15 Hal yang Tak Akan Pernah Dirasakan Gamer Muda!
-
0809-8-9999
Berapa banyak dari Anda yang masih ingat nomor di atas? Jika Anda tahu apa yang hendak kami bicarakan, selamat, Anda pantas disebut sebagai seorang gamer “tua” yang sempat merasakan sulitnya mendapatkan akses internet yang cepat dan nyaman. Bagi Anda yang masih tak familiar, 0809-8-9999 merupakan nomor Telkom yang harus Anda masukkan untuk menikmati internet dial-up, lengkap dengan bunyi modem berisiknya yang cukup nostalgic tersebut. Rasa haus untuk mencicipi game-game online yang sudah mulai marak di kala itu, atau sekedar ingin membuka gamefaqs dengan tampilan yang masih begitu sederhana untuk ekstra informasi, membuat nomor ini terasa seperti nomor “sakti”. Namun tentu saja, mengingat harga koneksi per menit yang terhitung mahal, sebagian besar gamer berakhir menggunakannya secara sembunyi-sembunyi dari orang tua mereka. Konsekuensi akhir yang harus dipikul biasanya berakhir dengan amukan orang tua soal tagihan telepon yang membengkak di bulan yang sama.
-
Membeli Game “Nakal” Langsung

Jangan Anda mengira bahwa game-game dewasa dengan konten “nakal” hanya tersedia pada saat internet menjamur saja, karena percaya atau tidak, ia sudah tersedia sejak generasi awal Playstation bahkan. Namun berbeda dengan saat ini dimana Anda bisa membeli segala sesuatunya secara online atau bahkan mengunduh versi bajakannya secara langsung, di masa lalu, untuk bisa menikmati game “seperti ini”, Anda harus berhadapan langsung dengan penjual yang ada. Bahwa lewat mulut Anda sendiri, Anda harus menyebut nama game (yang biasanya mereka simpan secara rahasia di belakang toko), melihat mata si penjual, membayar dengan uang di dompet Anda, dan melanggeng pergi. Kemudian? Teman Anda dengan begitu tanpa rasa bersalahnya, hendak meminjam game yang sama di sekolah tanpa harus melewati proses “inisiasi” yang satu ini. Hell no..
-
Dipalak di Arcade

Membicarakan game arcade saat ini di Indonesia, maka sebagian besar Anda mungkin akan langsung merujuk pada tempat bermain di mall yang kini didesain dengan megah dan manis. Padahal, jika ingin ditelusuri lebih jauh, kebudayaan arcade seperti ini sebenarnya jauh lebih marak di era tahun 1990-an, dimana konsol gaming sendiri belum terhitung sebagai sesuatu yang mainstream. Masalahnya di masa lalu? Tempat arcade seperti ini, setidaknya di kota kami berasal, bukanlah tempat yang “bersahabat” untuk Anda – para gamer yang sekedar ingin memuaskan rasa penasaran Anda dengan seri Street Fighter atau Megaman terbaru saja. Ada begitu banyak jenis orang yang berkumpul di tempat Arcade, termasuk yang datang dengan intensi negatif. Hasilnya? Dipalak alias dimintai uang di sana sepertinya sudah jadi kejadian lumrah. Sesuatu yang tak mungkin Anda temukan di tempat arcade berbasis di mall-mall seperti sekarang ini.
-
Tiup Catridge-nya!
Ada satu fenomena yang pasti sempat dialami oleh semua gamer yang sempat tumbuh besar dengan NES, dimanapun belahan bumi mereka berada. Terlepas dari tak pernah adanya instruksi resmi untuk melakukannya, hampir semua gamer NES secara insting akan berusaha meniup catridge game mereka setiap kali ia gagal bekerja. Untuk alasan yang tak jelas, hampir semua gamer NES melakukan hal ini. Padahal nyatanya, uap air dari mulut justru berpotensi untuk membuat keping tembaga dalam game berkarat dan membuatnya rusak. Namun percaya atau tidak, tiupan di catridge ini memang terkadang membuahkan hasil. Sebuah solusi penyelesaian masalah yang tak akan pernah bisa dirasakan oleh gamer dengan platform modern saat ini.










