15 Momen Final Fantasy Paling Mengejutkan!
-
Goodbye Vanille and Fang (Final Fantasy XIII)

Untuk sebuah petualangan yang dihadapi dengan begitu banyak keringat dan darah, kita tentu sangat berharap bahwa setiap game RPG yang kita cicipi akan berakhir dengan akhir cerita yang indah dan memuaskan. Hal yang sama tentu juga terjadi untuk Anda yang sempat mencicipi Final Fantasy XIII, terlepas dari semua kritik soal gameplay linear dan konten cerita yang kuat. Namun apalah arti sebuah cerita fantasi, tanpa konsep pengorbanan yang sesungguhnya. Bahwa terkadang, untuk mencapai sebuah tujuan mulia demi keberlangsungan hidup bersama atau bahkan kebahagiaan orang lain, pengorbanan nyawa jadi kebutuhan yang tak bisa lagi diganggu gugat. Banyak yang mungkin berpikir bahwa dengan fokus sang adik yang jadi motor penggerak cerita, Lightning lah yang akan berakhir jadi “tumbal” di akhir XIII. Namun siapa yang menyangka bahwa Fang dan Vanille yang harus merasakan penderitaan tersebut.
-
Castle Alexandria (Final Fantasy IX)

Jika Anda dan saya bertanya apa yang istimewa dari Final Fantasy IX ketika ia baru dirilis sekitar 16 tahun yang lalu, yang tak ditawarkan Final Fantasy VI, VII, ataupun VIII, maka visualisasi Summon yang epik akan jadi jawaban yang keluar dari sana. Berbeda dengan seri-seri sebelumnya yang terlihat menahan diri, status Summon aka Eidolon yang menjadi bagian penting cerita membuat monster-monster epik ini mendapatkan porsi FMV mereka sendiri dengan efek yang luar biasa keren. Dari Odin yang datang dari angkasa hingga Atomos yang tak segan menelan apa saja yang berada di dalam radius mulutnya. Namun tak ada yang menyangka bahwa mereka akan mampu menyulap sebuah Eidolon super keren di seri sebelumnya menjadi sebuah kastil hidup di seri kesembilan ini. Agung, elegan, keren, dan terlihat super keren, Alexander muncul dari kastil Alexandria yang hidup dan langsung berhadapan dengan Bahamut yang terlihat begitu menyeramkan. Melihat transformasi sebuah benda mati menjadi Summon populer begitu saja adalah sesuatu yang tak akan pernah Anda prediksi untuk seri FF di kala itu.
-
The Origin of Sin (Final Fantasy X)

Pernahkah Anda membayangkan apa rasanya hidup di sebuah dunia yang secara konstan diserang oleh sebuah monster raksasa yang sepertinya tak punya tujuan hidup lain selain berakhir sekedar, menjadi cobaan bagi penduduk Spira. Datang, menghancurkan, dan kemudian pergi begitu saja. Namun seiring dengan perjalanan Anda menemani Yuna untuk membinasakan Sin dan memberikan waktu damai bagi penduduk Spira setidaknya 10 tahun sebelum siklus Sin kembali muncul, Anda akan menemukan bahwa monster raksasa ini ternyata lebih dari yang Anda pikirkan. Bahwa tak sekedar fakta bahwa di dalam tubuhnya merupakan Jecht – sang ayah Tidus, tetapi juga fakta bahwa ia justru diciptakan oleh entitas yang selama ini dipuja-puji oleh penduduk Spira sebagai “penyelamat” untuk membinasakan Sin. Final Fantasy X adalah salah satu seri yang punya konten kritik yang pedas pada konstruk dan sistem keagamaan itu sendiri.
-
Train Suplex (Final Fantasy VI)
[gfycat data_id=”DistantHarmoniousEgret”]
Apa yang Anda lakukan jika sebuah kereta raksasa dengan ragam senjata mengejar Anda dari belakang? Secara rasional, apalagi dengan dengan tubuh seperti ini, sebagian besar dari kita akan mati dalam waktu instan. Atau mungkin Anda akan berusaha untuk bersembunyi hingga kereta yang satu ini menyerah atau meninggalkan Anda begitu saja. Namun tidak dengan Sabin, salah satu karakter melee terkuat di semesta Final Fantasy. Alih-alih menyerah dan mati, Sabin memutuskan untuk melakukan satu gerakan pemungkas super absurd yang juga berhasil membuatnya tampil sebagai salah satu scene yang tak pernah Anda prediksi sebelumnya. Benar sekali, ia mengangkat kereta tersebut ke angkasa dan membantingnya dengan gerakan Suplex. Bayangkan dalam-dalam dan camkan dalam hati Anda, seorang pria, membanting kereta api.