Namun ketika Anda menyadari bahwa semua “permen” ini ternyata adalah obat-obatan keras yang harus diminum bayi Joel sebagai bagian dari kemoterapi untuk melawan kankernya, Anda mulai sedikit memahami apa yang tengah terjadi. Atau ketika event dimana Joel terlihat tengah menunggangi jerapah, singa, anjing, dan kuda misalnya di salah satu scene yang terlihat tak punya keterkaitan apapun. Tetapi dengan sedikit ekstra pemikiran, ini mungkin adalah representasi momen-momen menyenangkan yang dilalui Joel ketika ia menunggangi punggung sang ayah selama di rumah sakit. Bahwa Ryan Green selalu siap jadi singa, jerapah, anjing, kuda, atau binatang apapun untuk sekedar membuat Joel tersenyum.
Dan hal inilah yang berhasil dilakukan oleh That Dragon, Cancer ini. Bahwa ia membawa Anda pada salah satu realita terkeras bahwa dunia, memang tak pernah terasa adil. Bahwa semua rasa duka dan rasionalisasi terkadang terasa tak cukup untuk menjustifikasi satu pertanyaan besar yang tak pernah akan punya jawaban jelas “Kenapa harus anak saya?”. Proses untuk menerima kenyataan pahit ini juga digambarkan begitu kompleks, dari berjuang untuk menerima, berusaha merasionalisasi alasan, berjuang dengan segala opsi, kembali melihat Tuhan sebagai satu-satunya harapan, dan melanjutkan kembali hidup. Semua metafora yang mereka suntikkan bisa dibilang tepat sasaran dan mulai menarik Anda untuk melihat semua kejadian ini dari kacamata Amy dan Ryan Green, memahami perasaan mereka yang tentu, jauh dari kata gembira.

Cukup untuk membuat kami di satu titik merasa begitu tenang dan puas melihat Joel sempat tertawa kecil karena aksi yang kita lakukan, atau ketika ia melupakan rasa sakit di sekujur tubuhnya dan tertidur pulas. Ada momen kecil melegakan di balik sebuah dinding keras kenyataan, bahwa semua memori yang tercipta ini akan berakhir lebih menyakitkan ketika Joel tak mungkin lagi bertahan. That Dragon, Cancer menawarkan sebuah cerita yang begitu lugas dan serius tentang kematian hingga batas, tak akan ada yang namanya “momen menyenangkan” di game yang bisa diselesaikan dengan durasi 1,5-2 jam ini.
Nyata

Lantas, apa yang membuat game ini dengan mudah membuat remuk hati Anda? Jika skenario tentang anak yang harus menatap malaikat kematian di pertama tahun hidupnya tak cukup untuk membuat Anda emosional, maka fakta yang satu ini mungkin akan melakukanya. Bahwa semua hal yang Anda baca di atas, semua plot dan perjuangan yang harus dilalui oleh Ryan dan Amy Green dengan si pejuang kecil – Joel Green bukanlah sekedar sebuah “dongeng” penuh kegelapan yang diracik dengan ekstra imajinasi untuk mempermainkan hati Anda. Ini adalah sebuah kisah nyata. Ini adalah sebuah perjuangan orang tua yang benar-benar terjadi di sebuah belahan dunia lain untuk melihat buah hati mereka selangkah namun pasti, lepas dari genggaman dan mimpi.
Ryan dan Amy menggunakan That Dragon, Cancer sebagai sebuah media untuk melepaskan Joel yang meninggal di tahun 2014 silam. Semua konflik, pencerahan, dan kondisi psikologis yang direpresentasikan oleh game ini memang terjadi pada pasangan Ryan dan Amy. Anda bisa memahami rasa tidak percaya ketika mereka harus duduk di ruang dokter yang menjatuhkan vonis yang tak ingin mereka dengar soal Joel, atau bagaimana Ryan merasa bahwa kepercayaan Amy bahwa Tuhan bekerja di balik sebuah musibah ini adalah sebuah pikiran delusional yang tak logis, atau bagaimana Amy justru harus jadi sosok yang kuat ketika semua hal ini terjadi. That Dragon, Cancer bukanlah sekedar sebuah game, ia adalah sebuah biografi interaktif yang didesain untuk menyelami kehidupan keluarga ini.


Seberapa nyata pengalaman yang ia tawarkan? Terlepas dari fakta bahwa ceritanya disampaikan dari satu perumpamaan ke perumpamaan lainnya, semua audio yang disuntikkan di dalam That Dragon, Cancer berasal dari dokumentasi video pribadi mereka sendiri tentu saja selain monolog Ryan atau Amy yang ditambahkan sebagai konten terpisah. Suara tawa Joel, atau bagaimana ketika Amy harus menahan tangis ketika membicarakan perayaan bebas kanker anak lain di rumah sakit ketika menelepon Ryan, misalnya, semuanya berasal dari video pribadi mereka sendiri. Audio adalah salah satu kekuatan utama That Dragon, Cancer dan menjadi pondasi yang membuatnya begitu emosional.
Salah satu audio ini bahkan sempat membuat air mata kami tak berhenti mengalir. Anda pernah membayangkan seberapa lelahnya Anda jika Anda menjadi orang tua yang harus terus memastikan anak Anda yang tak sehat untuk merasa nyaman? Salah satu scene memperlihatkan Ryan yang terlihat sudah begitu lelah melihat Joel menderita. Di satu malam, ketika ia tengah menjaga Joel di rumah sakit, Joel tak bisa berhenti menangis entah karena alasan apa. Audio tangisan yang Anda dengar memang muncul dari anak yang tengah kesakitan ini, yang terus meraung-raung tanpa alasan berusaha meminta perhatian. Ryan yang sudah melakukan segala cara hanya bisa terduduk frustrasi, apalagi ketika melihat Joel mulai membentur-benturkan kepalanya ke kayu pinggiran kotak bayi. Kombinasi visualisasi dan audio dari dunia nyata ini menawarkan salah satu pengalaman emosional terkuat yang pernah kami temukan di video game manapun.

Cara yang tepat untuk “menikmati” That Dragon, Cancer adalah melihatnya tak sekedar sebuah video game, tetapi biografi dari sebuah keluarga yang seolah sudah lama Anda kenal. Anda mungkin akan merasa tak setuju soal beberapa sudut pandang keluarga ini, namun di dalam hati Anda yang terdalam, Anda mengerti bahwa ini adalah bentuk tragedi yang tak pernah ingin Anda lalui. Anda mulai bisa memahami bahwa memang tak mudah untuk hidup dan melihat orang yang Anda sayangi, tak akan bisa menikmatinya bersama dengan Anda, untuk selamanya.