Review Summer Lesson: Tenggelam Dalam Dunia Fantasi!
Terasa Personal

Seperti halnya game-game VR pada umumnya, Anda tidak bisa menggunakan ragam screenshot yang kami tangkap langsung dari Playstation 4 Pro ini sebagai rujukan kualitas visual seperti apa yang Anda dapatkan. Karena begitu Anda memasuki “dunia” Summer Lesson dari Playstation VR, dimana masing-masing mata Anda akan mendapatkan render gambar yang sama untuk simulasi layaknya pandangan di dunia nyata, maka Anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. Sebuah kesulitan untuk review game-game VR seperti yang sempat kami bicarakan sebelumnya.
Summer Lesson sendiri dikembangkan dengan menggunakan Unreal Engine 4, yang secara menakjubkan, terhitung berhasil “menerjemahkan” pendekatan kualitas visualisasi dengan cita rasa anime yang masih kentara. Seperti halnya game-game Jepang pada umumnya, Hikari diposisikan sebagai siswi dengan tampilan wajah yang super manis dan proporsi tubuh yang pantas untuk diacungi jempol. Namun satu yang membuatnya terlihat menarik adalah kepribadian yang terjemahkan begitu manis lewat reaksi wajah. Kemampuan Bandai Namco untuk meracik reaksi wajah untuk Hikari berhasil membuat Summer Lesson terasa lebih optimal. Anda bisa menangkap jelas kapan Hikari merasa senang, puas, bahagia, kecewa, atau sekedar ngambek karena tingkah laku. Semuanya diproyeksikan jelas dengan wajah.


Sementara dari lingkungan yang ada, detail yang ditangkap cukup baik namun dengan variasi yang terhitung minim. Di keseluruhan game, Anda mungkin hanya akan disuguhi setidaknya tiga tempat tanpa karakter pendukung NPC sama sekali. Di Summer Lesson, hanya Anda dan Hikari saja, terlepas dari apapun skenario yang terjadi. Ada kamar Hikari yang berhasil mewakili kamar seorang anak wanita yang tergila-gila dengan sebuah gambar ikan hiu yang pelan tapi pasti, mulai menjadi maskotnya. Ada sebuah kuil di tepi laut, dimana Hikari biasanya berolahraga atau menikmati pesta kembang api ketika malam. Yang terakhir? Tentu saja kafe tempat Anda beristirahat dan merencanakan jadwal belajar Hikari untuk esok harinya.
Lantas, bagaimana dengan kostum Hikari sendiri? Tenang saja, bahkan untuk varian pakaian terbaiknya sekalipun, Anda tidak akan berhadapan dengan kostum-kostum yang terasa begitu eksplisit, yang tentu saja berpotensi membuat hubungan “profesional” antara seorang guru privat dan muridnya ini menjadi terasa absurd. Varian pakaian ditawarkan seiring dengan frekuensi bermain Anda, dari pakaian bebas dengan lengan dan tanpa lengan, maid, yukata, dan tentu saja, pakaian pelajar yang menjadi default untuk Hikari itu sendiri. Tidak ada fan-service yang terlalu berlebihan di sini, selain mungkin sedikit belahan dada untuk beberapa aktivitas.


Yang menarik dari sosok Hikari adalah kepribadian yang siap untuk membuat Anda jatuh hati sejak pandangan pertama. Ia adalah seorang siswi manis, pekerja keras, namun di sisi lain, mampu “menggoda” Anda dengan ragam hint implisit bahwa ada rasa ketertarikan kepada Anda di luar hubungan professional yang ada. Ia tak ragu tersenyum ketika bercerita soal aktivitas hariannya atau memperlihatkan kegembiraan hatinya ketika berhasil menyelesaikan pelajaran yang Anda minta dengan begitu baik. Ada begitu banyak momen dimana Hikari terus memberikan petunjuk di sana-sini soal keinginannya untuk menjalin hubungan lebih dekat (yang tak jelas sedekat apa) yang siap untuk membuat hati Anda luluh. Tanpa Anda sadari, Anda pun mulai mengembangkan senyum di dunia nyata setiap kali Hikari melakukan hal yang sama di headset VR Anda.
Terlepas dari citra di awal yang membuatnya terkesan sebagai sebuah game “nakal” atau “sensual” karena pikiran kotor yang mudah mengemuka, Summer Lesson tak punya konten eksplisit sama sekali. Ini adalah game yang menggoda karena kehebatannya meracik sebuah interaksi yang terasa personal, dengan seorang murid super manis, yang siap untuk menangkap Anda tenggelam ke dalam sebuah dunia fantasi yang tak akan pernah Anda temukan di dunia nyata.
Reaksi yang Hidup

Kita sudah berbicara soal bagaimana Hikari mampu “menjual” tak hanya penampilan fisik saja, tetapi juga kepribadian yang siap untuk membuat hati Anda meleleh sejak pandangan pertama. Diperkuat dengan voice acting Jepang yang benar-benar solid, Summer Lesson mencapai misinya dengan mudah. Keputusan Bandai Namco untuk mempertahankan voice acting Jepang dengan ekstra subtitle bahasa Inggris di atasnya adalah sebuah keputusan yang benar-benar tepat. Kami tak bisa membayangkan betapa anehnya pengalaman game VR ini jika si Hikari “dipaksa” harus berbahasa Inggris dengan tampilan dan atmosfer yang ia perlihatkan.
Namun tak sampai di sana kelebihan Summer Lesson. Bandai Namco sepertinya juga memikirkan dan merencanakan dengan matang kira-kira aksi dan tingkah laku seperti apa yang bisa dilakukan oleh gamer, serta bereaksi untuk mencegahnya. Dari penempatan sudut pandang yang membuat Anda nyaris mustahil untuk “nakal” dengan mengintip isi rok Hikari, hingga aksi Hikari yang akan menjauh jika Anda cukup “gila” untuk mendekatkan wajah Anda di event tertentu. Yang paling menarik tentu saja reaksi mengejutkannya pada beragam tingkah laku Anda, yang tentu saja, tidak terprediksi sebelumnya.


Ada beberapa contoh yang berhasil kami dapatkan. Di sela-sela istirahat belajarnya, Hikari seringkali berkutat dengan smartphone yang selalu “menempel” di tangannya. Jika Anda penasaran dan berusaha untuk mengintip kira-kira apa isi handphone tersebut, Hikari akan langsung menarik smartphone-nya menjauh dari Anda sembari berkomentar miring soal kerahasiaan kontennya. Atau ketika Anda terkesima dengannya ketika tengah menonton pesta kembang api hanya berdua. Jika di sepanjang acara tersebut, mata Anda lebih berfokus pada sosok Hikari dan bukannya kembang api yang meledak kencang di angkasa, maka Hikari yang tersipu malu pun akan meminta Anda untuk tidak melihatnya secara-menerus dan lebih memerhatikan kembang api yang ada. Reaksi seperti ini membuat sosok Hikari terasa lebih hidup dari yang seharusnya.
Kami sendiri masih belum tahu jelas kira-kira AI seperti apa yang sudah disuntikkan ke sosok Hikari ini, terutama dari apa yang bisa ia lakukan / tidak lakukan sebagai sebuah reaksi terhadap aksi yang mendadak Anda lakukan. Namun di beberapa titik, khususnya untuk bagian yang tak pernah Anda prediksi sebelumnya, reaksi natural yang Anda harapkan bisa terjadi di dunia nyata seperti ini membuat Summer Lesson berakhir jauh lebih mengagumkan dari apa yang kami prediksikan sebelumnya.