Review Devil May Cry 5: Kembali dengan Penuh Gaya!
Akhirnya, Modern!

Jika kita berbicara soal salah satu engine favorit terbaru di kalangan gamer, terutama gamer PC karena kualitas visual dan optimalisasi yang ia usung, maka acungan dua jempol memang pantas diarahkan ada RE Engine milik Capcom. Digunakan pertama kali di Resident Evil 7 dan juga memperkuat Resident Evil 2 Remake, kehadirannya sebagai basis untuk Devil May Cry 5 seolah kian menguatkan posisinya sebagai engine yang fleksibel. Tidak sekedar mengembangkan game first atau third person shooter dengan cita rasa sinematik, ia juga bisa digunakan meracik game action super tinggi dengan penuh gaya. Kemampuannya untuk tidak hanya menawarkan lingkungan penuh detail saja, tetapi juga efek partikel yang ramai ketika bangunan hancur atau sekedar material pakaian yang tepat sasaran membuat Devil May Cry 5 kembali dengan cita rasa modern yang seharusnya.
Jika ada satu hal yang ingin kami puji dari langkah Capcom terlepas dari implementasi RE Engine yang ia usung, adalah tidak memaksakan “wajah realistis” ala Resident Evil 7 dan Resident Evil 2 sebelumnya yang memang didasarkan pada wajah model di dunia nyata. Mereka berhasil mempertahankan bentuk wajah dari seri sebelumnya, membuatnya lebih modern, tetapi di sisi lain – tetap terasa familiar bagi gamer yang sudah sempat mengenal mereka di masa lalu, termasuk Dante sekalipun. Acungan jempol bahwa terlepas dari beragam perubahan yang diusung, Devil May Cry 5 tidak banyak mendapatkan “kontroversi” karena arah baru modern untuk karakter-karakter mereka ini. Mereka bahkan berhasil mengeksekusi tampilan Trish dan Lady dalam gaya “modern” yang keren.


Acungan ekstra jempol juga pantas diarahkan pada desain karakter baru dan monster yang selalu fantastis. Dari sisi karakter, Anda bertemu dengan Nico – seorang engineer seksi yang mampu meracik senjata keren untuk Dante dan Nero. Dengan aksen selatan yang begitu kental, sulit rasanya untuk tidak membandingkan cara Capcom memperlakukan Nico dan Square Enix memperlakukan Cindy di Final Fantasy XV. Ketika Square Enix terasa seperti hanya menjual sensualitas Cindy semata dengan peran yang begitu minim, Capcom memperlakukan Nico dengan “begitu baik”. Ia langsung didorong menjadi karakter pendukung yang mumpuni, dengan kepribadian unik dan kuat, fungsi di gameplay yang signifkan, hingga cut-scene super keren yang melebur dengan cita rasa Devil May Cry yang seharusnya. Membandingkannya dengan Cindy yang hanya sekedar berdiri, hadir dengan aksen selatan, dan peran yang mudah terlupakan, kami begitu lega melihat cara Capcom menangani Nico. Ia adalah karakter tambahan untuk sebuah franchise matang yang ditangani dengan baik.
Sementara dari desain monster, Devil May Cry memang selalu hadir dengan desain yang tidak pernah mengecewakan. Untuk seri kelima ini harus diakui, bahwa ada beberapa boss yang jelas terinspirasi atau memang berhubungan musuh atau boss yang sempat Anda tundukkan di masa lalu, sehingga bagi mereka yang sempat mencicipi seri lawasnya mungkin sedikit merasakan minimnya variasi di seri teranyar ini atau justru, jatuh hati karena sensasi nostalgia yang ada. Namun hadir dari dalamnya neraka, tidak ada satupun desain iblis ini yang mengecewakan. Dari kembalinya Cerberus dalam bentuk yang lebih garang, hingga Goliath yang lewat mulut di perutnya siap untuk menelan siapa saja. Mengancam dan memukau, ini yang akan Anda rasakan setiap kali berhadapan dengan boss di seri ini. Berita baiknya? Musuh biasa yang Anda temui juga hadir dengan desain sama kerennya, sembari siap untuk tampil menyebalkan lewat animasi serangan yang ada. Cukup bagi kami untuk mengutuk siapapun yang mendesain musuh dengan kemampuan teleport di sini.


Kami juga lega melihat karakteristik karakter utama seperti Dante dan Nero yang kembali tampil sebagai para pemburu iblis yang tidak pernah lupa cara bersenang-senang. Dengan Dante yang untungnya tidak terinfeksi sindrom “Devil May Cry 2” dan kembali dengan begitu banyak momen menggelikan, kami juga bergembira melihat Nero mulai memperlihatkan kecenderungan yang sama. Rasa sombong yang terbayar lewat kemampuan membasmi iblis yang memang tidak bisa dipandang sebelah mata mengingatkan Anda pada aksi Dante di masa lalu. Sebuah perubahan karakter yang kami sambut dengan tangan terbuka.
Kita juga tidak bisa berbicara soal seri terbaru Devil May Cry tanpa memberikan apresiasi ekstra pada konsistensi untuk menyuntikkan musik super keren di dalamnya. Seri kelima ini juga tidak ketinggalan menyuntikkan elemen tersebut. Musik-musik super keren akan membantu membangun atmosfer yang Anda butuhkan sembari beraksi cepat. Capcom juga mempertahankan sistem asosiasi musik dengan gaya yang Anda dapatkan. Semakin tinggi nilai gaya bertarung yang Anda dapatkan, maka musik bisa berujung mengalun berbeda, lebih keras, lebih cepat, lebih “merdu” untuk disajikan bersama dengan bunyi denting senjata Anda. Yang menarik, pilihan musik kali ini tidak lagi terbatas pada rock dan metal seperti seri-seri sebelumnya. Musik yang mengiringi aksi V misalnya, lebih cenderung masuk dalam genre EDM.
Dengan semua sisi presentasi ini, acungan dua jempol pantas untuk diarahkan pada Capcom. Bahwa seperti halnya yang terjadi dengan Resident Evil 2 Remake, mereka sepertinya mengerti apa yang fans mereka inginkan dengan seri terbaru dan memenuhi semua harapan tersebut. Visualisasi memesona, kepribadian dan animasi super keren ala seri Devil May Cry selama ini, model karakter yang tidak banyak berubah, dan pilihan musik yang begitu cocok akan menemani perjalanan Anda di Devil May Cry 5 ini.
Tiga Karakter, Tiga Gaya

Cita rasa klasik memang akan langsung Anda temui di Devil May Cry 5, yang akan membuat Anda merasa familiar, terutama jika Anda sempat mencicipi seri-seri sebelumnya. Mereka mempertahankan gaya kamera yang walaupun bisa Anda atur dengan lebih bebas saat ini, namun mencerminkan cita rasa fixed yang kentara seperti seri terdahulu. Anda akan bertemu dengan banyak skenario dimana pertarungan atau proses eksplorasi terjadi dengan sudut kamera yang terhitung dekat, namun langsung disesuaikan (menjauh) ketika kondisi pertarungan mengharuskan hal tersebut. Sudut kamera seperti ini bahkan tetap membuat aksi platforming, melompat dari satu tempat ke tempat lain, terasa sedikit sulit. Namun alih-alih terasa menyebalkan, situasi ini justru menghasilkan sensasi nostalgia yang kuat.
Maka seperti seri Devil May Cry sebelumnya, ia tetap game action yang diracik penuh gaya. Bahkan gaya bisa dibilang merupakan “elemen utama” untuknya. Semakin bervariasi serangan Anda, semakin banyak kombo yang Anda hasilkan, semakin efektif Anda menghabisi bar HP musuh, maka Anda akan berhadapan dengan nilai gaya yang bertambah pula. Berangkat dari “D” sebagai nilai terendah hingga “SSS” sebagai nilai tertinggi, angka gaya ini akan menentukan seberapa banyak Red Orb yang Anda tuai. Maka seperti yang bisa diprediksi, Red Orb berfungsi sebagai resource untuk memperkuat setiap karakter yang ada lewat sistem beli item dan kemampuan, baik lewat Van


Tetapi nilai jual utama Devil May Cry 5 tidak bisa dipungkiri terletak pada sistem 3 karakter yang ia usung. Walaupun tidak bisa dipilih secara bebas dan hanya mengikuti sisi cerita saja, Anda akan berkesempatan untuk bertarung sebagai Nero, V, dan Dante dalam kesempatan yang berbeda-beda. Berita baiknya? Bukan sekedar beda tampilan saja, ketiganya hadir dengan karakteristik serangan unik yang membuat sekuens cerita Devil May Cry 5 itu sendiri tidak terasa repetitif. Ini salah satu hal yang membuat Devil May Cry 5 terasa fantastis.
Nero datang dengan Devil Breaker. Mengingat Devil Bringer yang jadi andalannya di seri keempat hilang karena Yamato, kerjasama dengan Nico memberikannya tangan mekanikal baru. Kerennya lagi? Tidak hanya satu, akan ada begitu banyak varian Devil Breaker yang bisa digunakan Nero di sepanjang perjalanan, yang masing-masing darinya punya sifat dan kegunaan yang berbeda. Ada Devil Breaker seperti “Tomboy” yang akan secara otomatis mengaktivitasi motor pedang Nero ke level maksimal, “Punch Line” yang bisa membuat tangan tersebut meluncur dan menyerang musuh secara otomatis, hingga “Gerbera” yang memungkinkan Anda untuk melompat di udara sembari menghasilkan damage pada musuh.


Devil Breaker diposisikan layaknya item. Nero akan bisa membawa Devil Breaker ini beberapa sekaligus, namun absen dengan kemampuan untuk memilih dan menggantinya kapanpun ia inginkan. Setiap darinya tampil begitu rapuh. Jika Anda berujung diserang / menerima damage pada saat Devil Breaker diserang, ia akan hancur secara permanen. Ini berarti, segala kemampuan yang baru Anda gunakan akan lenyap dan digantikan oleh varian Devil Breaker selanjutnya. Anda juga akan kehilangan Devil Breaker Anda jika Anda mengeksekusi varian serangan terkuatnya yang biasanya efektif untuk menghasilkan efek AOE tersendiri. Anda juga bisa menghancurkan Devil Breaker ini secara manual untuk aksi parry anti-gagal yang biasanya efektif untuk menghindarkan Anda dari jenis serangan grab milik musuh. Ada level strategi di dalam “senjata” baru Nero ini.
Secara sederhana, Devil Breaker berperan sebagai “pengganti” Devil Bringer yang terhitung cukup efektif. Apalagi ia juga diperkuat dengan kemampuan Grab ala Devil Bringer yang memungkinkan Nero untuk menarik musuh mendekat atau membuatnya mendekati musuh lebih besar secara instan, membuka potensi untuk serangan kombinasi lebih lanjut. Nero juga kembali dengan kemampuan charging untuk pedang bermotor-nya yang khas, memungkinkan serangan damage lebih besar jika dieksekusi dengan baik. Dengan semua kombinasi hal yang bisa ia lakukan, lapisan strategi untuk bermain Nero memang menebal, terutama di playthrough pertama. Ini bukan lagi soal seberapa cepat Anda menyerang atau menghindar, tetapi juga memikirkan runtut Devil Breaker yang Anda bawa ke pertarungan. Favorit kami? Tetap “Tomboy” yang berperan sebagai tangan yang high risk – high reward.
V datang sebagai karakter yang paling unik dan berbeda dibandingkan Nero dan Dante (yang akan kita bahas selanjutnya). Karena alih-alih bertarung dengan tangannya sendiri, V berperan sebagai summoner yang mengandalkan tiga monster andalannya – Griffon (burung), Shadow (panther), dan Nightmare – sebuah monster raksasa yang bisa berubah bentuk dengan kemampuan laser yang hebat. Nightmare diposisikan sebagai serangan ultimate serupa dengan Devil Trigger, sementara Shadow adalah serangan melee dan Griffon adalah serangan range. Mengingat posisinya yang lebih rentan, Anda memang didorong untuk bermain dengan lebih berhati-hati dengan V. Menjaga jarak sembari memberikan perintah bagi ketiga monster Anda untuk menghabisi siapapun yang berada di depan mata adalah solusi terbaik. Pada akhirnya, V akan bergerak untuk melemparkan serangan terakhir pada siapapun musuh yang berhasil dikalahkan oleh sang summon.


Harus diakui, bahwa dari ketiga karakter yang ada, V memang terhitung sebagai karakter yang paling noob-friendly. Mengapa? Karena ada banyak situasi yang memungkinkan Anda untuk melakukan spamming summon Anda, tanpa sekuens spesifik ala Devil May Cry selama ini, dan melihat bar “gaya” Anda melonjak dengan cepat dan musuh yang kelabakan. Yang perlu Anda lakukan dengan V hanyalah memastikan diri berada di belakang garis pertempuran dan menghindari jika dibutuhkan. Sisanya? Menekan tombol melee dan range seganas mungkin dan mengeluarkan Nightmare jika momen itu tepat. Bahkan di tingkat kesulitan tinggi, strategi seperti ini masih bisa berhasil.
Karena sistem seperti inilah, kami mencurigai bahwa V sendiri memang didesain oleh Capcom untuk mempermudah jalan para gamer pendatang baru yang masih canggung dengan sistem serangan penuh kombinasi yang mungkin terasa menyulitkan. Mengapa? Karena di beberapa titik cerita dimana Anda berkesempatan untuk memilih karakter, V selalu hadir di sana. Ia terasa seperti sebuah solusi instan bagi mereka yang tidak ingin dipersulit dengan “omong kosong” Dante dan Nero.


Sementara untuk Dante, pemburu iblis super keren ini masih seperti yang Anda kenal. Berbeda dengan Nero yang mengandalkan Devil Breaker, serangan Dante difokuskan pada satu kata – Fleksibilitas. Pertama, ia diperkuat dengan 4 buah jenis gaya – Trickster (evade), Gunslinger (range), Swordmaster (melee), dan Royal Guard (defense), yang masing-masing akan memberikan Anda skill khusus bergantung senjata yang tengah Anda gunakan, hingga Anda bisa menyesuaikannya dengan kondisi pertarungan. Kedua? Dante punya kemampuan untuk berganti-ganti senjata range dan melee secara instan ketika bertarung. Bergantung pada seberapa “jago” dan cepat tangan Anda, ada begitu banyak potensi serangan kombinasi yang bisa Anda hasilkan. Bahkan di usianya yang terlihat semakin menua, Dante tetap jadi pemburu iblis dengan kombinasi serangan paling penuh gaya.

Satu yang menarik dari sistem ketiga karakter yang membuat sesi cerita Devil May Cry 5 sama sekali tidak terasa membosankan ini adalah fakta bahwa ketiganya berbagi Orb Merah yang sama. Benar sekali, alih-alih membuat resource super penting ini hadir spesifik untuk masing-masing karakter, ia justru hadir dengan sistem berbagi. Ini berarti, seberapa “bergayanya” Anda untuk setiap karakter yang Anda gunakan akan sangat berpengaruh pada kemungkinkan upgrade untuk karakter yang lain. Ini juga berarti, Anda berkesempatan untuk mengumpulkan Red Orb dengan karakter yang menurut Anda paling mudah untuk digunakan dan mendistribusikannya untuk karakter yang di mata Anda, paling sulit. Dengan ekstra skill baru ini, ada kemungkinan karakter “sulit” di mata Anda ini akan jauh lebih mudah ditoleransi. Kami sendiri mengapresiasi sistem seperti ini.
Sementara untuk dari segi inovasi, Devil May Cry 5 hadir dengan sistem baru bernama “Cameo System” yang sebenarnya bisa disederhanakan sebagai multiplayer kooperatif yang tidak bisa Anda kendalikan sama sekali. Sebelumnya, kami sempat membicarakan momen dimana Anda bisa memilih karakter di salah satu cabang cerita atau bagaimana cerita memosisikan Anda tengah bergerak bersama karakter yang lain. Kerennya, Capcom memastikan bahwa karakter apapun yang tidak Anda pilih misalnya tetap akan hadir di pertarungan, tetapi dimainkan oleh user lain yang kebetulan memilih karakter tersebut. Semuanya berjalan secara real-time, yang berarti Anda akan menikmati level tersebut bersandingan dengan user lain.


Di akhir permainan, Anda bisa memberikan nilai seberapa “Stylish” gaya bermain mereka yang tentu saja, akan memberikan reward kepada mereka sebuah Gold Orb. Gold Orb adalah resource yang bisa Anda korbankan untuk proses revive. Proses yang sama juga berjalan sebaliknya, dimana mereka bisa menilai performa Anda dan memberikan Anda resource ini.
Dengan semua kombinasi ini, Devil May Cry 5 jelas memenuhi mimpi dua jenis gamer. Gamer yang sudah mengenal asam garam seri lawas ini akan bisa menikmati semua sensasi familiar dan identitas kuat yang tetap dipertahankan. Semuanya dibalut dengan sensasi baru untuk aksi gameplay V yang bergerak maju. Sementara di sisi lain, gamer pendatang baru juga punya ruang untuk menikmati semua alasan mengapa Devil May Cry selalu digadang sebagai salah satu game action terbaik.