JagatPlay NgeRacau: 10 Salah Paham Soal Reviewer Game!

Reading time:
March 11, 2016
  1. Pasti Gampang Kerjaannya

giphy

Dibandingin sama kerjaan kantoran dengan birokrasi yang kuat, kerjaan gua memang bisa dibilang gampang. Lu bayangin, main game jadi kerjaan, sesuatu yang secara konsep udah cukup bikin banyak orang iri. Tapi masalahnya, sama seperti kerjaan yang lain, ada tantangan yang unik jadi seorang reviewer game, apalagi kalau lu ngejalanin sebuah situs gaming. Situs gaming butuh identitas, butuh artikel unik yang bikin dia beda sama yang lain, butuh pendekatan lebih personal yang bikin news dia enggak basi walaupun lebih telat datang, butuh sesuatu yang bikin orang datang dan ngerasa, “Hmm.. kayaknya gua bakalan stay di sini”. Bahwa pada akhirnya, ada banyak pertimbangan yang mesti diambil dan dipikirin. Sebagai contoh? Artikel NgeRacau ini, misalnya. Gua udah lama enggak nulis ngeracau, di otak lumayan dapat ide buat jadi topik, dan voila! gua ngetik ini sampai kelar dan akhirnya lu baca. Tapi bisa enggak kalau gua cuman nulis news doank hari dan lanjutin main The Division gua tanpa bikin otak ini muter dulu buat nyari sesuatu yang unik buat ditulis? Bisa banget. Intinya, walaupun enggak sekeras ilmuwan yang mungkin lagi nyari obat buat kanker atau ilmuwan roket yang lagi bangun roket baru buat NASA di ujung bumi sono, jadi reviewer game juga ada tantangannya tersendiri. Enggak yang gerak mulus tok tanpa beban.

  1. Pasti Seru Hobi Jadi Kerjaan!

giphy

Berapa sering sih lu denger orang yang ngomong “Kalau lu jadiin hobi sebagai kerjaan lu, lu pasti enggak akan berasa kerja!”? Nah, gua yakin sering banget. Pertama, gua harus akuin bahwa ngejalanin hobi sebagai kerjaan adalah sesuatu yang lebih enjoyable daripada ngerjain sebuah kerjaan yang sebenarnya bukan passion lu di sono. Namun kedua, hal kayak ini enggak selalu berakhir positif. Kenapa? Karena yang namanya pekerjaan sudah pasti punya tanggung jawab dan tantangannya sendiri, beda banget sama ketika lu cuman main buat sekedar seneng-seneng doank. Hasilnya? Ketika lu udah sangat capek dan mulai enggak seneng sama kerjaan lu, lu juga akan jenuh dengan hobi lu yang terikat langsung. Ngejalanin hobi sebagai kerjaan memang fun, tapi di sisi lain, jangan lupa, ada potensi bahwa ia justru ngebikin lu benci sama hobi lu. Dikejar deadline, mesti mainin game yang enggak lu suka, berangkat dari satu game baru ke game baru lainnya tanpa istirahat, enggak bisa mainin game yang pengen banget lu coba (contoh: gua mau lanjutin FF XIV: ARR, tapi takut nagih dan malah gak bisa review game lain). Game sebagai hobi dan game sebagai kerjaan itu dua hal yang beda. Percaya deh sama gua.

  1. Pasti Objektif

DOAX 5 minute trailer (18)

Ini juga jadi salah satu salah paham yang sering banget kejadian. Beda sama review hardware di JagatReview, misalnya, yang mostly berbasis data yang kemudian diterjemahkan ke dalam kalimat, video game lebih berbasis ke experience reviewnya. Oleh karena itu, preferensi pribadi aka selera selalu akan punya ruang di sono, walaupun bisa berakhir besar dan bikin reviewnya sangat bias atau tetap kecil tapi tetap punya andil buat nyetir arah tulisan. Sulit buat objektif untuk ngenilai sesuatu yang mesti lu dapatin via experience, karena lu akan selalu berkaca pada selera pribadi lu atau juga apa sempat lu rasaiin di masa lalu. Contoh? Seiring dengan menggemuknya tubuh gua, otak bokep gua ternyata juga bertambah besar. Di mata gua, misalnya, Dead or Alive Xtreme 3 yang make engine Soft 2.0 ternyata berakhir sangat bisa dinikmati dan gua super senang lihat karakter-karakter ceweknya yang pada cakep-cakep. Gua kasih GOTY 10/10 buat tahun 2016 berbasis otak bokep gua. Tapi ada reviewer di luar sono yang mungkin ngelihat ini sebagai eksploitasi tubuh wanita yang berlebihan, dan berdasarkan otak Social Justice Warrior-nya, DOAX 3 adalah sampah. Sementara ada juga reviewer gak tahu apa-apa yang cuman nyari game voli pantai dan berakhir dapat ini, sambil garuk-garuk kepala apa yang mesti ditulis.

  1. Pasti Jago Main Game

tumblr n8f1lk91Fh1rq7z94o1 400

Reviewer game itu bukan gamer professional, itu yang mesti diinget. Hanya karena gua nulis soal video game sebagai kerjaan gua, bukan berarti gua akan jago main semua game yang gua review. Gua bukan pro-gamer, gua bukan anak anggota NXL yang CS:GO-nya imba misalnya, gua gak pernah latihan game kompetitif secara intens, dan gua bukan seorang gamer profesional yang jadiin e-Sports dan ragam sponsornya sebagai ladang gua main. Gua main game dan nulis apa yang gua mainin, itu kerjaan gua. Enggak ada requirements kalau gua misalnya, mesti dapat Platinum Trophy untuk semua game Playstation 4 yang gua mainin, harus punya MMR 5.000 di DOTA 2, atau bisa menang lawan lu ketika lu tiba-tiba ngajakin gua tanding main PES 2016 atau Street Fighter V. Reviewer game itu bisa berakhir dengan skill gaming yang biasa-biasa aja, apalagi kalau fokusnya memang game-game single player. Enggak semua game single player juga, sih. Lihat aja betapa sampahnya gua main Bloodborne.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…