Review Splatoon 2: Adiksi Tanpa Kekerasan!
Variasi Senjata, Variasi Pendekatan

Satu hal lagi yang pantas diacungi jempol dari Splatoon 2 adalah cara mereka menangani senjata yang ada. Banyak game action di luar sana yang menawarkan varian senjata, yang sekedar berbeda dari masalah recoil atau besar peluru yang beroasiasi kuat pada damage, misalnya. Namun pada akhirnya, senjata punya satu tujuan utama – “meledakkan” tubuh musuh Anda hingga berkeping-keping. Untuk urusan terakhir ini, senjata di Splatoon 2 memang mengusung konsep serupa, bahwa bahwa Anda bisa menggunakannya untuk membuat musuh Anda berakhir melebur bersama dengan tinta mereka dan berakhir dengan waktu cooldown yang memungkinkan Anda melenggang bebas untuk sementara waktu. Namun, tidak semua senjata mengusung fokus yang sama.
Ada senjata yang sepertinya tidak akan asing lagi di mata Anda. Bahwa assault rifle, submachine gun, hingga dual-gun yang dulunya diisi dengan peluru tajam, kini diisi dengan tabung tinta beragam warna yang masing-masing juga punya perbedaan akurasi dan penyebaran tembakan tinta yang berbeda-beda. Splatoon 2 bahkan punya senjata seperti Sniper yang tidak hanya bisa membidik dan “melumatkan” musuh dari jarak super jauh, tetapi juga menghasilkan jalur tinta di sepanjang jalan peluru tinta yang ada. Tetapi tidak semua senjata difokuskan untuk itu. Tidak sedikit senjata yang justru lebih efektif untuk mencapai misi utama – memastikan arena pertempuran dipenuhi oleh tinta tim Anda.


Sebagai contoh? Ada senjata “melee” seperti Roller yang seperti namanya, memang sebuah roller raksasa. Menggunakan tinta cukup efektif, senjata yang satu ini akan meninggalkan cat seluas roller kemanapun Anda bergerak. Mengingat jarak menjadi masalah, Splatoon 2 menyeimbangkannya dengan memastikan bahwa musuh manapun yang “ditabrak” dengan roller ini akan mati secara instan. Anda juga akan bertemu dengan senjata seperti sebuah kuas raksasa yang cukup boros tinta, namun punya efek sebar yang lebih sporadis bergantung pada seberapa cepat Anda menekan tombol serang yang ada. Atau ada senjata seperti Gatling Gun yang membutuhkan Anda melewati proses charge singkat terlebih dahulu sebelum memuntahkan tinta yang ada.
Variasi senjata ini bukan satu-satunya hal menarik dari Splatoon 2. Dengan ditambahkannya kemampuan ultimate yang bisa diakses oleh tiap karakter begitu satu baru spesial penuh, Anda juga akan sulit memprediksikan seperti apa berjalannya pertempuran yang ada. Karena serangan ultimate ini sendiri sangat beragam. Ada yang memang hadir ofensif dengan menghadirkan senjata lebih mematikan seperti Rocket Launcher tinta dengan jetpack atau serbuan lusinan ranjau yang bergerak cepat, namun tidak sedikit pula yang difokuskan untuk membantu Anda merebut lebih banyak wilayah tinta dengan menciptakan hujan tinta dalam periode tertentu hingga sekedar roller yang memungkinkan Anda bergerak dalam kubah pelindung sembari menyebarkan cat Anda. Salah satu satu ultimate juga memungkinkan Anda untuk menyuntikkan buff ke semua anggota tim Anda untuk sistem pertahanan lebih baik.


Pada akhirnya, variasi senjata ini menjadi tujuan “akhir” dari Splatoon 2, di luar sensasi menyenangkan yang ia tawarkan, tentu saja. Semakin tinggi level yang Anda raih akan memungkinkan Anda untuk mengakses senjata yang lebih kuat. Jumlah uang yang Anda kumpulkan untuk setiap pertempuran juga esensial untuk mendapatkan “teknologi-teknologi” mematikan ini, sekaligus mencari “sang senjata” yang memang cocok dengan gaya gameplay Anda. Tidak hanya senjata saja, sistem equipment untuk karakter Anda juga akan mempengaruhi performa mereka. Tidak hanya mempengaruhi kosmetik karakter yang Anda usung, item yang berbentuk baju, topi, dan sepatu ini akan menawarkan efek dan buff yang berbeda pada aksi Anda di pertempuran, dari sekedar kemampuan untuk bergerak lebih cepat di dalam tinta tim Anda sendiri, hingga memperkuat daya tahan Anda pada tembakan tinta musuh.
Dengan begitu banyak kombinasi senjata dan equipment yang bisa Anda telurkan, reward yang bisa Anda kejar di game ini akan jadi motivasi ekstra di luar gameplay yang terhitung, sudah menyenangkan di awal. Berita baiknya? Anda yang tidak terlalu banyak ambil pusing dengan proses grinding dan hanya ingin sekedar bersenang-senang dengan apa yang Anda miliki juga berkesempatan untuk itu. Anda yang tidak senang dengan mode kompetitif juga punya kesempatan untuk menikmati mode kooperatif yang juga ditawarkan di sana.
Salmon Run – Bertempur Bersama!

Bagaimana jika Anda termasuk gamer yang tidak pernah senang dengan mode kompetitif yang ada? Bahwa untuk alasan yang sulit untuk dimengerti, Anda sulit untuk menang di mode ini, seberapa pun sederhana mekanik yang ia usung? Bahwa Anda hendak membeli Splatoon 2 untuk mode single player yang ia usung? Jika semua varian mode di atas tidak cukup untuk membuat Anda tergiur, Splatoon 2 masih punya satu mode ekstra lainnya yang mungkin akan menarik hati Anda. Benar sekali, kita berbicara soal Salmon Run.
Berbeda dengan mode multiplayer lain yang kesemuanya kompetitif, Salmon Run merupakan mode kooperatif untuk Splatoon 2 yang juga mengusung mekanisme kenaikan level dan reward yang berbeda. Bersama dengan tiga user lain, yang bisa berakhir datang dari list pertemanan Anda ataupun orang asing dari seluruh dunia, Anda akan berusaha bertahan hidup melawan gempuran para musuh yang datang secara bergelombang. Namun bukan untuk menghabisi mereka hingga habis, fokus permainan ini adalah menghabisi boss yang muncul, mengambil bola kuning dari tubuh mereka, dan kemudian menyimpannya di dalam sebuah tempat yang disediakan. Setiap gelombang yang ada akan menuntut kebutuhan jumlah bola kuning yang berbeda pula.
Yang menarik adalah pendekatan yang mereka tawarkan di sini. Tidak terlalu sulit tetapi tetap menuntut koordinasi antar anggota yang solid, Salmon Run memang diprioritaskan pada usaha bersama untuk menundukkan boss yang muncul ke permukaan. Ada begitu banyak variasi yang masing-masing darinya mengusung kelemahan yang berbeda-beda pula. Ada boss seperti ular yang keseluruhan tubuhnya mengeluarkan tinta berbeda warna yang siap untuk menyulitkan Anda, tetapi punya kelemahan di bagian ekor yang hanya membutuhkan beberapa tembakan tinta. Ada boss dengan jetpack yang selalu membuka tempat rocket-nya setiap kali hendak menyerang, mengharuskan Anda untuk melemparkan granat ke dalamnya. Anda juga akan bertemu dengan varian yang terdiri dari pot besar berlapis-lapis dimana Anda harus menghabisi setiap pot sebelum bisa menghabisinya. Dengan waktu terbatas untuk setiap gelombang, panik adalah musuh terbesar Anda di mode ini.


Cara Splatoon 2 menangani mode yang satu ini juga terhitung fantastis. Tim berisikan 4 orang (termasuk Anda) ini masing-masing akan membawa senjata berbeda yang disematkan pada diri mereka secara acak setiap kali gelombang musuh baru berganti. Ini memunculkan dinamika yang cukup unik, karena ia terkadang terasa seperti sebuah bumerang. Di satu sisi, ini membuka kesempatan bagi Anda untuk menjajal dan menguasai ragam senjata yang mungkin belum pernah Anda buka atau cicipi di mode multiplayer. Namun di sisi lain, mengharuskan Anda untuk menguasainya dalam waktu singkat bisa berujung pada performa tidak efektif yang justru membuat tim Anda berujung gagal. Bayangkan perasaan dan rasa panik yang mungkin muncul jika Anda tiba-tiba harus memegang sebuah sniper sementara Anda tidak pernah menggunakannya sama sekali, di tengah terjangan monster-monster yang datan tanpa ampun.
Seperti halnya mode kompetitif yang ia tawarkan, Salmon Run juga berhasil membuktikan diri sebagai mode yang dibangun dengan pertimbangan matang dan berakhir dengan mekanik gameplay yang seru, menyenangkan, dan adiktif di saat yang sama. Jujur saja, ini mungkin satu dari sedikit kasus dimana kami menyukai mode kompetitif dan kooperatif yang ditawarkan oleh sebuah game di satu ruang yang sama. Yang terjadi biasanya adalah kondisi dimana kami lebih memfavoritkan salah satu diantaranya, terutama yang oleh sang developer memang dijadikan fokus daya tarik. Namun, tidak dengan Splatoon 2 ini.