Review Star Wars Jedi – Fallen Order: Sang Cahaya Akhirnya Tiba!
Eksplorasi Metroidvania

Salah satu aspek paling mengejutkan dari Star Wars Jedi: Fallen Order, apalagi setelah trailer perdana beberapa waktu lalu yang gagal membicarakannya, adalah bagaimana ia bukanlah sebuah game action yang linear. Dalam pengertian, ia tidak seperti Uncharted misalnya, yang akan membawa Anda dari satu daerah ke daerah lain sesuai dengan cerita yang hendak disampaikan. Tidak ada banyak kebebasan soal kemana Anda hendak mengarah selanjutnya. Yang ditawarkan Repawn di Star Wars Jedi: Fallen Order justru lebih mengarah ke sesuatu yang kita sebut sebagai “Metroidvania”. Bahwa mengikuti konsep Metroid atau Castlevania di masa lalu, proses eksplorasi ke area yang bisa atau tidak bisa Anda buka akan bergantung pada skill apa yang sudah Anda miliki. Sebuah sub-genre yang akan menuntut Anda untuk melakukan proses backtracking berulang kali.
Hal sama juga ditawarkan oleh Star Wars Jedi: Fallen Order ini. Setelah dua area pertama, Cal Kestis akan diberikan pilihan beberapa planet untuk disinggahi atas nama mendorong progress cerita. Satu dari kelima planet yang akan terbuka mendekati akhir permainan ini akan biasanya akan diikuti dengan sebuah ikon khusus yang memang dirancang untuk memberi tahu dimana Anda harus menuju. Secara sistem desain, tidak ada yang “namanya” misi sampingan di Star Wars Jedi: Fallen Order. Anda misalnya, tidak akan bertemu dengan satu NPC khusus yang meminta Anda untuk mencari dan menemukan sesuatu misalnya. Maka proses eksplorasi dan backtracking yang terjadi biasanya dikarenakan dua hal: karena dituntut cerita atau karena rasa penasaran untuk sebuah reward yang pantas.
Karena planet-planet di Star Wars Jedi: Fallen Order ini memang memiliki beberapa rintangan platforming ataupun puzzle yang tidak akan bisa diselesaikan sebelum Anda mendapatkan kekuatan The Force tertentu atau companion bot Anda – BD-1 sudah memiliki fungsi khusus yang diminta.


Sebagai contoh? Salah satu puzzle di Bogana, planet pertama yang Anda singgahi, meminta Anda untuk menggerakkan bola raksasa yang terkurung di balik sebuah jeruji besi tanpa jalan masuk. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan puzzle ini hanyalah dengan menggunakan Force Pull dan Force Push yang baru akan Anda temukan di planet yang lain. Jadi proses backtracking ke area ini kembali akan bergantung pada pilihan Anda dan biasanya terasosiasi dengan rasa penasaran belaka dan bukan misi sampingan. Ada juga planet lain dengan satu pintu raksasa dan area baru untuk dieksplorasi yang baru bisa Anda akses ketika BD-1 sudah mempelajari cara membobol sistem keamanan, misalnya. NPC di kapal seperti Cere dan Greez biasanya akan berceletuk soal area baru yang bisa diakses di masing-masing planet, namun tidak pernah “memaksa” Anda melakukannya.
Sementara tidak sedikit pula kesan Metroidvania tersebut mengakar pada sesuatu yang memang harus Anda lakukan dan berkaitan dengan cerita utama. Salah satu area di Dathomir misalnya baru akan bisa Anda akses ketika Anda sudah mendapatkan kekuatan Double Jump untuk mengaksesnya. Yang menarik adalah begitu banyaknya area puzzle yang Anda temui di sepanjang perjalanan. Sebagian besar dari mereka memang tidak sulit, namun tidak sedikit juga yang akan menuntut Anda untuk menggunakan The Force dengan tepat baik Freeze ataupun Push – Pull. Solusi untuk masing-masing puzzle ini akan mudah Anda dapatkan dengan melakukan sedikit proses observasi.
Namun sayangnya, konsep metroidvania dengan sistem perpindahan planet yang ditawarkan Star Wars Jedi: Fallen Order justru membuka sebuah ruang kelemahan yang pantas untuk dibicarakan. Bahwa keterkaitan antara kekuatan yang Anda dapatkan dan progress cerita utama justru membuat kesan linear game ini semakin kuat. Bahwa alih-alih terbuka, dimana gamer yang “rajin” mengeksplorasi misalnya akan dibekali dengan lebih banyak kekuatan dan kemampuan Force yang bisa digunakan sebagai solusi alternatif, hampir semua kekuatan baru yang didapatkan Cal dan BD-1 berada dalam kapasitas “HARUS” dan “PASTI” ditemukan atas nama progress cerita. Ini membuat proses eksplorasi tidak terasa signifikan, apalagi mengingat sistem reward yang terhitung mengecewakan.
Reward Eksplorasi Mengecewakan

Maka seperti sesi yang kami bicarakan sebelumnya, seiring dengan kekuatan baru yang diterima oleh Cal dan BD-1, semakin banyak pula area dalam masing-masing planet yang bisa Anda eksplorasi. Berita buruknya? Setidaknya dari perspektif kami, hampir sebagian besar proses eksplorasi ini akan berakhir dengan ekstra kekecewaan. Mengapa? Karena sebagian besar reward yang Anda temukan memang tidak berpengaruh banyak pada gameplay. Hanya ada dua jenis reward relevan yang bisa Anda temukan – Echo, yang notabene memori tertinggal yang bisa “dibaca” Cal untuk memperluas lore dunia yang ada sembari mendulang EXP dalam jumlah beragam dan juga Stim Canister – yang akan menambah jumlah maksimal Stim (item penyembuh) yang bisa Anda bawa sekali waktu. Untuk urusan terakhir ini, Anda bisa menyamaratakannya dengan jumlah Estus Flask ekstra di Dark Souls.
Sementara reward yang lain, terutama yang Anda temukan di beragam peti di semua planet, biasanya akan berakhir menjadi item kustomisasi kosmetik belaka, baik untuk Cal, BD-1, ataupun sang pesawat – Mantis. Benar sekali, Star Wars Jedi: Fallen Order memang menawarkan proses kustomisasi yang bisa dibilang, nyaris lengkap, yang tentu saja akan memuaskan mereka yang memang mencintai lore Star Wars itu sendiri. Salah satu yang terpenting tentu saja opsi kustomisasi lightsaber yang memungkinkan Anda untuk membongkarpasang kombinasi elemen lightsaber yang Anda gunakan, dari warna, bentuk gagang, bentuk pembungkus, hingga sekedar lingkaran dimana cahaya lightsaber tersebut mengemuka. Semua opsi untuk proses kustomisasi in akan Anda bisa Anda temukan di peti-peti selama proses eksplorasi.


Terlepas dari lengkapnya kustomisasi ini, sulit rasanya untuk tidak mengakui bahwa ada kekecewaan yang mendalam ketika menemukan bahwa semua item-item yang sudah susah payah Anda dapatkan lewat proses eksplorasi, dari memanjat tebing tinggi hingga menyelam ke danau terdalam ini, kesemuanya bersifat kosmetik belaka. Bahwa varian pakaian, gagang lightsaber, hingga warna lightsaber ini sama sekali tidak berpengaruh pada aspek dan status Cal sama sekali. Padahal di sisi lain, elemen seperti ini sebenarnya memiliki potensi untuk dipermak sedemikian rupa untuk menawarkan cita rasa RPG yang lebih kental. Jika saja, elemen-elemen ini berpengaruh pada attack, regenerasi Force, hingga sekedar perpanjangan timing parry misalnya, maka motivasi untuk mencari dan menemukan setiap dari mereka tentu akan lebih kuat. Untuk saat ini, ia terasa seperti sebuah potensi yang disia-siakan.
Satu-satunya alasan eksplorasi lain yang terasa worth-it untuk dieksekusi adalah kehadiran para Bounty Hunter yang biasanya menunggu Anda di lokasi-lokasi yang tidak pernah Anda prediksi sebelumnya. Mereka hadir sebagai optional boss yang bisa Anda tundukkan untuk ekstra EXP dan akan otomatis menghilang jika Anda berujung kalah. Menemukan mereka sebagai kejutan, bertarung, dan berakhir menang selalu meninggalkan kepuasan tersendiri.












