Review Dark Souls 3: Candu Kematian!
Dunia yang Luar Biasa!

Begitu Anda masuk ke Dark Souls 3, Anda akan jatuh hati dengan dunia yang ia tawarkan. Kita tak hanya membicarakan serangkaian detail atau efek cahaya yang tentu saja bisa diimplementasikan dengan lebih sempurna berkat peralihan ke platform generasi saat ini yang punya ekstra performa lebih baik. Kita membicarakan desainnya secara keseluruhan. Bahwa Dark Souls 3 bukanlah sekedar sebuah game action RPG yang memberikan Anda kebebasan untuk membentuk karakter Anda sendiri, tetapi juga memilih jalan Anda sendiri.


Bahwa pada dasar konsepnya, ada sedikit celah untuk memberikan sedikit label “Open-world” kepada game yang satu ini. Anda memang punya garis cerita definitif dengan serangkaian boss yang harus diselesaikan untuk mencapai progress cerita, namun Dark Souls 3 tak akan menawarkan sedikit pun clue bagi Anda kemana langkah Anda selanjutnya. Yang ia tawarkan? Sebuah dunia yang menawarkan begitu banyak cabang jalan yang masing-masing bisa berujung pada petualangan lain. Yang satu bisa saja berujung pada boss yang baru, yang lain bisa membawa Anda pada jalan kembali tercepat ke tempat aman sebelumnya, yang lain bisa berakhir jadi “gudang” serangkaian item dan equipment yang terlalu menggoda untuk dilewatkan. Desain seperti ini membuat sisi eksplorasi Dark Souls 3 berakhir jadi sesuatu yang sangat terasa sepadan.


Dunia luas yang bisa dijelajahi ini menyempurna lewat variasi desain lingkungan dan atmosfer yang juga pantas mendapatkan acungan jempol. Anda akan bertemu dengan kota penuh cahaya, sebuah rawa dengan kepiting raksasa, sebuah hutan gelap dengan cacing raksasa di pintu masuk , hingga atap kastil yang penuh dengan jebakan dan sudut curam yang bisa membunuh secara instan. Sama sekali tak ada yang terasa repetitif soal setting Dark Souls 3 dan itu memperkuat pengalaman yang ada. Setiap progress yang Anda lakukan akan disambut dengan setting yang tak hanya baru, tetapi juga varian musuh yang tinggal di dalamnya. Sebuah konsep yang sederhana memang namun kian menyempurnakan Dark Souls 3 itu sendiri.
Kombinasi tak hanya kualitas visual yang lebih baik, tetapi juga desain layout dunia yang luar biasa dan tak monoton membuat dunia Dark Souls 3 tak hanya berakhir indah tetapi juga bertindak sebagai sebuah undangan terbuka bagi Anda untuk menjelajahinya. Eksplorasi tanpa arah yang di setiap sudutnya seringkali berakhir terbayar manis.
Kematian Sebagai Candu

Dark Souls 3 adalah sebuah game action RPG. Maka seperti seri-seri sebelumnya, aksi pertarungan berjalan secara real-time layaknya sebuah game action namun diperkuat dengan elemen RPG yang kental di dalamnya. Satu yang pasti, layaknya yang Anda harapkan, ia bukanlah sebuah game yang mudah untuk ditundukkan. Tingkat kesulitan Dark Souls 3 akan siap untuk membunuh Anda di setiap sudut, bahkan dari sebuah musuh yang terlihat begitu lemah dan bodoh sekalipun. Tak ada kesempatan untuk santai dan lemah, yang ada hanyalah ekstra kewaspadaan ketika berhadapan dengan setiap musuh yang ada. Belajar soal timing musuh, counter attack di momen yang tepat, dan mulai menerapkan strategi ketika berhadapan dengan kuantitas yang lebih besar. Di sinilah pesona Dark Souls 3 yang sesungguhnya.
Jika kematian di game lain bisa menghasilkan rasa frustrasi tersendiri, di Dark Souls ia justru berakhir jadi candu. Tulisan “You Died” yang akan muncul hingga ratusan kali sebelum Anda bisa menyelesaikannya tak pernah jadi akhir, tetapi sebuah awal progress. Bahwa ada segenggam pengetahuan, sekecil apapun yang Anda raih setiap kali Anda tewas untuk membantu langkah Anda selanjutnya. Anda mungkin belajar sedikit soal animasi gerak musuh yang membunuh Anda, atau belajar soal titik spawn rahasia musuh yang berhasil menyergap Anda dari belakang, atau sekedar tahu bahwa titik Anda tewas tak pernah jadi tempat yang aman untuk melompat. Semakin banyak Anda tewas, semakin banyak Anda tahu soal Dark Souls, semakin dekat pula Anda dengan si akhir cerita. Motivasi seperti inilah yang mampu disuntikkan Dark Souls 3.



Mengapa kematian di Dark Souls 3 terasa seperti sebuah candu? Karena From Software menanganinya sebagai tantangan yang sangat mungkin untuk diselesaikan. Bahwa kematian tidak karena cacat desain boss atau musuh yang Anda hadapi tetapi lebih karena keteledoran Anda sebagai seorang player. Di sinilah, Dark Souls 3 bersinar. Bahwa berbeda dengan game action RPG lain yang mungkin mengasosiasikan kata sulit dengan musuh yang “Lebih Tebal, Lebih Mematikan”, hampir semua musuh di Dark Souls 3 termasuk boss yang harus Anda hadapi sekalipun, berada dalam status sama rapuhnya dengan Anda . Beberapa pukulan Anda bisa menghasilkan angka damage yang signifikan sama seperti yang bisa mereka lakukan ke Anda. Dark Souls 3 adalah sebuah game yang bisa disebut adil. Ini bukanlah game yang meminta Anda untuk memukul tank sampai hancur dengan sebuah arang kayu.
Sistem permainannya sendiri hampir tak banyak berbeda dengan seri Souls yang lain. Setiap musuh yang Anda tundukkan akan menjatuhkan Souls yang bisa digunakan untuk memperkuat karakter Anda melalui sang Fire Keeper yang berfungsi tak berbeda dengan Doll di Bloodborne. Untuk setiap kenaikan level yang Anda picu, Anda bisa mendistribusikan satu skill points untuk setiap atribut yang masing-masing darinya punya kontribusi jelas pada penguatan karakter seperti apa yang Anda dapatkan. Mendistribusikan point pada Vigor memberikan ekstra HP, Endurance untuk ekstra Stamina, Faith untuk magic, atau Dex untuk ekstra damage senjata dan ketahanan pada beragam status effect yang ada. Ada kebebasan yang nyaris mutlak untuk membangun karakter yang bisa memfasilitasi apa yang Anda butuhkan.


Kebebasan untuk membangun karakter jadi salah satu nilai jual utama lain Dark Souls 3. Diperkuat dengan begitu banyak rangkaian equipment, item, hingga accessories yang masing-masing punya tak hanya bentuk tetapi juga status yang unik, Anda juga diberi landasan super solid untuk menciptakan karakter yang menurut Anda bisa memfasilitasi gaya permainan. Kelas karakter yang Anda pilih di awal tidak akan memerangkap Anda pada satu gaya permainan tertentu saja. Anda bisa membangun karakter seperti apapun yang Anda inginkan. Anda ingin karakter yang lebih berfokus pada Magic atau yang di seri ini dikenal sebagai Miracles? Atau seperti karakter Mercenary kami yang lebih mengandalkan secara cepat dan stamina untuk terus melakukan rolling secara konstan tanpa kemampuan magic sama sekali? Atau Anda lebih senang karakter kelas berat dengan shield yang mengandalkan timing parry untuk ekstra damage? Anda diberi kebebasan nyaris mutlak untuk mengkombinasikan hampir semua atribut ini.


Dari sebuah game yang sekedar menawarkan musuh dan boss dalam siklus pertarungan yang senantiasa mengancam, Dark Souls 3 menjadi sesuatu yang lebih beragam lewat kebebasan membangun karakter ini. Menariknya lagi? Hal ini juga membuatnya punya nilai replayability yang jauh lebih tinggi daripada yang sempat Anda bayangkan. Anda yang sempat menyelesaikan playthrough pertama dengan sebuah Knight yang mengandalkan fisik akan punya pengalaman permainan dan tantangan yang berbeda dengan karakter yang difokuskan pada fungsi magic / miracles di playthrough kedua, misalnya. Dengan begitu banyak eksperimen yang bisa dilakukan, Anda yang punya komitmen ekstra untuknya bisa terus memainkan game ini tanpa henti, apalagi dengan tingkat kesulitan yang semakin tinggi untuk setiap selesainya playthrough. Maka kematian itu jadi candu yang bahkan bisa berujung lebih berbahaya dari yang diprediksi sebelumnya.
Namun terlepas dari semua karakter Anda, inti permainan Dark Souls 3 tetap akan berpusat pada kesabaran dan usaha untuk mempelajari animasi gerak musuh, timing, dan celah untuk menyerang balik. Musuh yang lebih besar dan lambat justru jadi target yang lebih mudah daripada musuh-musuh yang berukuran hampir serupa, namun punya gerak cepat dan serangkaian senjata yang berbeda. Jika Anda gagal mempelajarinya atau mencari celah yang dibutuhkan, maka setiap gerakan musuh, sepele apapun bisa berakhir dengan tulisan “You Died” di layar. Dark Souls 3 sebenarnya adalah sebuah game yang punya misi super sederhana namun tak mudah dilakukan. Apa itu? Jangan tertusuk, jangan tersayat, jangan tertangkap, jangan tersembur api, jangan tersembur listrik, jangan jatuh, dan jangan biarkan wajah Anda berhadapan dengan serangan kombinasi yang ada. Sederhana bukan? Sangat sederhana. Eksekusinya? Itu masalah lain.



Maka bisa disimpulkan, Dark Souls 3 adalah sebuah seri Souls yang setia dengan nilai jual yang berhasil membuat jutaan gamer di seluruh dunia kecanduan di dua seri sebelumnya, menyempurnakannya lewat animasi yang lebih luwes dan dunia yang terasa lebih menarik. Namun elemen sisanya masih cukup untuk menawarkan tingkat kesulitan yang cukup untuk menguras kesabaran Anda.