Review RAGE 2: Aksi Asyik dengan Masalah Klasik!
Kiamat Warna-Warni

Salah satu hal yang paling membedakan RAGE 1 dan RAGE 2 adalah penerjemahan soal konsep dunia post-apocalyptic itu sendiri. Walaupun keduanya masih menjadikan kendaraan, lengkap dengan pertarungan ala Mad Max, sebagai salah satu daya tariknya, keduanya hadir dengan dunia yang berbeda. RAGE pertama mengusung dunia super gersang penuh debu, yang pada akhirnya, meninggalkan kesan dunia post-apocalyptic yang lebih serius. Sementara RAGE 2 datang dengan nilai estetika yang penuh dengan warna. Hasilnya? Adalah dua tone berbeda yang mau tidak mau, akan berpengaruh pada atmosfer permainan itu sendiri.
Cara RAGE 2 memperkenalkan warna pada dunia pasca kiamat yang ia usung memang tidak “segila” Far Cry New Dawn yang menempatkan kontras warna-warna cerah tersebut di setiap sudut wilayah yang ada, baik lewat mural ataupun rongsokan kendaraan yang ada. Mereka lebih menerapkannya pada desain karakter dan kota, baik dari pakaian hingga neon-neon yang Anda temui di Trade Town terdekat. Permainan warna yang satu ini juga muncul dari ragam efek serangan yang bisa dilakukan sang karakter utama. Kami harus mengakui bahwa caranya menangani kiamat warna-warni ini memang terhitung lebih elegan. Setidaknya cukup untuk membuat Anda percaya, bahwa di sebuah dunia yang diisi dengan begitu kehancuran dan masa depan yang tidak jelas, warna memang melambangkan sedikit optimisme di dalamnya.


Dunia yang ia tawarkan juga ternyata cukup beragam. Terlepas dari fakta bahwa Anda tengah bertempur di sebuah dunia post-apocalyptic, gurun yang gersang bukan satu-satunya area yang Anda temui. Di daerah bagian utara, Anda akan bertemu dengan hutan tropis yang lebat, dengan jalur gerak kendaraan yang untungnya, tidak lagi dibangun di atas pasir.
Bersama dengan ekosistem seperti ini, Anda juga akan bertemu dengan banyak reruntuhan gedung dan sejenisnya yang mengisyaratkan peradaban masa lampau manusia. Sementara dari desain musuh, Anda bisa menemukan beda para faksi hanya dari jenis pakaian dan dandanan mereka. Kerennya lagi? Mereka juga saling membenci satu sama lain, dimana Anda terkadang bisa melihat pertikaian mereka saat mengeksplorasi dunia open-world RAGE. Yang membuat kami jatuh hati adalah animasi serangan yang super keren, dari yang menggunakan bat baseball untuk memukul granat hingga pelontar molotov dengan sedikit gerakan kungfu di atasnya. Musuh di RAGE 2 memang punya pesonanya sendiri. Sayangnya, pesona ini tidak diusung karakter NPC, pemberi side-quest sekalipun, yang terasa hambar.


Sementara untuk musik, kami menyukai pilihan yang ia tawarkan. Serupa dengan apa yang diusung Bethesda di DOOM, sebagian besar momen RAGE 2 juga diisi dengan lagu cadas yang membuat aksi tembak cepat Anda menjadi lebih intens. Walaupun harus diakui tidak seikonik apa yang ditawarkan DOOM, namun setidaknya ia mendukung atmosfer yang ada. Sementara dari kualitas voice acting, tidak ada yang istimewa. Anda tidak akan bertemu dengan kualitas dialog dengan konten yang akan terus Anda ingat sepanjang masa, namun ia menjalankan tugasnya dengan baik – mengkomunikasikan garis cerita klise yang akan menjadi motivasi eksplorasi Anda, tidak lebih.
Maka dari sisi presentasi, RAGE 2 memang menawarkan pendekatan yang cukup berbeda dengan RAGE pertama. Ia kini hadir dengan dunia yang terasa lebih hidup, animasi serangan musuh yang lebih fantastis, lebih banyak warna untuk sedikit melambangkan rasa optimisme akan masa depan di dalamnya sembari mengusung pendekatan yang berbeda dengan Far Cry New Dawn, dan tetap – musik yang intens. Untuk urusan yang satu ini, RAGE 2 berhasil menumbuhkan identitas uniknya sendiri.
DOOM Open-World

RAGE 2 memang tidak lagi dikembangkan oleh id Software sendirian. Ia kini merupakan hasil kolaborasi dengan Avalanche Studios yang notabene, merupakan otak di balik seri Just Cause dan Mad Max di masa lampau. Namun di sisi lain, begitu Anda mencicipi sisi aksi RAGE 2, Anda sepertinya tidak akan sulit menemukan bahwa ada campur tangan yang jelas dar id Software di sini, terutama dari sisi menggunakan senjata. Karena mau tidak mau harus diakui, aksi tembak-menembak ini adalah bagian terbaik dari RAGE 2.
Hadir dengan begitu banyak varian senjata yang bisa Anda dapatkan, dari yang standar seperti handgun dan shotgun yang berfungsi layaknya senjata serupa di game FPS yang lain hingga anti-grav dimana Anda bisa mengaitkan musuh Anda dan membuang mereka ke arah manapun Anda inginkan, aksi tembak-tembakan ini memang menjadi intisari dari RAGE 2 itu sendiri. Berlangsung cepat dengan efek yang destruktif pada tubuh musuh yang menjadi target Anda, kesan kuat yang membuat banyak dari kita jatuh hati pada DOOM memang tidak terelakkan. Dengan pace pertempuran yang sama, tanpa basa-basi, RAGE 2 menawarkan daya tarik serupa.


Walaupun demikian, bukan berarti RAGE 2 tidak datang dengan sesuatu yang berbeda dan istimewa. Salah satunya muncul dari pakaian Ranger yang digunakan oleh Walker itu sendiri. Bahwa tidak sekedar tampil sebagai pakaian pelindung, ia juga diposisikan sebagai “senjata” yang membuatnya tampil tak ubahnya seorang karakter superhero. Implementasinya di gameplay? Eksistensi sistem skill! Berbasiskan sistem cooldown, Anda bisa melakukan beragam aksi baru untuk mendampingi aksi tembak-menembak yang ada. Anda bisa menggunakan skill ini secara ofensif, dari melakukan tinju ke tanah yang mampu “meratakan” musuh di sekitar hingga aksi dorong yang bisa membuat mereka berakhir hancur berkeping-keping. Tetapi beberapa skill yang lain membantu proses eksplorasi, dari sekedar berlari cepat hingga double jump untuk mencapai tempat lebih tinggi.
Inti dari skill ini tentu saja untuk membantu aksi Anda di dalam RAGE 2. Aksi ofensif berperan maksimal untuk crowd control, mengingat Anda seorang diri akan bertempur melawan belasan hingga puluhan musuh sekaligus. Selain senjata berat Anda seperti Missile Launcher misalnya, Skill ini akan membantu Anda bisa menghabisi beberapa musuh sekaligus. Apalagi varian musuh untuk setiap faksi juga tampil berbeda, dimana beberapa di antaranya akan diperkuat dengan armor khusus yang akan sulit untuk ditundukkan dengan peluru semata. Seperti yang bisa Anda prediksi, musuh seperti ini akan lebih efektif dihabisi dengan skill. Sementara Skill yang lebih berfokus pada aksi eksplorasi tentu saja akan membantu Anda bergerak lebih cepat dan pada akhirnya, lebih mudah menemukan lebih banyak reward untuk proses upgrade nantinya.


Selain musuh biasa, RAGE 2 juga memuat pertarungan boss di dalamnya. Hadir dalam beberapa varian, dari sekedar faksi yang menggunakan mecha pelontar api dan misil hingga Mutant berukuran raksasa yang berusaha untuk membuat Anda rata dengan tanah melalui kekuatan fisik mereka, RAGE 2 setidaknya menawarkan variasi yang membuat sisi aksi ini tidak terlalu monoton. Walaupun harus diakui, pada akhirnya, setiap dari mereka tidak bisa dibilang sulit. Memang ada beberapa yang butuh sekuens aksi tertentu dan titik kelemahan yang harus diperhatikan, namun sebagian besar dari mereka akan tunduk di bawah belasan misil dan ratusan peluru yang Anda lontarkan. Satu yang pasti, desain setiap dari mereka, walaupun beberapa di antaranya terlihat serupa, memang pantas mendapatkan acungan jempol.
Untuk memastikan bahwa chance Anda untuk bertahan hidup tetap tinggi, RAGE 2 juga menyuntikkan sebuah sistem bernama Overdrive. Terpicu dengan warna-warni super cerah yang tiba-tiba mengisi layar dan sepertinya siap untuk memicu penderita epilepsi di seluruh dunia, Overdrive akan membantu Anda bertahan hidup. Ia membuat regenerasi HP menjadi jauh lebih cepat, armor menjadi lebih alot pada tembakan, dan tentu saja membuat damage yang Anda hasilkan teramplifikasi, baik dari senjata api ataupun skill yang digunakan. Untuk crowd control berbeda, Walker juga dipersenjatai dengan ragam senjata lemparan, dari Wingstick yang berfungsi bak bumerang hingga granat dan drone.


Maka Avalanche Studios juga sepertinya mengerti bahwa Anda tidak bisa menyebut sebuah game RAGE sebagai RAGE jika Anda tidak menyertakan pertempuran kendaraan di dalamnya. Dengan varian kendaraan yang bisa Anda dapatkan dan simpan, dengan satu kendaraan spesifik yang dijadikan sebagai “fokus”, gameplay ini juga kembali di RAGE 2. Anda akan bertemu dengan konvoi-konvoi berisikan reward menggoda di sepanjang rute, yang tentu saja bisa Anda rampok. Menggunakan beragam senjata yang termuat di kendaraan Anda, pertempuran dengan ekstra ledakan di sana-sini memang terasa dramatis, apalagi jika Anda menyusuri rute di area hutan misalnya. Kendaraan pemimpin konvoi juga biasanya diperkuat dengan senjata super keren, dari hujan laser dari angkasa hingga sekedar perangkap. Tidak hati-hati? Bukan tidak mungkin kendaraan Anda berakhir rusak, yang untungnya bisa Anda perbaiki secara manual.
Kendaraan juga tentu saja didesain untuk membantu proses mobilisasi Anda di dunia RAGE 2 yang cukup luas ini. Sistem fast-travel hanya didesain untuk bisa dilakukan di beberapa lokasi saja, yang sebagian besar dari mereka merupakan Trade Town dimana Anda bisa membeli dan menjual beragam barang kebutuhan Anda. Sementara untuk mengunjungi banyak titik yang menarik di peta, dari misi sampingan, sekedar lokasi tertentu, hingga misi utama, Anda harus berkendara. Ada begitu banyak varian untuk digunakan, dari mobil, motor, hingga drone yang bisa Anda tunggangi. Beberapa didesain untuk siap bertempur, sementara varian lainnya difokuskan untuk kecepatan. Berita baiknya? RAGE 2 juga menyuntikkan sistem summon berbasis uang untuk memanggil kendaraan favorit Anda, kapanpun Anda inginkan.


Maka sisa aktivitas yang Anda lakukan selain berusaha menyelesaikan misi utama RAGE 2 adalah mengitari dunianya yang cukup luas, sembari berhadapan dengan faksi manapun yang begitu tergoda untuk mencabut nyawa Anda. Sayangnya, aksi ini juga membuka satu masalah yang lain. Benar sekali, masalah klasik Avalanche.