CEO Liquid: Hadiah 144 Miliar Rupiah The International 2017 Dibagi ke 8 Pihak!
Statusnya sebagai turnamen dengan hadiah terbesar di sepanjang sejarah e-Sports, bahkan mengalahkan rekor mereka sendiri di tahun 2016 silam, turnamen The International 2017 memang menyita perhatian. Dengan total hadiah sekitar USD 24 juta diperebutkan, dengan pemenang pertama berhak atas hadiah sekitar USD 10 juta, turnamen DOTA 2 yang diselenggarakan di Amerika Serikat ini memang sudah rampung. Adalah Team Liquid yang berhasil keluar sebagai pemenang, mengalahkan dominasi tim-tim asal China dari Lower Bracket yang terdengar mustahil di awal. Pertanyaan paling memancing rasa penasaran tentu saja satu, bagaimana cara hadiah ini dibagi?
Karena tidak main-main, Liquid berhasil membawa pulang hadiah sekitar 144 miliar Rupiah, jumlah uang yang tentu saja sangat besar. Berita baiknya? Berkat laporan yang dirilis oleh situs teknologi – The Verge, rasa penasaran kita akhirnya terobati. CO-CEO dari Team Liquid – Victor Goossens membuka detail seperti apa pembagian uang hadiah yang ada. Hadiah 144 Miliar Rupiah tersebut ternyata dibagi ke 8 pihak: 5 orang pemain Team Liquid, 1 orang manager, 1 orang coach, dan juga – organisasi Liquid itu sendiri. Jika dibagi rata, maka masing-masing pihak akan berhak atas uang senilai 18 miliar Rupiah!
Menariknya lagi? Victor juga berbicara soal beragam keuntungan yang didapatkan pemain Liquid itu sendiri. Tidak hanya mendapatkan sebuah fasilitas latihan yang berisikan PC-PC super kuat yang akan memenuhi apapun yang mereka mau, Liquid juga menyediakan mental coach untuk terus memberikan mereka dukungan. Walaupun tidak memenangkan turnamen dan sejenisnya, masing-masing pemain Liquid tetap akan mendapatkan gaji tetap sekitar USD 100.000 – USD 200.000 / tahun atau sekitar 1,3 Miliar – 2,6 Miliar Rupiah setiap tahunnya. Tim profesional lain seperti Virtus Pro misalnya juga sempat mengungkapkan gaji sekitar 20.000 Euro / bulan atau 313 juta Rupiah setiap bulan.
Dengan angka seperti ini, kita tentu punya gambaran lebih jelas soal “daya tarik” mengejar karir professional yang sesungguhnya, terutama di e-Sports. Memperlihatkan skill yang fantastis dan diakui oleh dunia memang bukan pekerjaan mudah, namun kompensasi dari keahlian dan dedikasi tersebut terdengar pantas. Holy..
Source: The Verge