Review Agents of Mayhem: Kurang Satu Hal Penting!
Anehnya, Tanpa Multiplayer!

Jika Anda sudah membaca semua kalimat di atas, bahwa bagaimana ia membangun karakter dengan sangat baik dengan karakterisik dan kemampuan yang berbeda-beda, lengkap dengan ragam misi sampingan dan utama yang Anda temukan, Anda seperti halnya kami, mungkin akan langsung terpikirkan bahwa game seperti ini akan seru untuk dimainkan dalam format multiplayer, kooperatif ataupun kompetitif. Namun percaya atau tidak, Volition sama sekali tidak menyertakan mode esensial tersebut di game yang satu ini.
Mengeluhkan absennya mode multiplayer? Aneh memang. Namun harus diakui, ada beberapa kasus video game yang punya konsep yang terlalu “manis” untuk melewatkan fitur yang satu ini, seperti yang terjadi dengan Agents of Mayhem ini. Kita berbicara soal sebuah game action third person shooter yang tiap karakternya bisa dimanfaatkan untuk ragam peran berbeda, sekaligus meminta Anda untuk membawa ketiga dari mereka sekaligusnya dalam pertempuran melawan musuh yang selalu lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas. Bukankah ini adalah formula yang tepat untuk sebuah game multiplayer? Bahwa secara rasional, game yang terasa meleburkan Overwatch + Borderlands + Crackdown dalam satu ruang yang sama ini, tentu akan bisa dieksploitasi lebih jauh untuk dinikmati dan dimainkan secara bersama-sama. Bahkan harus diakui, untuk mode kompetitif dengan hero seperti ini sekalipun, akan cukup untuk memunculkan pengalaman yang pantas untuk diantisipasi. Namun hasilnya, nihil.


Satu-satunya mode multiplayer yang ditawarkan Volition di Agents of Mayhem hanyalah sebuah mode bernama “Contracts” yang berisikan sekedar daftar tugas tambahan yang bisa Anda selesaikan untuk mendapatkan sejumlah reward. Namun tidak membutuhkan gameplay yang aktif, yang perlu Anda lakukan hanyalah memilih salah satu darinya dan bergabung dengan user lain yang juga mungkin mengambil kontrak sama untuk menyelesaikannya. Biasanya berisikan musuh yang harus Anda bunuh dalam jumlah tertentu atau item yang harus Anda kumpulkan, mode multiplayer ini terbatas pada “mengakumulasikan” pencapaian yang sudah Anda dapatkan di sesi gameplay Anda sendiri.
Entah alasan apa yang menawarnai keputusan Volition untuk tidak menyertakan mode multiplayer yang sebenarnya potensial di sini. Dengan semua karakter yang mereka tawarkan, ia berujung jauh lebih optimal dan bahkan lebih dicintai, dibandingkan mode single-playernya sendiri. Berita buruknya lagi? Volition juga tidak memperlihatkan tanda-tanda akan menambahkan fitur atau mode ini sebagai konten DLC tambahan atau expansion pack di masa depan.
Kejutan di Open-World

Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, dunia open-world memang bukanlah daya tarik utama yang diusung oleh Agents of Mayhem. Terlepas dari kota Seoul yang diracik manis dan terlihat futuristik, ia tidak mampu memperlihatkan fakta bahwa Anda tengah berjuang dan bertarung di sebuah kota dengan kebudayaan yang mungkin tak pernah Anda sadari sebelumnya ini. AI penduduk tidak terasa hidup, tidak ada aktivitas yang memperkuat identitas Seoul itu sendiri, hingga landmark yang pantas untuk dibicarakan. Untuk urusan misi sampingan, Agents of Mayhem juga berakhir mengikuti formula “tua” yang sepertinya sudah tak asing lagi di kacamata banyak gamer.
Anda akan berkutat dengan sebuah siklus yang uniknya walaupun punya jumlah terbatas di Agents of Mayhem ini, namun diperkuat dengan sistem refresh yang mungkin membuat Anda menempuhnya berulang kali. Anda harus membersihkan Outpust yang dikendalikan oleh Legion, yang kemudian membuka area penting lainnya. Ada titik misi sampingan yang jika Anda bebaskan akan memberikan pendapatan berupa uang secara berkala, sementara misi sampingan lainnya memungkinkan Anda untuk mendaptkan resource untuk menciptakan lebih banyak Gremlin Tech. Tidak bertahan terus-menerus, terkadang Outpost ini berakhir direbut kembali oleh Legion, dan mau tak mau Anda harus menempuhnya kembali.
Maka seperti game-game open-world, Anda juga akan berhadapan dengan segudang misi sampingan lain yang bisa Anda selesaikan. Sebagian besar tampil generic dengan meminta Anda memusnahkan pasukan patroli dari Legion hingga menghancurkan mobil yang tengah ia kendarai. Sementara di sisi lain, ada pula lomba balap mobil super cepat dan keharusan untuk memusnahkan persenjataan para Legion yang biasanya tersimpan rapi di gedung-gedung tinggi. Lantas, apa yang membuatnya cukup mengagumkan?


Walaupun misinya terkesan repetitif dengan konten yang terlalu umum dan tak unik, kombinasi Seoul dan Agents of Mayhem menyimpan kejutan tertentu yang membuatnya terlihat cukup dinamis. Benar sekali, Anda akan menemukan random event yang menarik dan tak pernah Anda prediksikan sebelumnya di dalam game ini. Terkadang Golem raksasa milik Legion yang bernyawa tebal dan mematikan menyerang kota dengan bunyi sirine, terkadang ada bola raksasa anti-gravitasi yang menarik dan menelan objek yang ada, terkadang Anda juga bertemu dengan boss seperti Hammersmith yang tak pernah resmi tewas yang tiba-tiba harus Anda kalahkan ketika menempuh misi yang menurut Anda tidak signifikan. Walaupun ia menyediakan daftar-daftar event “acak” ini ke dalam menu untuk bisa Anda selesaikan secara manual, namun seringkali kami mendapati bahwa mereka justru ditemukan di kala kesibukan menyelesaikan misi-misi utama yang lain. Cukup untuk membuat Anda sibuk dengan perhatian yang teralihkan.
Satu hal yang fantastis juga hadirnya beragam misi sampingan yang lebih difokuskan untuk mengeksplorasi lebih dalam latar belakang setiap karakter yang ada. Lewatnya, Anda bisa mengintip lebih dalam soal hidup mereka sebelum menjadi Agents of Mayhem, bertarung dengan menggunakan masing-masing karakter yang mungkin sering Anda abaikan ini, dan menerima reward spesifik yang tidak selalu berujung pada sesuatu yang sifatnya kosmetik.