Review Assassin’s Creed Odyssey: Epos Heroik Cantik!
Yunani yang Anggun

Bukan sebuah game Assassin’s Creed namanya jika mereka tidak mampu meracik dan memastikan bahwa atmosfer yang jadi setting utama seri, yang notabene merupakan Yunani untuk Assassin’s Creed ini, berakhir memukau. Jauh berbeda dengan seri Origins yang berada di Mesir yang kering dengan padang pasir yang mendominasi, Yunani adalah sebuah tanah yang subur dengan gunung vulkanik yang terbesar di beberapa tempat. Tanah subur yang penuh pepohonan di beberapa tempat, laut biru yang memisahkan beberapa wilayah besar, padang rumput dan pertanian yang mengisi di antaranya, serta tentu beberapa lahan bekas perang akan menemani perjalanan Anda. Tentu saja ditemani dengan sistem percahayaan dan cuaca dinamis yang terkadang membuatnya terasa begitu dramatis.
Namun yang istimewa tentu saja kesempatan untuk menyelam ke dalam peradaban yang mungkin tidak pernah kita kenali ini. Di tengah masa perang besar antara Athenians dan juga Spartans, eksplorasi yang Anda lakukan akan memungkinkan Anda untuk menyelami dua kebudayaan dalam satu wilayah yang berbeda ini.


Athenians adalah salah satu pelopor demokrasi dan Anda bisa menikmati bagaimana pilihan tersebut mempengaruhi cara masyarakat mereka bekerja. Dimana ada kesempatan untuk beropini untuk mempengaruhi pendapat publik lewat sesi dialog terbuka di atas pentas, bagaimana seni theater bisa digunakan untuk kepentingan politik, atau bagaimana simposium menjadi bagian esensial untuk memperkuat posisi dalam pemerintahan misalnya. Sementara Spartan dengan sistem dua rajanya adalah sebuah faksi yang tangguh dan menjadikan pertarungan sebagai solusi banyak masalah. Jika dua raja berujung berbeda pendapat pada satu masalah yang sama, keduanya bisa menguji kekuatan dengan pendapat yang menang akan berujung menjadi keputusan resmi. Ini adalah sebuah insight yang menarik.
Bagaimana kehidupan Politeisme memperngaruhi kehidupan Yunani juga menarik untuk disimak. Seiirng dengan lebih banyak wilayah yang Anda eksplorasi, Anda bisa melihat ada begitu banyak kuil yang dibangun sebagai persembahan untuk dewa-dewa yang punya karakteristik dan “tugas” yang berbeda-beda, dari Aphrodite untuk cinta hingga Apollo untuk kesembuhan dan perlindungan dari hal buruk. Estetika yang muncul tidak hanya datang dari beragam bangunan kuno saja, tetapi juga patung-patung yang didesain untuk menceritakan beragam kisah mitologi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Yunani itu sendiri. Cerita mitologi penuh tragedi dan dewa-dewi tersebut dicitrakan lewat patung beragam ukuran, dari raksasa yang bisa Anda lihat dari kejauhan hingga tersembunyi di balik hutan lebat yang menunggu untuk Anda cari dan temukan. Kebudayaan Yunani kuno terpancar lewat hal ini.


Interaksi antar karakter dan musik juga pantas untuk diacungi jempol, apalagi didukung dengan voice acting yang juga memukau. Lewat interaksi-interaksi karakter ini, terutama dengan karakter yang sempat Anda lihat di buku sejarah, ada kesempatan untuk memahami bagaimana gaya hidup masyarakat di sana. Bagaimana selain bertarung, minum dan kehidupan seksual bebas menjadi bagian tidak terpisahkan selain hiburan lewat puisi dan theater. Perjalanan Anda juga akan ditemani musik-musik yang untuk alasan yang sulit dijelaskan, akan mengingatkan Anda sedikit pada musik yang dipilih oleh CD Projekt Red. Kami tidak berkeberatan untuk hal tersebut.

Maka pujian terakhir yang pantas untuk dilayangkan dari segi presentasi, adalah implementasi sistem air dari Ubisoft yang tidak pernah tampil tidak memukau. Ada sesuatu yang indah dari cara mereka menangani air, baik dari pergerakan gelombang laut dan buih yang menuju ke pantai hingga sekedar gerakan dan sifat laut yang sulit diprediksi ketika Anda mengarunginya dengan kapal besar Anda. Melihat bagaimana kapal Anda berusaha membelah dan memecahnya dalam animasi yang mengalir adalah sebuah pemandangan memanjakan mata. Sebuah kualitas yang pantas mendapatkan sebuah paragraf diskusi terpisah dari kami. Fantastis!
Perhatian dan Dilema Moral

Sebelum kita menyelam lebih dalam ke dalam sistem pertarungan Assassin’s Creed itu sendiri, kita tentu harus bisa soal salah satu daya tarik terbaru dan terbaik yang disuntikkan Ubisoft untuk Odyssey. Benar sekali, sistem opsi dan konsekuensi selayaknya game action RPG racikan Bioware seperti Mass Effect dan Dragon Age. Menariknya? Bukan sekedar gimmick, pilihan yang Anda ambil memang akan menghasilkan sesuatu yang berbeda, terlepas apakah ia akan membuka cabang cerita yang benar-benar baru ataukah sekedar iterasi untuk bergerak ke ujung yang sama. Namun dengan konsep seperti ini, Anda memang berkesempatan untuk meracik cerita Anda sendiri dengan alternatif ending pula di dalamnya.
Satu yang menarik adalah kualitas dari percakapan tersebut, selain dari pendekatan visual yang lebih detail pada model karakter untuk memastikan emosi bisa terpancar lebih baik dari ekspresi wajah. Bahwa kebanyakan situasi yang berakhir meminta Anda memilih memang muncul dari situasi penuh dilema yang terkadang membuat Anda harus menimbang dalam kapasitas moral Anda sendiri, apa yang menurut Anda “baik dan benar”. Tetapi di sisi lain, Anda selalu punya kesempatan untuk bermain peran sebagai seorang Mercenary yang tidak banyak peduli dengan moral dan hanya didasarkan pada satu motivasi – uang. Beberapa hasil dari percakapan tersebut bisa berakhir mengubah sesuatu secara visual, interaksi dengan karakter spesifik, hingga memunculkan cabang cerita berbeda.


Sebagai contoh? Ketika Anda dalam proses mengumpulkan informasi, Anda mendapatkan sebuah keluarga dengan anak yang ternyata tengah disandera oleh bandit dengan pedang di leher mereka. Anak mereka aman, tetapi suami istri tersebut sepertinya tidak punya lagi jalan keluar. Sang bandit yang tengah terkekeh tertawa karena berada di atas angin tersebut memberikan Anda opsi untuk menyelamatkan sang suami atau menyelamatkan sang istri, yang masing-masing ingin pasangannya bertahan demi hidup sang anak. Anda juga punya opsi untuk mengambil resiko dan berusaha memprovokasi sang bandit yang hasilnya bisa berakhir membuatnya kian marah dan membunuh keduanya, atau justru menyelamatkannya. Nasib mereka berada di tangan Anda. Atau ketika Anda harus memilih opsi antara menyelamatkan sebuah keluarga dengan penyakit menular atau membiarkan mereka mati dibunuh oleh para pendeta yang melihatnya sebagai solusi untuk menghentikan pandemik. Keputusan yang Anda ambil bisa berujung mempengaruhi nasib dan kelanjutan hidup kota dimana Anda berasal.
Hal yang mengejutkan adalah bagaimana Ubisoft juga mendorong untuk menaruh perhatian pada percakapan yang muncul dan bukan sekedar mempercepatnya sembari lalu. Mengapa? Karena tidak jarang mereka memuat informasi-informasi esensial yang Anda butuhkan untuk meloloskan misi spesifik atau sekedar mengambil opsi yang tepat. Walaupun Anda tidak akan langsung “gagal” jika salah memilih, namun bukan tidak mungkin Anda berakhir dengan keputusan yang sebenarnya tidak ingin ambil.


Cara terbaik menjelaskan betapa briliannya sistem tentu saja adalah dengan contoh. Contoh pertama, muncul dari kasus dimana Anda harus mencari seoarang pengkhianat di antara dua figur penting yang perintahnya bisa membuat potongan kepala Anda tertancap di tombak depan kota. Anda harus petunjuk, namun game tidak memberikan kepada Anda secara spesifik, apa yang harus Anda cari. Jika Anda tidak menyempatkan diri untuk membuka menu dan membaca surat konspirasi yang Anda temukan terkait masalah ini, maka Anda akan sulit untuk menetapkan kecurigaan siapa sebenarnya sang pengkhianat dengan tepat. Atau contoh kedua, ketika Anda berusaha mengalihkan perhatian seorang NPC dengan karakter pendukung yang berusaha mencuri item penting mereka di belakang layar. Jika Anda tidak membaca jelas informasi intel yang sudah disediakan sebelumnya untuk terus membuat percakapan mengalir, maka sang NPC target akan jelas mengetahui “ada yang salah” dengan Anda dan membuat misi tersebut gagal. Menaruh perhatian adalah sesuatu yang penting.
Maka dengan konsep seperti ini, Assassin’s Creed pun mulai bergerak menjauh dari sistem misi sampingan mereka yang buruk dan dangkal di seri-seri yang lalu. Bahwa mengikuti apa yang sudah ditawarkan oleh Origins dan menyempurnakannya lebih jauh, Anda kini akan bertemu dengan desain misi sampingan yang didukung dengan ceritanya sendiri. Beberapa berakhir solid sementara tidak sedikit pula yang klise. Misi-misi ini biasanya juga biasanya berakhir dengan keputusan untuk memanen reward atau membiarkannya atas nama moral, seperti konsep yang serupa dengan The Witcher 3: Wild Hunt.


Berbicara soal The Witcher 3: Wild Hunt, Odyssey juga mengimplementasikan sistem percakapan yang dinamis untuk misi sampingan demi memfasilitasi konsep open-worldnya yang terbuka. Jadi jika Anda berujung mengeksplorasi wilayah tertentu dan mendapatkan sebuah quest item lebih awal untuk sebuah side quest yang belum Anda ambil, percakapan akan mengalir jika quest spesifik tersebut terpicu. Sang karakter utama akan berbicara soal item yang disebutkan oleh pemberi quest dan menginformasikan bahwa item tersebut sudah ditemukan dan reward pun akan didapatkan, membuat interaksi seperti ini terasa lebih natural. Walaupun harus diakui, masih belum sesempurna The Witcher 3: Wild Hunt. Ada beberapa kondisi dimana kami masih tetap harus berbicara dua kali dengan NPC yang sama untuk menyelesaikan quest yang itemnya sebenarnya sudah kami miliki. Dan sejauh mata memandang, quest ini biasanya terkait pada quest untuk mengambil item. Sementara quest yang meminta Anda membunuh karakter spesifik biasanya tetap membutuhkan Anda mengujungi tempat yang sudah Anda bersihkan sekalipun.
Maka dengan pendekatan seperti ini, kami akui bahwa kami takjub dengan apa yang berhasil dilakukan Ubisoft dengan Assassin’s Creed Odyssey itu sendiri. Bahwa pelan tapi pasti, menyempurnakan apa yang sudah mereka bangun dengan Origins, mereka membangun sebuah game action RPG dengan konsep aksi dan konsekuensi yang solid. Bahwa ini adalah kualitas serupa yang Anda dapatkan dan harapkan dari game sekelas Mass Effect atau Dragon Age dari Bioware misalnya. Begitu banyaknya situasi dilematis yang menguji moral Anda juga membuatnya berakhir lebih baik dari apa yang kami bayangkan sebelumnya.