Review Marvel Ultimate Alliance 3: Senang-Senang Rasa Usang!
“Mimpi Basah” Penggemar Marvel
Sudah bukan rahasia lagi sepertinya bahwa Nintendo Switch bukanlah sebuah platform yang di sisi performa, terhitung kuat. Oleh karena itu, cara cerdas untuk berkompromi dengan fakta tersebut memang esensial untuk tetap memastikan video game, terutama produk eksklusif, tetap menarik dari sisi visual. Bagi Team Ninja dan Marvel Ultimate Alliance 3, kuncinya adalah mempertahankan cita rasa komik yang kental lewat model tiga dimensi yang tetap dipertahankan. Namun pendekatannya bukanlah visual realistis sekelas apa yang berusaha dicapai Crystal Dynamics dengan proyek Marvel’s Avengers mereka misalnya.
Namun yang menarik adalah bagaimana mereka tetap mampu menjadikan proyek ini sebagai proyek “mimpi basah” bagi para penggemar Marvel, baik yang khatam dengan jalur komiknya ataupun yang sekedar awam dengan apa yang mereka temukan via MCU. Kuncinya terletak pada ragam cut-scene yang digunakan untuk menjelaskan plot yang tengah terjadi, sembari menyisipkan ragam sisi aksi pertarungan antara karakter-karakter ikonik yang Anda kenal. Melihat karakter-karakter ikonik ini mengeksekusi kekuatan mereka, apalagi saat berusaha menyerang satu sama lain, selalu menjadi pemandangan yang manis. Yang jadi terfavorit kami? Tentu saja scene X-Mansion yang juga melibatkan sosok Juggernaut, Deadpool, dan Wolverine di dalamnya.
Sayangnya, ada sedikit aspek setengah hati yang juga diperlihatkan oleh Marvel Ultimate Alliance 3 yang memicu kekecewaan. Benar sekali, item kosmetik. Lewat sistem level bonus yang disebut Infinity (yang akan kita bicarakan lebih dalam nanti), Anda berkesempatan untuk membuka serangkaian kostum alternatif untuk beberapa karakter spesifik. Namun alih-alih sesuatu yang gila dan radikal misalnya, sebagian besar kostum alternatif berakhir menjadi sekedar kostum beda warna yang pada akhirnya, tak semenarik itu dikejar. Sesuatu yang seharusnya bisa dieksekusi jauh lebih baik lagi oleh Team Ninja.
Walaupun tidak bisa disebut sebagai “kekurangan” karena memang konsep gameplay yang lebih difokuskan pada aksi superhero yang ada, kami juga sempat berharap bahwa ada kesempatan untuk menggunakan lebih banyak karakter villain di dalam seri yang satu ini. Team Ninja bisa saja meracik cerita khusus untuk mengakomodasi hal ini, seperti membuat tim-tim ini, superhero atau villlain misalnya, bertarung melawan satu musuh besar yang sama misalnya. Agak sedikit disayangkan melihat karakter-karakter sekelas Juggernaut atau Green Goblin tidak bisa Anda gunakan, terlepas dari potensinya tampil sebagai karakter yang menarik di sisi gameplay dan animasi serangan. Namun setidaknya, luka ini sedikit terobati dengan beralihnya posisi Venom ke kubu superhero.
Sisi audio Marvel Ultimate Alliance 3 sendiri tidak bisa disebut istimewa. Tidak akan ada musik yang siap untuk membuat Anda jatuh hati dan terus terbakar di otak Anda. Hampir semua musik yang muncul memang menjalankan tugasnya dengan baik, membangun atmosfer yang tepat terutama saat cut-scene berjalan. Namun Anda tidak akan bertemui dengan musik setara racikan Alan Silvestri di MCU misalnya. Berita baiknya? Setidaknya untuk urusan voice acting, mereka menjalankan tugasnya dengan baik. Hampir semua pengisi suara untuk setiap karakter yang ada, superhero ataupun villain, terasa cocok dan cukup “hidup” untuk dinikmati, membangun ilusi cerita superhero yang seharusnya. Sisanya? Menikmati beragam suara efek serangan yang jika mengacu pada beragamnya karakter yang hadir, setidaknya setia pada animasi seperti apa yang Anda lihat di layar.
Maka dari sisi presentasi, walaupun Marvel Ultimate Alliance 3 tidak bisa dibilang “mengagumkan” jika mengacu pada standar game-game AAA saat ini, namun kompensasi yang mereka tawarkan via cut-scene yang mengusung apa yang Anda inginkan dari sebuah game superhero, apalagi yang berbasis Marvel, cukup untuk mengobati kelemahan tersebut. Bahkan kualitasnya bisa berakhir menjadi “mimpi basah”untuk Anda para penggemar MCU yang selama ini selalu memimpikan bahwa di satu titik, semua franchise dan karakter ini akan melebur di satu ruang yang sama.
Senang Rasa Usang
Jika harus disimpulkan untuk Anda yang belum pernah pernah menyentuh seri Marvel Ultimate Alliance sebelumnya, Anda bisa melihatnya sebagai game beat’em up yang dikombinasikan dengan sedikit elemen RPG di dalamnya. Dengan menggunakan sudut pandang kamera yang sebagian besar isometrik (walaupun Anda bisa membuatnya lebih dekat ala game third person pada umumnya via opsi yang tersedia), maka sebagian besar misi yang Anda hadapi akan meminta Anda “membersihkan” tiap ruangan dari kumpulan musuh yang menghuninya. Level yang Anda temukan bergerak sesuai dengan garis cerita yang didapatkan, yang di beberapa titik, juga memuat sedikit elemen puzzle yang mudah diselesaikan. Sisanya? Menikmati garis cerita epik lewat cut-scene yang disertakan.
Kehadiran puluhan superhero Marvel yang bisa Anda pilih dan gunakan juga akan berpengaruh di Marvel Ultimate Alliance 3 ini. Mengapa? Karena mengingat format pertarungan tim berbasiskan 4 orang anggota (yang akan dikendalikan AI jika Anda tidak memiliki teman bermain offline), Marvel Ultimate Alliance 3 menawarkan sistem-nya sendiri. Bahwa bergantung pada karakter-karakter yang Anda bongkar pasang di sini, ada keuntungan yang bisa Anda dapatkan.
Pertama? Buff. Jika Anda menggunakan 2 karakter atau lebih yang berbagi kelompok atau histori Marvel yang sama, akan ada buff yang akan memperkuat performa tim secara keseluruhan. Misalnya? Anda memilih 4 karakter yang kesemuanya memiliki asosiasi dengan satu sifat yang sama – “Otak Ilmuwan” yang bertanggotakan Hulk (Bruce Banner) dan Peter Paker contohnya, dan akan ada buff spesifik yang bisa Anda nikmati. Kedua? Serangan kombinasi. Walaupun sebagian besar aksi Anda akan dihabiskan dengan mengeksekusi serangan normal dan kuat dasar yang tersedia, namun tidak ada solusi lebih efektif untuk mengalahkan musuh yang ada selain menggunakan serangan kombinasi yang bisa dieksekusi antar karakter. Sebuah mekanik yang akan Anda gunakan berulang kali selama menikmati sisi cerita Marvel Ultimate Alliance 3.
Seiring dengan sistem level yang di setiap kenaikannya juga berarti kenaikan status, dari jumlah HP hingga damage serangan setiap superhero, kenaikan level juga akan memungkinkan mereka untuk mengeksekusi serangan skill yang akan menghabiskan satu bar biru setiap kali dipicu. Setiap karakter memiliki 4 jenis serangan spesial terpisah yang jika dieksekusi tepat, juga bisa dikombinasikan dengan serangan spesial karakter lain (AI ataupun Player) untuk AOE dan damage yang lebih besar. Membangun tim untuk memastikan bahwa serangan kombinasi ini selalu tersedia juga akan menjadi motivasi tersendiri, mengingat serangan kombinasi yang disebut game ini sebagai “Synergy Attack” akan jadi kunci untuk menundukkan sebagian besar tantangan. Terkadang, Anda harus memilih untuk membangun tim berdasarkan potensi buff atau karena frekuensi Synergy Attack yang bisa Anda kombinasikan.
Karena pada akhirnya, selain buff dan Synergy Attack yang bisa dihadirkan, setiap karakter superhero ini juga memiliki karkateristik status mereka sendiri yang kembali, akan menentukan gaya bermain dan pada akhirnya – komposisi tim yang Anda racik. Bahwa memang ada tipe superhero yang memang lebih kuat di satu area tertentu dan lemah di lain atas nama balancing. Sebagai contoh? Hulk memiliki damage fisik yang besar dan HP yang tebal, namun punya bar mana yang lebih sedikit hingga serangan Skill ataupun Synergy yang bisa ia akses terhitung lambat dan terbatas. Sementara Storm, berada di sisi kebalikan. Layaknya Mage, penguasa cuaca ini punya rangkaian skill yang bisa menghasilkan efek tertentu ke musuh, damage besar, mana pool yang besar, namun beberapa serangan saja cukup untuk membuatnya tewas.
Pelan tapi pasti, Anda akan mulai membangun tim favorit yang memang sesuai dengan gaya bermain Anda. Dan biasanya? Setelah melewati beberapa proses eksperimen terutama ketika Anda mendapatkan karakter baru, Anda biasanya akan bertahan dengan satu komposisi yang memang sudah terasa pasti. Ada beberapa alasan tentu saja. Motivasi paling besar karena kecocokan karakter ini biasanya berujung menghasilkan serangan Synergy dengan frekuensi tinggi yang akan membuat perjalanan Anda lebih mudah dan Anda akan jauh lebih terbiasa karenanya. Alasan yang lain? Karena EXP Points yang Anda dapatkan saat menyelesaikan sisi cerita hanya akan tersedia untuk karakter yang memang terlibat saja. Sementara karakter di “bangku cadangan” tidak akan mendapatkan EXP Points. Berita baiknya? Ada item khusus yang bisa Anda kumpulkan di sepanjang permainan untuk memberikan karakter pilihan Anda, sejumlah EXP. Di beberapa titik, item ini biasanya cukup untuk membuat setidaknya 1 karakter di level lebih rendah “melompat” ke level setara dengan karakter yang secara aktif bertarung.
Sisanya? Tentu saja berjuang untuk menundukkan ragam musuh yang ada. Anda akan bertemu dengan setidaknya tiga buah jenis musuh – biasa, dengan armor, dan boss. Musuh biasa bisa Anda hajar dengan serangan normal untuk melenyapkan mereka selamanya. Sementara tipe musuh dengan Armor akan diperkuat dengan sebuah bar berwarna ungu yang harus Anda habisi terlebih dahulu sebelum bisa masuk ke bar HP mereka. Namun bar ungu ini akan mudah terisi cepat setelah habis kecuali Anda membuat musuh-musuh menyebalkan ini masuk ke dalam posisi Stagger, yang biasanya membutuhkan Synergy Attack. Posisi stagger berarti durasi stun lebih lama dengan damage lebih besar yang bisa Anda eksekusi.
Sementara untuk pertarungan boss? Kalilipatkan kekesalan Anda melawan musuh dengan bar ungu ini, sisipi dengan mekanik khusus yang menuntut Anda melempar bomb atau membunuh target spesifik lebih dahulu, dan Anda akan mendapatkan sensasi seperti apa pertarungan boss Marvel Ultimate Alliance 3 yang seharusnya. Berita baiknya? Dengan satu bar berwarna emas yang juga terkumpul setiap Anda mengeksekusi atau menerima damage,
Lantas, mengapa kami menyebutnya usang? Ini mungkin salah satu pertanyaan yang sudah Anda lontarkan sejak membaca sesi yang satu ini. Karena pada dasarnya, apa yang ditawarkan Team Ninja di keseluruhan pengalaman untuk Marvel Ultimate Alliance 3 ini memang setia dengan seri-seri sebelumnya, namun tidak cukup menawarkan sesuatu yang baru dan signifikan untuk membawanya ke “ranah yang lebih modern”. Sulit untuk tidak mengakui bahwa pelan tapi pasti, Anda seperti bertemu dengan sebuah game yang seharusnya dirilis 10 tahun yang lalu untuk bisa tampil memesona. Karena untuk urusan sebuah game beat’em up, ia tidak terasa memuaskan.
Salah satu sumber rasa frustrasi utama adalah betapa terbatasnya feedback yang ditawarkan game ini. Setiap serangan yang Anda lontarkan atau dapatkan memang biasanya diikuti dengan animasi tertentu, angka damage yang tertera, dan bar HP yang berkurang. Namun ia tidak pernah berakhir memuaskan. Melawan begitu banyak musuh yang berusaha menyerang Anda sekaligus, ia tidak menawarkan cukup opsi dan waktu bagi Anda untuk bereaksi. Hasilnya? Sebagian besar pertarungan yang Anda lewati berakhir dengan berusaha menghabisi musuh secepat mungkin, membiarkan bar HP Anda tergerus hingga pada batas kritikal sebelum Anda berganti karakter selanjutnya, dan mengulanginya hingga tamat. Tidak ada satupun sensasi pertarungan yang ditawarkan Marvel Ultimate Alliance 3 ini memuaskan.
Sensasi tersebut lebih buruk lagi ketika Anda melawan tipe musuh dengan bar armor ataupun boss, yang tidak akan bereaksi pada serangan Anda sampai bar tersebut hancur terlebih dahulu dan mereka jatuh pada posisi stagger. Setiap serangan yang Anda lontarkan seolah “menembus” mereka begitu saja, mengingat mereka akan mengeksekusi apapun animasi gerakan yang mereka lontarkan hingga bar tersebut hancur. Hal ini berakhir bertolak belakang dengan fakta bahwa karakter Anda, seringkali berakhir terpental dan terbaring karena serangan kuat tertentu. Kombinasi dua elemen bertolak belakang ini memicu rasa kesal tersendiri, apalagi ketika Anda menemukan bahwa musuh-musuh ini cukup tanky. Lebih parahnya lagi? Seiring dengan progress cerita, kondisi ini juga membuat bar HP Anda cepat habis tanpa Anda sadari.
Sekedar datang dan menyerang membabi buta kemudian tumbuh menjadi esensi Marvel Ultimate Alliance 3 yang di mata kami sayangnya, tidak lagi terasa relevan untuk game-game dengan pendekatan kamera isometrik seperti ini. Satu-satunya beat’em up yang bisa mengeksekusi konsep seperti ini hanyalah game action 2D yang memang didesain lugas. Team Ninja di mata kami, seharusnya bisa menawarkan konsep yang jauh lebih baik daripada sekedar konsep sederhana yang sudah usang ini. Bahkan menambahkan sekedar tombol parry berbasis timing yang tidak pernah gagal menghasilkan pertarungan intens, akan membuat keseluruhan pengalaman ini terasa lebih baik, modern, dan menarik di saat yang sama. Di Marvel Ultimate Alliance 3, tidak ada strategi yang butuh Anda terapkan. Pukul, gunakan Synergy Attack, keluarkan Extreme Attack jika sudah siap, dan mari berharap HP musuh tidak setebal yang Anda takutkan.
Tetapi harus diakui, pada dasarnya esensi Marvel Ultimate Alliance 3 memang terletak pada keasyikan mencicipi level dan mekanik super sederhana ini bersama dengan teman Anda, online ataupun offline. Memilih karakter favorit Anda masing-masing dan melihat bagaimana kolaborasi karakter ini bisa berakhir efektif atau tidak seharusnya menghasilkan kepuasan tersendiri. Pace serangan dan pertarugnan yang lambat pun bisa berakhir cepat ketika Anda mengkombinasikan karakter-karakter level tinggi dengan Synergy Attack yang seharusnya. Kami sendiri sempat menjajal mode online bersama dengan user-user yang sudah memiliki karakter level tinggi. Seperti yang bisa diprediksi, tantangan yang biasanya butuh waktu belasan menit kini berakhir bisa Anda habisi dalam waktu yang bahkan, lebih cepat.