Review NIOH: Lahir dengan Identitas Kuat!
Loot, Loot, Loot

Keputusan Koei Tecmo untuk membagi dunia NIOH ke dalam beberapa bagian kecil yang kemudian terkunci pada satu misi tertentu membuat mereka mampu mengimplementasikan sistem side-mission yang jauh lebih rapi dan bersih. Tersedia secara terbuka di peta untuk tiap region yang ada, side-mission akan ditawarkan dalam bentuk ikon dan dengan jelas akan mendeskrispikan misi seperti apa yang harus Anda tempuh. Walaupun sebagian besar tereduksi pada tuntutan untuk mengeksplorasi dan membunuh satu boss terakhir di ujung, namun ia selalu terasa pantas. Untuk alasan apa? Dua – Amrita yang berperan sebagai Souls untuk NIOH, yang dibutuhkan untuk kenaikan level William, dan tentu saja – Loot.
Untuk yang terakhir ini, alih-alih mengikuti format game seperti ini yang biasanya menawarkan varian senjata atau item yang terbatas, NIOH mengimplementasikan sistem loot yang tak berbeda dengan Diablo. Ada segudang loot, dari senjata, armor, aksesoris, hingga item yang akan jatuh dari mayat-mayat musuh, manusia ataupun Yokai secara acak. Kerennya lagi? Mereka juga dibagi ke dalam beberapa tingkat kelangkaan berbasis warna untuk memperlihatkan kelayakan dan daya tarik mereka. Bahkan untuk senjata yang mengusung nama sama sekalipun, Anda bisa berakhir menemukannya punya kekuatan serangan, buff permanen, hingga elemen serangan yang berbeda satu sama lain. Dan maka seperti halnya pula Diablo, Loot menjadi motivasi terbaik untuk menyibukkan diri dengan tak hanya menyelesaikan misi sampingan saja, tetapi juga menantang diri untuk menundukkan ragam musuh kuat yang ditawarkan.


Melihat item-item ini jatuh begitu saja untuk Anda kumpulkan memang jadi pemandangan yang memuaskan, apalagi setelah meluncur dari pertempuran boss yang memaksa Anda melakukan proses trial dan error yang cukup intens. Satu yang pantas diacungi jempol dari NIOH adalah fakta bahwa mereka juga memikirkan kemudahan untuk mengatur dan membersihkan inventory yang ada. Senjata, ragam armor, hingga aksesoris yang tak lagi relevan untuk perjalanan Anda bisa dibuang begitu saja ke tanah jika Anda memang tak lagi menginginkanya. Atau, Anda bisa menukarkannya untuk ekstra Amrita dan item penyembuh di Shrine terdekat. Atau yang lebih seru lagi? Memecahkannya di Blacksmith untuk material esensial untuk proses crafting.
Untuk urusan terakhir ini, ia jadi solusi yang cukup efektif uintuk mendapatkan senjata yang Anda inginkan. Seperti konsep crafting pada game-game RPG pada umumnya, level kelangkaan material dan kepemilikan atas resep yang dibutuhkan akan menentukan kualitas senjata / armor yang Anda crafting. Walaupun pada akhirnya, berakhir acak juga, namun setidaknya opsi ini lebih definitif dibandingkan menunggu dan berharap senjata / armor Anda dijatuhkan oleh musuh yang Anda lawan.

Senantiasa mendapatkan varian senjata dengan efek lebih baik dan mendorong Anda untuk secara konsisten melakukan bongkar pasang senjata dengan ragam efek yang diusung membuat NIOH berakhir jauh lebih menyegarkan. Fakta bahwa loot seringkali jadi salah satu reward untuk ragam aktivitas Anda, baik dari sekedar menyelesaikan side mission hingga sekedar mengeksplorasi sudut peta di luar jalan utama sering berakhir membuatnya terasa seperti sebuah kesibukan yang pantas untuk dijalani. Sebuah pendekatan menarik yang tak pernah ditemukan di seri Souls sebelumnya.
Online!

Untuk Anda yang senang dengan mode PvP, NIOH memang masih belum menawarkan fitur tersebut. Bahwa karakter yang sudah susah payah Anda bangun masih belum bisa digunakan untuk bertarung dengan player lainnya seperti halnya seri Souls. Untuk saat ini, mode online hanya tersedia untuk dua fitur utama – Revenant dan tentu saja, Co-Op Mode.
Sistem Revenant milik NIOH memang bisa dikatakan unik. Di sepanjang perjalanan, Anda akan melihat ragam makam berwarna merah dengan pedang yang tertancap di atasnya. Ia merupakan sebuah simbol, bahwa di luar sana, salah seorang gamer untuk satu alasan yang misterius, harus meregang nyawa di sana. Ia bisa menjadi semacam papan peringatan tidak resmi bahwa ada sesuatu yang harus Anda waspadai di sana, entah musuh atau jebakan. Semakin banyak Revenant yang Anda lihat di sekeliling area, maka Anda bisa menyimpulkannya, sebagai sebuah tempat berbahaya yang sepertinya akan siap untuk memakan nyawa Anda juga sebagai korban selanjutnya.


Yang menarik adalah fakta bahwa ia bukan sekedar sebuah tugu peringatan. Lewatnya, Anda bisa bertarung melawan karakter-karakter player yang tewas tersebut, namun dikendalikan oleh AI. Anda bisa menundukkan mereka untuk tak hanya ekstra tantangan saja, tetapi juga untuk ekstra reward berupa sekedar equipment, item bernama Ochoko yang notabene jadi resource untuk online co-op yang akan kita bahas sebentar lagi, atau Glory Points.
Untuk yang terakhir ini, Glory Points merupakan sebuah resource “mata uang” berbeda untuk mengklaim reward dari mode online. Darinya, Anda bisa membeli ragam senjata / armor dalam format RNG atau sekedar mengubah model karakter selain William untuk memastikan Anda tak bosan. Anda bahkan bisa bermain sebagai seorang Revenant – mayat hidup dengan busur panah yang tertancap di seluruh tubuhnya.


Namun untuk mode co-op sendiri, dengan menggunakan item bernama Ochoko, Anda bisa memanggil player lain untuk ikut nimbrung di aksi Anda, baik untuk sekedar bersenang-senang atau memang untuk menyelesaikan misi dan bertarung melawan boss yang mungkin sudah berkali-kali gagal Anda taklukkan. Sistemnya sendiri sederhana dan berjalan tanpa masalah, bahkan juga didukung dengan mode “password” untuk Anda yang ingin bermain dengan teman yang Anda kenal saja. Namun kami sendiri merekomendasikan Anda untuk menyelesaikan NIOH atau setidaknya berusaha untuk menundukkan setiap tantangannya seorang diri. Apa pasal? Karena mode co-op seperti ini siap untuk membuat level tersulit pun menjadi begitu mudah. Apalagi jika Anda dan teman Anda, dipersenjatai dengan senjata elemen yang akan membuat musuh, sebesar apapun, tak akan punya kesempatan untuk melawan. Anda akan kehilangan esensi NIOH yang sebenarnya dengan mode co-op ini.












