Review God Eater 3: Sederhana dan Seru!

Reading time:
February 13, 2019

Kekuatan AI

God Eater 3 jagatplay part 1 87
AI akan memainkan peran penting di God Eater 3.

Maka seperti halnya game serupa, salah satu daya tarik utama God Eater 3 tentu saja berhubungan dengan mode multiplayer yang ada. Namun berbeda dengan Monster Hunter misalnya yang memungkinkan hampir semua misi yang berhubungan dengan cerita sekalipun untuk dimainkan secara online, God Eater 3 menyediakan ruang khusus yang mereka sebut sebagai Assault Mission. Sementara untuk progress cerita, Anda akan ditemani oleh NPC lain yang dikendalikan oleh AI.

Berita baiknya? AI ini sendiri cukup responsif untuk mengakomodir pertempuran melawan Aragami yang memang tidak sesulit dan semenyeramkan Aragami dari mode multiplayer yang akan kita bicarkan nanti. Setiap AI dari karakter ini didesain untuk punya perannya yang spesifik, hingga Anda bisa punya kemampuan untuk mengerti dan berstrategi kira-kira hasil seperti apa yang Anda dapatkan jika membawa mereka ke pertempuran. Claire misalnya, punya kemampuan Support yang lebih maksimal lewat kemampuan healing yang lebih baik, hingga Anda sedikit bisa lebih terjamin. Sementara karakter lain seperti Lulu, tampil habis-habisan di sisi ofensif.

God Eater 3 jagatplay part 1 60
Anda bisa memilih anggota party yang Anda bawa, dengan spesialisasi perannya masing-masing.
God Eater 3 jagatplay part 1 92
Semakin sering Anda membawa mereka, semakin banyak skill points yang bisa Anda gunakan untuk memperkuat karakter-karakter ini.

Kehadiran para AI ini tentu saja tidak sekedar berperan sebagai pengalih perhatian bagi Anda untuk menyerang musuh dengan lebih aman. Selain secara aktif bertarung untuk menghasilkan damage, Anda juga membutuhkan mereka untuk mengaktifkan fitur bernama “Engage” yang akan bisa dipicu setelah bertarung bersama untuk waktu tertentu. Engage akan menghasilkan buff secara spesifik di dalam pertarungan yang pada akhirnya, mempermudah perjalanan Anda. Karakter yang Anda bawa ke pertempuran akan mendapatkan resource tertentu yang bisa dialihkan untuk membuka beragam skill pasif ataupun aktif untuk mereka gunakan. Semakin sering Anda membawa mereka, semakin kuat dan bisa diandalkan pula mereka.

Sensasi God Eater 3 tentu saja terletak pada Assault Mission – sebuah jenis misi ala Raid yang bisa memuat 8 orang karakter di dalamnya untuk sebuah sensasi multiplayer kooperatif. Setiap misi Assasult Mission yang Anda hadapi akan berujung melawan Ash Aragami yang sudah pasti lebih kuat dan berbahaya. Proses matchmaking sendiri begitu sederhana, dengan hanya meminta Anda menunggu proses otomatisasi melengkapi player yang memilih misi yang sama dan kemudian bersenang-senang. Namun ingat, Anda akan bermain di waktu yang lebih terbatas dibandingkan memilih misi cerita biasa hingga kecepatan dan efektivitas permainan menjadi lebih esensial.

God Eater 3 jagatplay part 1 140
Assault Mission adalah misi khusus 8 orang melawan Aragami lebih kuat. Anda juga akan dibatasi waktu yang lebih singkat untuk merampungkannya.
God Eater 3 jagatplay part 1 138
Tidak bisa online? “Kursi kosong” akan diisi AI.

Salah satu bagian yang keren dan mengejutkan adalah bagaimana God Eater 3 tetap didesain untuk dinikmati secara single player tanpa harus terkoneksi online sama sekali, termasuk untuk mode Assault Mission sekalipun. Walaupun Anda butuh setidaknya 8 player lain untuk menundukkan Ash Aragami menyebalkan ini, slot yang kosong akan secara otomatis terisi oleh karakter-karakter AI. Peran mereka dalam pertempuran memang tidak begitu agresif, namun tentu adalah tambahan yang pantas disambut dengan tangan terbuka daripada sekedar membiarkannya kosong. Apalagi AI-AI ini cukup responsif ketika Anda membutuhkan bantuan daripada player manusia sekalipun.

Namun harus diakui, Bandai Namco mendesain AI ini untuk punya kekuatan yang terhitung minim dibandingkan gaya bermain ataupun build player manusia. Sempat memainkannya selama beberapa kali dengan anggota full yang dikendalikan oleh AI, kami tidak berhasil sekalipun menyelesaikan Assault Mission yang ada, bahkan termasuk menundukkan RA – Ash Aragami level 3 yang seharusnya bisa ditundukkan dengan mudah. Namun begitu kami berpindah ke tim yang teirisi penuh dengan player, misi ini bisa rampung dalam waktu 2 menit dari 5 menit yang disediakan, tanpa kesulitan yang berarti. Ada kebutuhan untuk sedikit membuat AI-AI ini lebih agresif dan kuat memang jika player misalnya berujung ingin mencicipi God Eater 3 dalam mode offline secara penuh. Berita buruknya lagi? Tidak ada sistem party yang memungkinkan Anda untuk mengundang teman Anda yang lain dan bermain bersama. Sebuah keputusan yang absurd.

God Eater 3 jagatplay part 2 10 1
Sayangnya, AI yang diusung tak begitu agresif hingga perbedaan performa ketika tim diisi penuh oleh player manusia begitu kentara.
God Eater 3 jagatplay part 2 31
Ia juga tidak mengusung sistem undang party untuk friendlist.

Tetap saja, keputusan untuk menyuntikkan AI di ruang yang kosong, terutama untuk Assault Mission tentu saja tambahan yang pantas untuk disambut baik. Peran AI di mode cerita yang cukup esensial dan terkadang bahkan cukup untuk menyelamatkan Anda dari situasi yang buruk juga fantastis. Ini adalah sebuah fitur ekstra yang membuat God Eater 3 lebih baik daripada produk kompetitif sejenis, dalam hal ini – Monster Hunter.

Kesimpulan

God Eater 3 jagatplay part 1 107 1
Jika ada satu hal yang berhasil dilakukan God Eater 3 kepada kami, gamer yang selama ini terhitung memandangnya sebelah mata adalah keberhasilan untuk menyajikannya sebagai game perburuan monster dengan sisi action RPG yang jauh lebih kental dibandingkan game kompetitor lain dan pada akhirnya, menawarkan pengalaman unik yang menggoda. Kombinasi yang membuatnya terasa seperti game yang lebih sederhana, tetapi juga tidak kalah seru di saat yang sama.

Sebagai gamer pendatang baru yang belum pernah mencicipi seri God Eater sebelumnya, kami harus mengakui bahwa franchise ini ternyata berujung menjadi game perburuan monster yang walaupun lebih sederhana, namun terasa lebih cepat, seru, dan intens di saat yang sama. Ia berhasil membangun identitas yang unik lewat kualitas visualisasi, desain karakter dan monster, serta kisah yang punya aroma anime yang lebih kental daripada produk sejenis di pasaran. Dipadukan dengan begitu banyaknya hal yang bisa Anda modifikasi untuk membangun gaya bermain Anda sendiri, ada daya tarik untuk terus terjun masuk, melakukan proses grinding material, mendapatkan senjata lebih kuat, dan bersiap untuk Assault Mission yang bisa dicicipi bersama dengan player lainnya.

Walaupun demikian, bukan berarti God Eater 3 bisa dibilang sempurna. Salah satu hal yang paling kami benci darinya adalah caranya menyajikan cerita. Alih-alih langsung bergerak dari cut-scene ke cut-scene yang lain dan hanya menyisakan Anda kesempatan untuk mempersiapkan diri sebelum beralih ke monster selanjutnya, mereka mengharuskan Anda untuk mencari dan bertemu dengan karakter NPC terlebih dahulu, membangun dialog tak penting, sebelum beralih ke misi selanjutnya. Harus selalu melakukan hal ini sebelum bisa bergerak ke misi baru adalah sesuatu yang menyebalkan. Karena mau tidak mau harus diakui, mereka bisa melakukannya secara otomatis dan melewatkan Anda dari rutinitas aneh ini.

Kelemahan kedua adalah kombinasi kontrol yang terkadang terasa tak masuk akal. Menyuntikkan aksi Step dan mengambil barang / aksi terkadang membuat hasil yang Anda inginkan berakhir berbeda. Menyematkan tombol Shield di kombinasi tombol R1 misalnya membuatnya tidak intuitif, membuat kami nyaris tidak pernah menggunakannya. Menyembatkan tombol pad untuk mengakses invetory item dan kemudian menggerakkannya dengan L1-R1 misalnya membuat Anda rentan melakukan kesalahan. Seharusnya ada sistem mekanisme kontrol yang walaupun bisa dimengerti mustahil untuk tidak kompleks, namun terasa intuitif untuk digunakan.

Jika ada satu hal yang berhasil dilakukan God Eater 3 kepada kami, gamer yang selama ini terhitung memandangnya sebelah mata adalah keberhasilan untuk menyajikannya sebagai game perburuan monster dengan sisi action RPG yang jauh lebih kental dibandingkan game kompetitor lain dan pada akhirnya, menawarkan pengalaman unik yang menggoda. Kombinasi yang membuatnya terasa seperti game yang lebih sederhana, tetapi juga tidak kalah seru di saat yang sama.

Kelebihan

God Eater 3 jagatplay part 1 40
God bless Hilda..
  • Cerita yang cukup membuat penasaran
  • Desain karakter dan monster kreatif
  • Modifikasi begitu banyak elemen untuk meracik gaya bermain sendiri
  • Dukungan AI yang mumpuni
  • Proses grinding dengan informasi mendetail untuk memudahkan pencarian
  • Ragam skill dan senjata yang bisa digunakan
  • Hilda
  • Musik yang keren

Kekurangan

God Eater 3 jagatplay part 1 171
Mengecewakan melihat dunia yang seharusnya potensial untuk dieksplorasi dan diisi dengan lore ini berujung sekedar arena kecil yang terkotak-kotak.
  • Dipaksa berbicara dengan NPC sebelum bisa bergerak ke misi selanjutnya alih-alih melakukannya secara otomatis
  • Tidak ada konsep dunia yang terbuka untuk dieksplorasi
  • Sistem kontrol tidak terasa intuitif
  • Tidak ada sistem party untuk Assault Mission

Cocok untuk gamer: yang menikmati seri God Eater sebelumnya, butuh game action RPG dengan efek perburuan monster

Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan pengalaman serupa dengan Monster Hunter, yang tidak suka game dengan cita rasa anime yang kental

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…