Review Rainbow Six Siege: Sangat Pantas Dilirik!

Reading time:
January 19, 2016
Rainbow Six Siege jagatplay PART 1 (2)

Sepertinya tidak ada lagi kalimat yang lebih relevan untuk menjelaskan sikap yang seharusnya diambil gamer untuk setiap game multiplayer yang meluncur ke pasaran selain mengambil kalimat yang tampaknya tak  asing lagi jika Anda merupakan konsumen setia bis khusus di wilayah ibu kota – Transjakarta. Setiap kali berhenti di satu terminal dan menyediakan waktu bagi penumpang untuk naik dan turun, ia selalu diikuti dengan peringatan kecil “Hati-hati Melangkah, Terima Kasih” untuk membuat Anda lebih waspada dengan celah antara bis dan halte yang ada. Peringatan ini juga bisa diarahkan pada gamer untuk menyambut tren game multiplayer yang tampaknya tengah menemukan momentum di industri yang satu ini. Mengapa? Karena Anda bisa saja termakan hype dan berakhir dengan kantong lebih tipis dengan pengalaman yang tak terasa memuaskan.

Dengan performa dua game berbasis multiplayer di tahun 2015 kemarin – Evolve dan Star Wars Battlefront yang menurut kami berakhir tak sebaik yang diperkirakan, ada kewaspadaan ekstra untuk mencicipi lebih banyak game multiplayer di masa depan. Ada ketakutan bahwa uang yang Anda keluarkan justru berakhir pahit, entah karena konten yang begitu minim, dukungan developer yang terhenti begitu saja, atau karena komunitas yang ternyata juga berakhir tak sama puasnya dan meninggalkan game ini dalam waktu yang begitu singkat. Ketakutan dan rasa pesimis ini jugalah yang mengawali langkah kami masuk ke game tactical shooter dari Ubisoft – Rainbow Six: Siege. Terlepas dari impresi masa beta yang pantas diacungi jempol, ada ketakutan bahwa ia akan berakhir sama.

Namun untungnya, impresi pertama yang ia tawarkan begitu kuat. Dua poin plus terbaik yang kami cicipi di awal-awal permainan adalah betapa balancenya sistem kompetisi yang ia tawarkan dengan atmosfer tactical yang ternyata masih mengakar kuat. Ia berhasil lepas dari cita rasa game FPS mainsteam sekelas Call of Duty, bahkan Counter Strike sekalipun dengan daya tarik dan pendekatan gamepaly yang unik. Impresi pertama yang begitu positif ini terus membuat kami kembal terlepas dari fakta bahwa ia tak banyak menawarkan mode permainan di dalamnya.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rainbow Six Siege ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang sangat pantas untuk dilirik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Walaupun hadir tanpa mode campaign, Rainbow Six Siege tetap punya pondasi cerita.
Walaupun hadir tanpa mode campaign, Rainbow Six Siege tetap punya pondasi cerita.

Sangat tidak mengherankan jika Anda merasa bahwa untuk sebuah game yang sejak awal sudah mendefinisikan diri sebagai game multiplayer, Rainbow Six Siege tak akan punya dasar cerita apappun. Ia memang tidak menawarkan mode campaign yang dengan jelas memberikan Anda garis cerita dalam format mode single player layaknya Call of Duty atau Battlefield, namun bukan berarti konflik ini hadir tanpa motif yang jelas.

Walaupun hanya dalam bentuk CGI semata, garis cerita Rainbow Six Siege berpusat pada matinya tim khusus Rainbow untuk waktu yang sangat lama. Vakumnya pasukan militer khusus tersebut berimbas pada hal yang negatif – munculnya kekuatan terorisme  di beragam tempat. Salah satu yang cukup berbahaya dan meraih popularitas cepat adalah organisasi bernama White Mask yang tak mengenal kata ampun. Walaupun tak jelas apa sebenarnya motif dasar mereka, namun eksistensinya cukup untuk membuat Six – sang karakter protagonis utama wanita untuk menghidupkan kembali Tim Rainbow dengan mengumpulkan pasukan-pasukan terbaik di seluruh dunia untuk membasmi mereka. Bersama dengan hilangnya pengaruh White Mask, Six mengumumkan kembalinya tim Rainbow untuk menjaga perdamaian dunia.

Di tengah vakumnya tim Rainbow dan tindakan terorisme yang membuat kelompok bernama White Mask populer, seorang karakter bernama Six memutuskan untuk menghidupkan kembali tim pasukan khusus ini.
Di tengah vakumnya tim Rainbow dan tindakan terorisme yang membuat kelompok bernama White Mask populer, seorang karakter bernama Six memutuskan untuk menghidupkan kembali tim pasukan khusus ini.
Ada dua mode single player non-campaign di dalamnya. Situations yang berfungsi tak ubahnya mode tutorial dan Terrorist Hunt yang menyerupai Skirmish.
Ada dua mode single player non-campaign di dalamnya. Situations yang berfungsi tak ubahnya mode tutorial dan Terrorist Hunt yang menyerupai Skirmish.

Rainbow Six Siege memang tidak menawarkan mode campaign layaknya game game shooter pada umumnya, namun bukan berarti ia tak menawarkan sesuatu yang berbeda di luar mode kompetitif yang jadi daya tarik utamanya. Ada dua mode berbeda yang ia tawarkan untuk Anda yang mungkin lebih tertarik untuk mencicipinya sendirian – Situations dan Terrorist Hunt. Situations sendiri adalah skenario solo yang juga berfungsi sebagai mode tutorial untuk mengajarkan  Anda dasar-dasar mekanik taktikal Siege, lengkap dengan beragam varian misi lebih kecil yang disematkan di dalamnya. Ada lagi satu mode ekstra  – Terrorist Hunt yang memungkinkan Anda untuk menempuh misi multiplayer sendirian melawan AI,mirip dengan mode skirmish di dalam game-game RTS.

Namun terlepas dari semua latar belakang cerita yang berusaha ia sematkan dengan ekstra beberapa mode yang bisa Anda cicipi seorang diri, daya tarik Rainbow Six Siege tentu terletak di mode multiplayer kompetitif yang ia tawarkan.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…