Review Splatoon 2: Adiksi Tanpa Kekerasan!
Energi Kreatif

Sebagai sebuah game Nintendo Switch, visual tentu saja bukan sesuatu yang jadi daya tarik utama Splatoon 2. Pendekatan grafis kartun yang diusung seri pertamanya tetap kembali ke seri kedua ini, dengan dukungan resolusi lebih tinggi berkat kemampuan Nintendo Switch yang lebih baik. Ia tetaplah sebuah game pertempuran penuh warna yang terasa riang, menyegarkan, dan indah di saat yang sama. Tidak ada usaha untuk menawarkan realisme di sini, tetapi mempresentasikan visualisasi seperti ciri khas game-game Nintendo pada umumnya. Salah satu aspek visual yang cukup untuk mengundang decak kagum kami darinya hanya efek cat yang ia tawarkan. Punya tekstur, punya konsistensi layaknya cat, dan terlihat kental, cara Splatoon 2 menawarkan visualisasi cat yang jadi pondasi utamanya memang pantas untuk diacungi jempol.
Namun bukan hal ini yang ingin kami bicarakan di sini. Inkpolis yang menjadi “kota” utama para Inkling sendiri sebenanrya merupakan sebuah hub sosial yang memungkinkan Anda untuk mengakses ragam menu, toko, hingga avatar dari user lain di sana. Bahwa kota dengan luas yang terhitung terbatas ini akan menjadi pemandangan paling standar yang harus Anda nikmati di Splatoon 2 ini. Dan percaya atau tidak, ia juga menjadi ruang kreatif yang mengagumkan selama kami mencicipinya. Mengapa? Karena ia juga menjadi “rumah” untuk begitu banyak message board mengagumkan di atasnya.


Tidak sekedar berjalan dan beraktivitas, Inkpolis juga memungkinkan gamer untuk menaruh sebuah message board permanen di atas kepala mereka berisikan pesan apapun yang akan bisa dilihat oleh user lain yang bertemu dengan Avatar Anda di game mereka. Hasilnya? Fantastis! Alih-alih menuliskan pesan “malas” menggunakan fitur touch-screen Nintendo Switch, banyak user yang kami temui menggunakan ruang terbatas ini untuk menyalurkan kreativitas mereka. Beragam gambar-gambar keren, meme-meme lucu, hingga sekedar bentuk dukungan untuk salah satu pihak yang bersaing di Splatfest terlihat di sana. Walaupun dimungkinkan untuk diracik dengan menggunakan aplikasi terpisah, namun hasilnya siap untuk mengundang decak kagum Anda. Tidak sedikit yang bahkan mereferensikan game, anime, atau produk kreatif yang lain.



Fitur yang mungkin terdengar sederhana ini, berakhir memberikan nilai plus yang pantas mendapatkan acungan jempol untuk Splatoon 2. Apalagi mengingat bahwa social hub pasif seperti ini memang berpotensi membosankan jika tidak ditangani dengan baik. Kehadiran message board seperti ini membuat waktu nanti Anda lebih seru dan menyenangkan, di saat yang sama.
Cara mereka menangani pergantian stage untuk setiap mode permainan yang ada juga bisa dibilang unik. Untuk Anda yang tidak familiar, tak seperti game multiplayer pada umumnya yang menawarkan, membuka, dan memberikan Anda pilihan soal peta apa saja yang bisa Anda cicipi di mode kompetitif yang ada, Splatoon 2 menetapkannya untuk Anda.

Sebagai gantinya? Mereka menetapkan sistem rotasi setiap 1 jam sekali, hingga Anda akan mendapatkan peta yang baru untuk periode tersebut. Lewat dua karakter yang diposisikan sebagai presenter televisi yang akan menyambut Anda setiap kali membuka game ini – Pearl dan Marina, Anda bisa mendapatkan update-update tersebut secara instan. Keduanya bahkan akan melaporkan apa saja yang berubah di update versi terbaru hingga senjata baru seperti apa yang bisa Anda beli di toko terdekat.
Tanpa Kekerasan

Mungkinkah Anda mencicipi sebuah game action, kompetitif, tanpa mengandung konten kekerasan sama sekali? Di atas kertas, ia mungkin terdengar mustahil. Namun Nintendo, sejak seri Splatoon pertama, membuktikan bahwa pendekatan seperti ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Seri kedua ini sendiri masih menetapkan mekanik gameplay yang sama, tetapi terbagi ke dalam beberapa mode yang tetap menjadikan multiplayer sebagai daya tarik utama.
Lantas, apa itu Splatoon 2? Bahwa tidak seperti game action kebanyakan yang meminta Anda untuk membunuh musuh sebanyak mungkin atau mencapai objektif dengan melakukan hal tersebut, Splatoon 2 berfokus pada satu konsep besar – perang cat. Salah satu mode multiplayer standar yang ia miliki adalah TURF WAR, sebuah mode kompetitif super menyenangkan yang punya objektif yang berbeda dengan sebagian besar game action yang Anda temui selama ini. Bahwa alih-alih berbasis skor membunuh dan sejenisnya, fokus Anda hanya satu – memastikan area pertempuran yang ada dipenuhi dengan cat warna tim Anda sendiri. Apapun senjata ataupun equipment karakter yang Anda gunakan, cat adalah fokus utama Anda di Splatoon 2 ini.


Splatoon 2 akan membuat mindset Anda, yang sudah familiar dengan game action kompetitif sekalipun, berubah. Bahwa Anda tidak mengejar angka bunuh atau skor sejenisnya, namun saling bahu-membahu, bagaimanapun caranya untuk memastikan area dengan cat Anda lah yang akan mendominasi arena dan pada akhirnya, memenangkan pertempuran yang ada. Setiap inkling yang ada, termasuk karakter yang Anda gunakan, juga akan dilengkapi dengan sebuah granat dan serangan Ultimate yang akan bisa dieksekusi setelah sebuah bar spesial yang terisi lewat aksi cat Anda benar-benar penuh. Tentu saja, Anda juga punya kemampuan untuk menyelam ke dalam area yang sudah dicat dengan warna tim Anda sendiri, entah untuk bersembunyi demi kepentingan strategis, bergerak lebih cepat daripada sekedar berlari, atau untuk mengisi kembali tinta serangan Anda.
Yang membuat Splatoon 2 begitu adiktif adalah dua hal: aksesibilitas dan variasi. Aksesibilitas dalam hal ini adalah kemampuannya untuk menarik pasar gamer jenis apapun, baik gamer pendatang baru yang ingin sekedar bersenang-senang dan tidak terlalu mahir bermain game action, ataupun yang ingin menguasai setiap elemen yang ia tawarkan dengan sungguh-sungguh dan menjadi handal dengannya. Aksesibilitas untuk gamer yang lebih menikmati game ini dengan menggunakan motion control, ataupun yang lebih ingin menguasainya dengan skema kontrol konvensional berbasis analog. Maka seperti konsep game kompetitif yang sempat mereka telurkan di Super Smash Bros misalnya, Splatoon 2 memungkinkan gamer-gamer noob sekalipun untuk mengangkat kontroler mereka dan bersenang-senang sejak detik pertama mereka mencicipinya.


Daya tarik kedua adalah variasi. Kita berbicara soal ragam mode dan kombinasi variasi senjata apa saja yang akan membuat tidak ada satupun pertempuran yang Anda jalani di sana, berakhir sama. Setiap senjata hadir dengan efek yang begitu berbeda satu sama lain, hingga bersandingan atau sekedar melawan kombinasi senjata tertentu akan memunculkan dinamika pertempuran yang berbeda pula. Bahwa terlepas dari mekanik gameplay yang mungkin terdengar begitu “sederhana”, selalu ada kondisi yang tidak pernah Anda perkirakan sebelumnya. Terkadang, bukan tidak mungkin kekalahan atau kemenangan Anda berakhir ditentukan oleh satu area kecil yang berhasil Anda cat karena ekstra perhatian atau justru Anda lewatkan karena kelalaian.
Variasi ini juga mengakar pada mode permainan yang ditawarkan pula. Begitu Anda mencapai level tertentu, Anda akan berkesempatan untuk pindah dari TURF WAR – yang bisa disebut sebagai mode kompetitif yang casual, dan menjajal kemampuan Anda di RANKED BATTLE. Menariknya lagi? RANKED BATTLE ini tidak sekedar berakhir sebagai mode Turf War dengan tingkatan, misalnya. Mode ini ternyata datang dengan variasi gameplay dan mode permainan yang berbeda pula, yang objektifnya tidak lagi sekedar membuat area didominasi oleh cat warna tim Anda. Ada mode yang meminta Anda untuk bertarung atas posisi di atas menara, ada mode yang memungkinkan Anda untuk menggunakan senjata super kuat bernama Rainmaker, hingga Splat Zones yang meminta Anda untuk bertarung ala Turf War namun berfokus pada area yang lebih kecil dan terbatas. Masih tak cukup serius di mata Anda? Ada satu lagi mode ekstra untuk Anda yang lebih kawakan – LEAGUE BATTLE dengan mekanisme baru lagi.

Kombinasi antara aksesibilitas yang memungkinkan Splatoon 2 hadir menyenangkan tanpa beban dan variasi untuk membuat Anda tak pernah bosan berakhir dikombinasikan dengan waktu permainan yang juga dibatasi dengan waktu super singkat. Dengan permainan yang berjalan hanya beberapa menit dan proses matchmaking pertandingan selanjutnya yang berjalan super cepat, tidak ada waktu untuk berhenti dari perasaan ingin terus menjajal pertandingan yang ada, lagi dan lagi, hingga pada titik Anda akan teradiksi dalam waktu singkat. Bukan hal yang mengherankan jika berjam-jam waktu Anda akan dihabiskan untuk menyebarkan tinta warna tim Anda tanpa Anda sadari. Sebuah konsep dan mekanik serupa yang juga berhasil diterapkan Psyonix dengan Rocket League mereka.