Review Trials of The Blood Dragon: Menguji Kesabaran dan Presisi!
Sederhana dan kental dengan kesan retro. Inilah yang kami rasakan ketika memainkan Trials of The Blood Dragon, game platformer action dari Ubisoft ini. Berbeda dengan game besar yang seringkali dirilis oleh Ubisoft, Trials of The Blood Dragon justru menggunakan ide yang sangat simple; jump & shoot. Namun demikian, bukan berarti game ini memiliki kemiripan dengan Megaman atau Metroid misalnya. Karena, Trials of The Blood Dragon memberikan sedikit twist yang mampu membuat pemainnya stress! Sebagai gamer yang tak pernah mencicipi Far Cry: Blood Dragon di masa lalu, tentu menjadi pengalaman unik tersendiri untuk menyelami dunia “gila” milik Ubisoft ini dalam format yang berbeda.
Selayaknya game plaftormer lain, Trials of The Blood Dragon dimainkan dengan tampilan visual dari kamera samping. Kemudian, game ini menambahkan efek kamera yang mampu membuat pemainnya terkejut. Ketika sedang melompati jurang misalnya, kamea akan sedikit bergeser diagonal ke atas, hanya untuk memperlihatkan bahwa jurangnya dalam. Bila tidak sampai ke ujung yang satu lagi maka dipastikan jagoan yang dimainkan akan mati. Biasanya, memang benar jagoannya akan mati karena kami merasa paranoid dengan efek kamera tersebut!
Sisi visual juga dihiasi dengan grafik 3D yang kalau boleh dibilang, tidak begitu “Wah.” Untuk game yang dibuat oleh Ubisoft, game ini tidak terlihat mewah. Malahan grafisnya tampak seperti ketinggalan beberapa tahun. Untungnya, ketika bermain semua itu tidak begitu penting. Karena seringkali permainan akan diperlihatkan dari zoom yang cukup jauh. Jadi Anda tidak akan melihat teksturnya yang detailnya biasa saja.
Hal yang perlu diacungi jempol justru bukan berasal dari grafisnya, melainkan kemampuan game ini untuk tampil keren. Nuansa pada game sengaja dibuat seperti film jagoan action di tahun 80-an dan 90-an. Inilah yang memberikan kesan retro pada game ini. Event yang terjadi di latar belakangnya juga mampu memberikan tekanan sendiri ketika bermain. Ambil contoh ketika kami menghancurkan sarang Blood Dragon; ya, naga yang sama dengan judulnya, dan kami berusaha mati-matian untuk kabur dari kejarannya. Momen seperti itu memacu adrenalin dan di saat bersamaan banyak sekali kesalahan yang membuat kami mengulang permainan dari checkpoint!
Cerita Action Hero ala Amrik
Kisah yang ditawarkan dalam game ini tidak serius dan dalam layaknya game Ubisoft lainnya. Bahkan bisa dikatakan terkesan seperti film kelas B yang sering muncul di era action hero zaman dahulu. Game ini menceritakan kisah dua anak pahlawan Amerika plus prajurit cyber legendaris Rex Power Colt. Kedua anak yang bernama Roxanne dan Slayter tersebut harus menelan pil pahit dengan kehilangan kedua orang tuanya di masa remaja akibat perang yang terus berkobar semenjak era 70-an, yaitu perang Vietnam keempat!
Ingin mengikuti jejak legendaris ayah mereka, Roxanne dan Slayter menerima tawaran pemerintah Amerika untuk menjadi prajurit cyber, dengan tubuh mereka diperkuat oleh mesin. Perjalanan mereka dalam memerangi komunis di Vietnam War 4 inilah yang akan Anda ikuti. Oh ya, sebagai tambahan, dunia saat itu dihiasi pula oleh kehadiran Blood Dragon, naga raksasa dengan kekuatan yang dahsyat! Apa hubungan antara Roxanne, Slayter, Vietnam War 4, Blood Dragon, plus Alien dari luar angkasa? Semua dapat Anda temui dalam cerita Trials of The Blood Dragon yang macho dan konyol!
Meskipun ceritanya konyol, pengisi suara game ini sendiri tidak main-main. Semua suara yang diperdengarkan ketika event terjadi, atau ketika berada di tengah permainan, digarap dengan serius dan memiliki penokohan yang apik. Penggunaan film kartun era 80-an ketika event berlangsung semakin menegaskan rasa retronya, terutama untuk gamer yang sempat merasakan hidup sebagai anak-anak di era tersebut!
Review ini menggunakan testbed dari:
Dikerjakan Dengan ROCCAT Isku FX, ROCCAT Kone Pure,ROCCAT Hiro, dan ROCCAT Kave XTD Digital