PlayTest: Gaming Dengan MSI GT72S 6QF Dragon Edition G!
HITMAN
Membanting setir dari norma yang biasa digunakan seri game ini, HITMAN menggunakan konsep episodik dan rencananya akan merilis sedikit demi sedikit tempat baru untuk dimainkan. Oleh karena itu, pada playtest kali ini kami hanya dapat bermain di daerah Paris. Namun, Paris sendiri memiliki tantangan yang cukup berat untuk notebook ini. Sebab, stage ini memiliki banyak efek cahaya di kegelapan serta jumlah NPC yang membludak di satu tempat. Kedua faktor tersebut tentunya akan memberikan tantangan tersendiri untuk dijalankan dengan baik. Sebelum sampai ke pengalaman bermain yang kami temui, berikut spesifikasi minimumnya:
- Prosesor: Intel Core i5-2500K 3.3GHz / AMD Phenom II X4940
- Memory: 8 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX 660 / AMD HD 7870
- Storage: 50 GB
HITMAN sebenarnya memiliki permintaan hardware yang cukup tinggi dan tidak mengenal ampun, terutama untuk PC gaming kelas menengah. Namun, notebook yang kami gunakan kali ini sama sekali bukan kelas menengah dan kemampuannya berada jauh di atas rata-rata. Oleh sebab itu, kami memasang setting yang digunakan untuk memainkan game ini ke maksimum, dengan resolusi 1920×1080 dan setting Ultra! Tidak ada satu opsi setting pun yang tidak diposisikan ke tingkatan tertingginya. Berikut detail setting yang kami gunakan untuk memainkan HITMAN:
Meskipun setting yang kami gunakan akan membuat gentar mayoritas pemilik PC gaming, tetapi tidak demikian dengan notebook ini. Hal ini terbukti dengan pengalaman bermain yang kami temui. Ketika kami berada di dalam ruangan dan berada di tengah lautan NPC, nilai frame rate maksimum yang dihasilkan oleh notebook ini berkisar di angka 115 fps! Sedangkan nilai yang sering kami temui ada di angka 65 hingga 80 fps. Rupanya hanya banyak NPC dengan detail tinggi saja tidak cukup untuk menaklukan kekuatan notebook ini!
Sedangkan ketika kami bermain di luar ruangan, efek cahaya dan nuansa gelap membuat nilainya tersungkur hingga sekitar 48 fps. Nilai yang cukup rendah ini sering terjadi ketika kami melihat ke arah kerumunan NPC dari taman di luar rumah. Lalu, apa efeknya terhadap permainan? Ternyata sama sekali tidak ada, karena game masih dapat berjalan dengan sangat baik dan nyaman, tanpa adanya penurunan kinerja yang menganggu permainan. Transisi antara dalam dan luar ruangan juga tidak terlalu terasa, karena penurunan nilainya tidak mendadak.
Rise of The Tomb Raider
Rise of The Tomb Raider adalah game yang mampu beradaptasi dengan baik dengan PC gaming yang memainkannya. Pada satu sisi, ia dapat menurunkan derajatnya begitu rendah sampai bisa dimainkan oleh pc gaming menengah ke bawah. Namun di sisi lain ia dapat pula dimainkan dengan tampilan grafis yang luar biasa indah, terutama pada PC gaming kelas atas. Inilah kehebatan skalabilitas dari Tomb Raider, yang untuk notebook ini tentu saja tidak perlu digunakan karena setting tertinggi seharusnya bisa dijalankannya. Sebelumnya, berikut spesifikasi minimum dari game yang indah ini:
- Prosesor: Intel Core i3-2100
- Memory: 6 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX 650 2GB atau AMD HD7770 2GB
- Storage: 25 GB
Memainkan Tomb Raider di setting maksimum dan mengeluarkan keindahan tersembunyi yang dimiliki Lara Croft tentu saja tidak sembarangan bisa dijalankan begitu saja. Untuk menggunakan setting Very High, PC gaming tersebut harus memiliki Video Memory sebesar 4 GB. Untungnya, notebook ini punya dua kalinya! Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk menggunakan resolusi 1920×1080 dan setting Very High. Sedangkan untuk Antialiasing, kami menggunakan SMAA dengan Ambient Occlusion HBAO+. Keterangan lebih lanjut mengenai beragam opsi setting yang kami gunakan dapat ditemui pada screenshot berikut ini:
Penggunaan setting Very High tentu saja membuat detail dari Lara menjadi begitu menakjubkan, terutama bila dilihat dari dekat. Sedangkan untuk nilai frame rate maksimum yang dihasilkan pada saat keindahan tersebut ditampilkan berkisar di angka 86 fps. Ketika kami berada di daerah yang dipenuhi obyek dan pepohonan, nilainya dapat menurun ke 54 fps, terutama ketika hujan salju mendera. Kondisi cahaya yang rendah, seperti ketika malam hari juga dapat menyebabkan frame ratenya menurun ke kisaran 50 fps.
Pada daerah dengan luas terbatas, seperti di dalam goa dan lembah, nilai frame rate yang kami temui berkisar antara 50 hingga 83 fps. Sedangkan nilai yang paling sering kami temui berada di kisaran 60 fps. Transisi antara daerah tertutup menuju ke daerah terbuka juga dapat berjalan dengan mulus, tanpa adanya penurunan kinerja yang drastis dan membuat game patah-patah. Hal ini dapat terjadi berkat bantuan storage SSD yang digunakan oleh notebook gaming ini. Secara keseluruhan, pengalaman bermain kami ketika menggunakan notebook ini sangat memuaskan.