Review Splatoon 2: Adiksi Tanpa Kekerasan!
Nintendo adalah tulang punggung industri game selama puluhan tahun. Berawal dari perusahaan mainan yang beranjak masuk ke dalam permainan digital di era NES, ia tumbuh menjadi nama yang sudah pasti pernah didengar oleh siapapun, terlepas apakah mereka gamer atau tidak. Dari tangan dingin mereka, tidak hanya konsol lintas generasi yang lahir, tetapi juga franchise ikonik yang mendefinisikan industri game itu sendiri. Nama-nama game yang menolak untuk mati, terus bertahan hingga saat ini, dan menemukan begitu banyak iterasi yang berasosiasi kuat dengan kata inovasi. Satu hal yang menarik dari Nintendo? Di balik usianya yang sudah begitu “tua” sebagai sebuah perusahaan, tidak ada kata berhenti untuk menjajal sesuatu yang baru. Splatoon adalah hasil dari komitmen tersebut.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami sepertinya sudah mendapatkan sedikit gambaran soal apa yang ditawarkan oleh seri terbaru – Splatoon 2 yang saat ini tersedia untuk Nintendo Switch. Sebagai gamer yang melewatkan seri pertamanya atas nama skeptis, seri kedua ini berhasil mencuri hati kami sejak pandangan pertama. Konsep multiplayer tanpa kekerasan yang ia usung memang membuatnya bisa dinikmati segala umur. Namun Nintendo tetap memastikan bahwa ia mengusung aura kompetitif dan lapisan konten yang cukup untuk membuat gamer yang mencintai genre action dengan darah, potongan tubuh, dan kematian sekalipun akan jatuh hati pada pertempuran antara cumi-cumi dengan tinta beragam warna yang satu ini.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Splatoon 2? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan adiksi tanpa kekerasan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
Seperti halnya sang seri pertama, Splatoon 2 juga diposisikan sebagai game yang menjadikan multiplayer sebagai fokus. Walaupun demikian, ia tetap menyertakan porsi mode campaign yang menawarkan mekanik gameplay serupa dengan mode multiplayer-nya, namun kini dengan lapisan cerita di atasnya. Dan percaya atau tidak, mengikuti angka “2” yang ia usung, Splatoon 2 memang diposisikan sebagai seri sekuel langsung dari Splatoon tpertama.
Sembilan bulan setelah event Splatfest di seri Splatoon pertama, dua karakter utama di kala itu – Marie dan Callie harus berhadapan dengan konsekuensi hasil akhir yang mungkin mencederai hubungan persaudaraan mereka. Marie yang berhasil menang terus khawatir bahwa Callie sulit untuk menerima hasil akhir yang ditawarkan oleh event tersebut. Dengan kesibukan keduanya yang terus berjuang di panggung hiburan, kekhawatiran tersebut kian menjadi mengingat komunikasi yang kian jarang. Marie pun memutuskan untuk melihat seperti apa kondisi Callie.
Namun yang ia temukan cukup mengejutkan. Callie ternyata menghilang bersama dengan Great Zapfish. Tidak ingin diam begitu saja, Marie langsung meminta bantuan para Inkling yang tengah bersantai di Inkpolis Square untuk membantunya menjadi Callie. Pertempuran berbasis tinta pun dimulai, dan Anda akan berperan sebagai Agent 4 yang akan mengusung peran penting tersebut. Tentu saja, perjalanan Anda tak akan mudah.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dengan Callie? Siapa yang bertanggung jawab atas semua hal ini? Mampukah Anda sebagai Agent 4 menyelamatkannya? Semua pertanyaan tersebut tentu bisa Anda jawab, dengan memainkan Splatoon 2 ini.