Review Summer Lesson: Tenggelam Dalam Dunia Fantasi!

Reading time:
April 25, 2017

Terasa Personal

Seperti
Seperti “masalah” game VR pada umumnya, jangan menyimpulkan kualitas visual Summer Lesson dari potongan gambar yang kami ambil. Karena begitu Anda mencicipinya via PSVR, hasilnya akan terasa berbeda.

Seperti halnya game-game VR pada umumnya, Anda tidak bisa menggunakan ragam screenshot yang kami tangkap langsung dari Playstation 4 Pro ini sebagai rujukan kualitas visual seperti apa yang Anda dapatkan. Karena begitu Anda memasuki “dunia” Summer Lesson dari Playstation VR, dimana masing-masing mata Anda akan mendapatkan render gambar yang sama untuk simulasi layaknya pandangan di dunia nyata, maka Anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. Sebuah kesulitan untuk review game-game VR seperti yang sempat kami bicarakan sebelumnya.

Summer Lesson sendiri dikembangkan dengan menggunakan Unreal Engine 4, yang secara menakjubkan, terhitung berhasil “menerjemahkan” pendekatan kualitas visualisasi dengan cita rasa anime yang masih kentara. Seperti halnya game-game Jepang pada umumnya, Hikari diposisikan sebagai siswi dengan tampilan wajah yang super manis dan proporsi tubuh yang pantas untuk diacungi jempol. Namun satu yang membuatnya terlihat menarik adalah kepribadian yang terjemahkan begitu manis lewat reaksi wajah. Kemampuan Bandai Namco untuk meracik reaksi wajah untuk Hikari berhasil membuat Summer Lesson terasa lebih optimal. Anda bisa menangkap jelas kapan Hikari merasa senang, puas, bahagia, kecewa, atau sekedar ngambek karena tingkah laku. Semuanya diproyeksikan jelas dengan wajah.

Kekuatan Summer Lesson juga terletak pada detail wajah Hikari yang mampu memproyeksikan banyak emosi dengan tepat.
Kekuatan Summer Lesson juga terletak pada detail wajah Hikari yang mampu memproyeksikan banyak emosi dengan tepat.
Sayangnya, setting untuk game ini sendiri bisa dibilang terbatas.
Sayangnya, setting untuk game ini sendiri bisa dibilang terbatas.

Sementara dari lingkungan yang ada, detail yang ditangkap cukup baik namun dengan variasi yang terhitung minim. Di keseluruhan game, Anda mungkin hanya akan disuguhi setidaknya tiga tempat tanpa karakter pendukung NPC sama sekali. Di Summer Lesson, hanya Anda dan Hikari saja, terlepas dari apapun skenario yang terjadi. Ada kamar Hikari yang berhasil mewakili kamar seorang anak wanita yang tergila-gila dengan sebuah gambar ikan hiu yang pelan tapi pasti, mulai menjadi maskotnya. Ada sebuah kuil di tepi laut, dimana Hikari biasanya berolahraga atau menikmati pesta kembang api ketika malam. Yang terakhir? Tentu saja kafe tempat Anda beristirahat dan merencanakan jadwal belajar Hikari untuk esok harinya.

Lantas, bagaimana dengan kostum Hikari sendiri? Tenang saja, bahkan untuk varian pakaian terbaiknya sekalipun, Anda tidak akan berhadapan dengan kostum-kostum yang terasa begitu eksplisit, yang tentu saja berpotensi membuat hubungan “profesional” antara seorang guru privat dan muridnya ini menjadi terasa absurd. Varian pakaian ditawarkan seiring dengan frekuensi bermain Anda, dari pakaian bebas dengan lengan dan tanpa lengan, maid, yukata, dan tentu saja, pakaian pelajar yang menjadi default untuk Hikari itu sendiri. Tidak ada fan-service yang terlalu berlebihan di sini, selain mungkin sedikit belahan dada untuk beberapa aktivitas.

Tak ada konten sensual yang eksplisit di sini.
Tak ada konten sensual yang eksplisit di sini.
Kepribadian Hikari yang juga manis dengan voice acting yang
Kepribadian Hikari yang juga manis dengan voice acting yang “hidup” akan membuat Anda luluh dalam waktu singkat. Anda pun akan mulai senyam-senyum sendiri melihat reaksi dan tingkah lakunya.

Yang menarik dari sosok Hikari adalah kepribadian yang siap untuk membuat Anda jatuh hati sejak pandangan pertama. Ia adalah seorang siswi manis, pekerja keras, namun di sisi lain, mampu “menggoda” Anda dengan ragam hint implisit bahwa ada rasa ketertarikan kepada Anda di luar hubungan professional yang ada. Ia tak ragu tersenyum ketika bercerita soal aktivitas hariannya atau memperlihatkan kegembiraan hatinya ketika berhasil menyelesaikan pelajaran yang Anda minta dengan begitu baik. Ada begitu banyak momen dimana Hikari terus memberikan petunjuk di sana-sini soal keinginannya untuk menjalin hubungan lebih dekat (yang tak jelas sedekat apa) yang siap untuk membuat hati Anda luluh. Tanpa Anda sadari, Anda pun mulai mengembangkan senyum di dunia nyata setiap kali Hikari melakukan hal yang sama di headset VR Anda.

Terlepas dari citra di awal yang membuatnya terkesan sebagai sebuah game “nakal” atau “sensual” karena pikiran kotor yang mudah mengemuka, Summer Lesson tak punya konten eksplisit sama sekali. Ini adalah game yang menggoda karena kehebatannya meracik sebuah interaksi yang terasa personal, dengan seorang murid super manis, yang siap untuk menangkap Anda tenggelam ke dalam sebuah dunia fantasi yang tak akan pernah Anda temukan di dunia nyata.

Reaksi yang Hidup

Game ini punya banyak reaksi
Game ini punya banyak reaksi “manusiawi” yang tak pernah Anda prediksikan sebelumnya.

Kita sudah berbicara soal bagaimana Hikari mampu “menjual” tak hanya penampilan fisik saja, tetapi juga kepribadian yang siap untuk membuat hati Anda meleleh sejak pandangan pertama. Diperkuat dengan voice acting Jepang yang benar-benar solid, Summer Lesson mencapai misinya dengan mudah. Keputusan Bandai Namco untuk mempertahankan voice acting Jepang dengan ekstra subtitle bahasa Inggris di atasnya adalah sebuah keputusan yang benar-benar tepat. Kami tak bisa membayangkan betapa anehnya pengalaman game VR ini jika si Hikari “dipaksa” harus berbahasa Inggris dengan tampilan dan atmosfer yang ia perlihatkan.

Namun tak sampai di sana kelebihan Summer Lesson. Bandai Namco sepertinya juga memikirkan dan merencanakan dengan matang kira-kira aksi dan tingkah laku seperti apa yang bisa dilakukan oleh gamer, serta bereaksi untuk mencegahnya. Dari penempatan sudut pandang yang membuat Anda nyaris mustahil untuk “nakal” dengan mengintip isi rok Hikari, hingga aksi Hikari yang akan menjauh jika Anda cukup “gila” untuk mendekatkan wajah Anda di event tertentu. Yang paling menarik tentu saja reaksi mengejutkannya pada beragam tingkah laku Anda, yang tentu saja, tidak terprediksi sebelumnya.

Jangan sekali-kali berusaha mengintip isi smartphone Hikari tanpa izin!
Jangan sekali-kali berusaha mengintip isi smartphone Hikari tanpa izin!
Cukup membuat kami bertanya-tanya reaksi
Cukup membuat kami bertanya-tanya reaksi “rahasia” seperti apa yang belum pernah kami picu.

Ada beberapa contoh yang berhasil kami dapatkan. Di sela-sela istirahat belajarnya, Hikari seringkali berkutat dengan smartphone yang selalu “menempel” di tangannya. Jika Anda penasaran dan berusaha untuk mengintip kira-kira apa isi handphone tersebut, Hikari akan langsung menarik smartphone-nya menjauh dari Anda sembari berkomentar miring soal kerahasiaan kontennya. Atau ketika Anda terkesima dengannya ketika tengah menonton pesta kembang api hanya berdua. Jika di sepanjang acara tersebut, mata Anda lebih berfokus pada sosok Hikari dan bukannya kembang api yang meledak kencang di angkasa, maka Hikari yang tersipu malu pun akan meminta Anda untuk tidak melihatnya secara-menerus dan lebih memerhatikan  kembang api yang ada. Reaksi seperti ini membuat sosok Hikari terasa lebih hidup dari yang seharusnya.

Kami sendiri masih belum tahu jelas kira-kira AI seperti apa yang sudah disuntikkan ke sosok Hikari ini, terutama dari apa yang bisa ia lakukan / tidak lakukan sebagai sebuah reaksi terhadap aksi yang mendadak Anda lakukan. Namun di beberapa titik, khususnya untuk bagian yang tak pernah Anda prediksi sebelumnya, reaksi natural yang Anda harapkan bisa terjadi di dunia nyata seperti ini membuat Summer Lesson berakhir jauh lebih mengagumkan dari apa yang kami prediksikan sebelumnya.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…